fbpx
ARTIKEL

Penanganan pada kehamilan dengan Plasenta Previa

| Luvi Zhea

Masalah pada KehamilanPlasenta yang terbentuk selama masa kehamilan berfungsi untuk mensuplai oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin melalui tali pusat, menghilangkan racun dari darah bayi, dan memproduksi hormon untuk mempertahankan kehamilan.

Bila Plasenta mengalami gangguan atau kelainan, maka kondisi ini akan mengganggu kehamilan seluruhnya, dengan kata lain keselamatan dan kesehatan ibu serta janin akan terancam. Salah satu gangguan Plasenta yang sering dialami oleh 1 dari 200 kehamilan adalah Plasenta Previa.

Apa itu Plasenta Previa?

Plasenta Previa merupakan suatu kondisi dimana posisi Plasenta berada di bagian bawah rahim atau di dekat Serviks, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi.

Normalnya, seiring dengan kondisi rahim yang semakin membesar, Plasenta akan melebar ke arah atas (naik dengan sendirinya menjauhi mulut rahim atau Serviks). Namun karena suatu hal, letak Plasenta ini tidak juga berubah atau melekat (menempel) pada bagian bawah rahim (Uterus).

Apa penyebab terjadinya Plasenta Previa pada ibu hamil?

Penyebab pasti Plasenta Previa belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami Plasenta Previa, seperti:

Kondisi kehamilan sebelumnya

Plasenta Previa jarang terjadi pada kehamilan pertama seorang ibu, tapi kecenderungan untuk terjadinya kondisi ini semakin meningkat pada:

  • kehamilan-kehamilan berikutnya.
  • Pernah mengalami Plasenta Previa pada kehamilan sebelumnya.
  • Pernah melahirkan bayi kembar.
  • Pernah melahirkan dengan Operasi Caesar.

Namun demikian, risiko Plasenta Previa ini akan semakin meningkat bila ibu hamil saat berusia 35 tahun keatas, walaupun itu adalah kehamilan pertama.

Memiliki kelainan pada rahim

Plasenta Previa sering terjadi akibat kelainan pada rahim, baik itu karena faktor bawaan, ataupun karena kerusakan (trauma) akibat:

  • Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya kuret atau pengangkatan Kista atau Miom.
  • Pernah melakukan Aborsi atau riwayat keguguran.
  • Kebiasaan buruk Merokok dan penggunaan Kokain dapat mempengaruhi kesehatan tubuh termasuk mengakibatkan masalah pada rahim.

Dari kondisi kelainan rahim ini, ibu bisa mengalami Plasenta Previa, walau ini adalah kehamilan pertama Anda.

Bagaimana mengetahui gejala Plasenta Previa?

Saat ibu hamil mengalami pendarahan, biasanya kondisi tersebut dicurigai sebagai indikasi adanya keguguran. Namun tidak semua pendahaan yang terjadi itu adalah akibat keguguran spontan yang sedang terjadi, melainkan bisa juga itu merupakan kondisi pendarahan yang diakibatkan oleh Plasenta Previa.

Perbedaan pendarahaan yang diakibatkan oleh keguguran spontan dengan Plasenta Previa

Bila terjadi pendarahan secara tiba-tiba pada ibu hamil, disertai kontraksi rasa kram atau nyeri perut bagian bawah yang hebat, dan bisa juga disertai keluarnya gumpalan darah seperti daging, maka pendarahan tersebut adalah akibat keguguran spontan yang sedang ibu alami.

Namun bila pendarahan yang terjadi secara tiba-tiba (volume darah bisa banyak atau sedikit) tanpa disertai rasa sakit, maka itu pendarahan yang diakibatkan oleh kondisi Plasenta Previa. Walaupun ada juga yang disertai kontraksi nyeri perut bagian bawah atau punggung, namun intensitasnya tidak sehebat saat ibu mengalami keguguran.

Selain itu pendarahan pada Plasenta Previa biasanya dapat berhenti dengan sendirinya (tanpa pengobatan), tapi akan kembali muncul dalam beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

Plasenta Previa pada umumnya terjadi pada masa awal kehamilan dan meningkatkan risiko ibu mengalami pendarahan sebelum melahirkan.

Mengapa Plasenta Previa bisa menyebabkan pendarahan pada ibu hamil?

Seiring dengan bertambahnya usia kandungan, terutama pada trimester kedua dan trimester ketiga kehamilan, leher rahim akan melebar untuk membuka jalan bagi persalinan. Karena terjadi kondisi Plasenta Previa (Plasenta menempel dan tidak dapat bergerak ke atas), dan karena otot-otot di bagian bawah rahim tidak setebal dan sekuat pada bagian atas rahim, maka pembuluh darah pada rahim (uterus) bagian bawah yang melebar akan menipis (membentang) dan pecah, sehingga menyebabkan pendarahan.

Perdarahan ini tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim (Uterus) untuk berkontraksi menghentikan perdarahan tersebut, tidak sebagaimana serabut otot uterus yang menghentikan perdarahan pada kala III (pelepasan Plasenta saat melahirkan) dengan Plasenta yang letaknya normal.

Dan semakin rendah letak Plasenta, maka semakin dini pendarahan terjadi, maka dari itu ibu hamil harus waspada agar tidak terjadi pendarahan yang hebat pada saat hamil, dan biasanya juga akan berlanjut hingga setelah melahirkan.

Cara memastikan diagnosis Plasenta Previa

Gambar kondisi Plasenta PreviaPosisi Plasenta biasanya akan diketahui melalui pemeriksaan Ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan 18-21 minggu. Bila ibu pernah mengalami pendarahan selama kehamilan, Ibu akan dianjurkan untuk menjalani USG Transvaginal agar dapat memberikan pencitraan yang lebih mendetail. Namun, bila ibu positif terdiagnosis mengalami Plasenta Previa, maka USG Transvaginal sebaiknya tidak dilakukan karena bisa mengakibatkan lepasnya Plasenta dan bahkan mengakibatkan pendarahan yang parah.

Ibu juga biasanya akan kembali menjalani proses USG sebelum melahirkan untuk memeriksa lokasi Plasenta serta detak jantung janin. Pada ibu yang mengalami Plasenta Previa, saat dilakukan pemeriksaan USG ini, mungkin saja ditemukan hasil yang menunjukan bagian terbanyak tubuh janin belum masuk pintu atas panggul pada trimester akhir kehamilan (atau terjadi kondisi sungsang pada janin yang akan dilahirkan).

Dengan pemeriksaan diagnosis ini diharapkan Dokter dan ibu bisa mengetahui secara pasti letak atau kategori Plasenta Previa tersebut, agar dapat ditentukan penanganan yang tepat saat proses persalinan.

Jenis atau kategori Plasenta Previa

Plasenta Previa dapat dibagi dalam 4 kategori. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan posisi Plasenta, yaitu kategori:

  1. Plasenta Previa Minor: Plasenta hanya tertanam di rahim bagian bawah tanpa menutupi lubang Serviks, atau kondisi ini biasanya dikenal juga dengan Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)
  2. Plasenta Previa Marginalis: Plasenta mencapai lubang Serviks bagian dalam, tapi tidak menutupinya.
  3. Plasenta Previa Parsialis: Plasenta menutupi sebagian lubang Serviks.
  4. Plasenta Previa Totalis: Plasenta menutupi seluruh lubang Serviks, termasuk saat lubang Serviks terbuka dan melebar.

Apakah ibu hamil dengan Plasenta Previa masih bisa melahirkan normal?

Tidak semua ibu hamil yang mengalami Plasenta Previa akan menjalani persalinan dengan cara Caesar. Persalinan normal masih bisa dilakukan terutama bila kondisi ini terjadi pada masa awal kehamilan atau trimester pertama. Pada masa awal kehamilan, air ketuban masih banyak sehingga janin masih bebas bergerak, dan mungkin juga ini akan berpengaruh terhadap pergerakan Plasenta.

Namun, bila tidak ada pergerakan, tinggal kita lihat, Plasenta Previa yang ibu alami masuk pada kategori mana? Bila ibu hamil mengalami Plasenta Previa kategori 1 dan 2 biasanya masih di izinkan untuk melahirkan secara normal. Sedangkan bila ibu mengalami Plasenta Previa kategori 3 dan 4, tetap harus membutuhkan prosedur Caesar.

Bahaya Plasenta Previa bagi ibu hamil dan janin

Perdarahan pada Plasenta Previa Totalis (Kategori 4) akan terjadi lebih dini dari pada pada Plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai.

Bila terjadi perdarahan hebat yang tidak tertangani, maka kondisi tersebut dapat mengancam jiwa ibu hamil dan janin. Kehamilan pada ibu juga rawan mengalami komplikasi, seperti:

  • Prolaps tali pusat, kondisi medis yang ditandai dengan masuknya tali pusat kedalam vagina sebelum atau sewaktu persalinan.
  • Prolaps Plasenta, turunya plasenta kedalam vagina.
  • Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan (Kuretase).
  • Robekan-robekan jalan lahir karena tindakan, apalagi kondisi rahim (uterus) bagian bawah yang lebih tipis.
  • Perdarahan post portum (pasca persalinan).
  • Infeksi karena perdarahan yang terlalu banyak.

Pada calon bayi, Plasenta Previa dapat mengakibatkan: janin memiliki berat kurang tidak sesuai usia kehamilan, saat lahir bayi memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bahkan, risiko kematian lebih tinggi ketimbang janin yang lahir dari kehamilan normal.

Penanganan Plasenta Previa

Bila tidak ditangani, Plasenta Previa dapat menyebabkan komplikasi serius dan berakibat fatal bagi ibu hamil dan janin, misalnya pendarahan hebat pada saat kehamilan berlangsung, saat melahirkan dan bahkan setelah proses persalinan selesai.

Langkah penanganan yang dipilih dalam mengatasi Plasenta Previa tergantung pada kondisi kesehatan ibu dan janin atau beberapa faktor, yaitu:

Apakah terjadi pendarahan atau tidak?

Bila gejala Plasenta Previa tidak disertai pendarahan, atau pendarahan yang keluar hanya sedikit, biasanya kondisi seperti ini tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, tetapi ibu harus tetap waspada akan terjadinya pendarahan yang lebih serius. Berikut tindakan atau saran untuk mengatasi Plasenta Previa tanpa atau dengan pendarahan namun sedikit:

  • Ibu hamil diminta untuk terus berbaring (menjalani Bed Rest) dan hanya boleh duduk atau berdiri bila benar-benar diperlukan, minimal sampai kondisi membaik (rata-rata 3 hari).
  • Untuk mengurangi tekanan pada Plasenta yang terletak di bawah, semua aktivitas seperti mengangkat atau membawa barang berat, ataupun semua jenis olahraga sebaiknya dihindari.
  • Hindari segala hal yang dapat memicu kontraksi, termasuk berhubungan seks saat hamil, makan makanan pedas, karena kontraksi dapat memicu pendarahan.
  • Bila ibu mengalami kekurangan darah, sebaiknya ibu mengkonsumsi obat-obatan penambah darah, atau makanan yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12. Bila diperlukan, lakukan transfusi darah. Atau bila ibu hamil mengalami pendarahaan, sebaiknya menjalani sisa masa kehamilan di rumah sakit dari usia kehamilan minggu ke-34. Langkah ini dianjurkan agar pertolongan darurat, seperti transfusi darah, bisa segera diberikan bila pendarahan kembali terjadi.
  • Sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan yang dijual bebas atau obat-obatan lainnya.

Karena tidak boleh sampai terjadi kontraksi, maka segera hubungi Dokter bila Ibu merasakan kontraksi perut (perut terasa sangat keras) atau keluar bercak darah. Karena itu merupakan tanda-tanda awal kontraksi yang berbahaya. Segera hubungi Dokter dan menuju ke rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat.

Bagaimana tingkat keparahan pendarahan yang terjadi?

Bila terjadi pendarahan, sebaiknya ibu hamil segera ke rumah sakit sebelum pendarahan bertambah parah. Apalagi bila disertai pendarahan hebat (misal: karena Plasenta lepas).

  • Dokter akan melakukan persalinan Caesar. Bayi terpaksa dilahirkan meski belum cukup bulan. Dalam kasus ini, nyawa ibu diutamakan.
  • Proses ini juga dilakukan untuk menyelematkan janin, karena Plasenta yang terlepas pada usia belum cukup bulan juga akan mengancam suplai nutrisi dan oksigen ke janin terputus.
  • Bila bayi bisa diselamatkan, maka akan diberi tindakan mematangkan paru-parunya di NICU.

Bagaimana dengan usia kandungan dan posisi Plasenta dan bayi saat ini?

Apabila hasil pemeriksaan baik, perdarahan sedikit, Plasenta masih terletak di bawah tapi tidak sampai menutupi jalan lahir, janin masih hidup belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janin masih dibawah 2500 gr, kebanyakan Dokter akan memilih untuk menunggu perkembangan selanjutnya agar janin bisa berkembang sempurna dalam rahim. Untuk itu, istirahat dan pemberian obat-obatan seperti Spasmolitika, Progestin atau Progesterone, dan observasi dengan teliti perlu dilakukan.

Prosedur Caesar atau induksi juga akan dilakukan begitu kehamilan mencapai batas usia yang cukup, yaitu minggu ke-36 atau ke 37. Namun sebelum menjalaninya, ibu biasanya akan diberi suntikan Kortikosteroid guna mempercepat perkembangan (mematangkan) paru-paru janin dalam kandungannya.

Bagaimana setelah melahirkan dengan kondisi Plasenta Previa, apakah pendarahan akan terus berlanjut?

Risiko pendarahan pasca melahirkan dengan kehamilan Plasenta Previa, akan jauh lebih besar dibanding persalinan dengan komplikasi lain. Sebab, otot-otot di bagian bawah rahim seperti yang Luvizhea.com jelaskan diatas tidak setebal dan sekiuat dibagian atas rahim, sehingga kontraksi pada rahim bagian bawah tidak sekuat kontraksi pada rahim bagian atas. Padahal kontraksi rahim yang kuat diperlukan untuk menghentikan pendarahan pasca persalinan. Maka dari itu, Dokter biasanya akan memberikan perhatian khusus pasca ibu melahirkan dengan kondisi Plasenta Previa, dan memberikan obat-obatan (seperti Pitocin) untuk mengontrol atau mengurangi pendarahan yang terjadi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah masalah Anemia pada ibu yang melahirkan dengan Plasenta Previa. Untuk itu ibu tetap harus minum suplemen penambah darah sesuai resep dan anjuran Dokter, dan bila diperlukan, ibu bisa melakukan tranfusi darah kembali pasca melahirkan.

Baca juga: Perawatan pasca persalinan dengan Operasi Caesar.

Bagikan ini di: