fbpx
ARTIKEL

Mengatasi anak kena Sawan (Sawanen)

| Luvi Zhea

Sawanen pada anakSawanen atau Kena Sawan adalah suatu kondisi dimana anak-anak (terutama balita) mendadak mengalami perubahan perilaku yang tidak seperti biasanya, atau mendadak sakit (kurang enak badan), dan itu semua terjadi tanpa alasan yang jelas yang lebih dikaitkan dengan hal-hal mistis.

Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena Sawan, ibu hamil dan juga kita yang sudah dewasa-pun bisa mengalami Sawanen, atau orang Madura menyebutnya dengan istilah Saben.

Tanda anak kena sawan

Ada banyak tanda-tanda (ciri) anak dianggap mengalami Sawanen, antara lain:

  • Anak-anak yang mulanya periang, menjadi rewel (sering menangis tidak wajar) tidak tau apa yang dimintanya, bahkan bisa menagis sepanjang malam.
  • Saat malam hari anak-anak tidak bisa tidur nyenyak seperti biasanya, anak sering terjaga saat tidur (sebentar-sebentar bangun), dan seakan merasa ketakutan.
  • Anak-anak menjadi lebih sensintif dari biasanya (mudah marah, mudah merajuk dan mudah menagis).
  • Anak-anak menjadi kagetan (mudah kaget).
  • Suhu badan anak yang Kena Sawan biasanya meningkat (Panas Demam), akan tetapi suhu pada bagian telinga dan telapak kaki terasa dingin.
  • Anak-anak menjadi lebih manja (tidak bisa lepas dari ibunya), dan ingin selalu di gendong baik itu siang maupun malam.
  • Pada kasus tertentu, anak-anak mendadak diam dengan mata melotot, dan juga bisa disertai kejang-kejang (step).
  • Anak tiba-tiba tidak mau makan atau menyusu.
  • Tubuh anak menjadi kurus dan lesu padahal asupan makanan normal.
  • Meskipun sudah berobat ke Dokter, sakitnya seperti belum juga menunjukan kearah kesembuhan.

Pantangan agar anak tidak kena Sawan

Sawanen ini sering dikaitkan dengan hal-hal berbau mistis, dan bisa disebabkan oleh hal-hal yang apabila di nalar tidak masuk akal. Namun hal ini sudah menjadi kepercayaan dari sejak dulu, sehingga menjadi tradisi turun temurun yang tidak boleh dilanggar. Bila dilanggar maka risikonya bisa Kena Sawan. Misalnya:

  • Anak-anak sebaiknya tidak diajak pergi melayat (taziyah), setelah melayat semua barang yang kita pakai dan kita bawa ketika melayat harus ditaruh dulu diluar rumah sebelum dibawa masuk, hal ini dilakukan agar anak tidak Kena Sawan Mayit. Bila sudah Kena Sawan Mayit maka mengobatinya harus mencapur Sawanan (Ramuan yang terdiri dari Bangle dan Dlingo) di campur tanah bekas terkena air saat memandikan jenazah. Dan kemudian ramuan tersebut kemudian di balurkan ke seluruh tubuh.
  • Anak balita juga dianjurkan oleh para orangtua kita untuk tidak diajak ke acara-acara tertentu, seperti: acara Walimatul ‘ursy (acara pernikahan), agar anak tidak Kena Sawan Manten. Bila anak kena Sawan Manten (pengantin) maka mengatasinya adalah dengan memberikan ramuan Sawanan tadi yang telah dicampur bunga yang telah digunakan oleh kedua mempelai. Atau bila ingin menangkal Sawanen Manten ketika anak diajak ke resepesi pernikahan, maka ibu biasanya meminta sedikit bunga yang digunakan oleh kedua mempelai, dan kemudian bunga tersebut dibawa oleh ibu dengan mengikatkannya di ujung kain gendongan si anak.
  • Bukan hanya itu, anak balita juga sebaiknya tidak diajak Tilik Bayi (menjenguk kerabat atau teman yang habis melahirkan) agar anak kita tidak Kena Sawan Bayi. Untuk menangkal dan mengatasi anak yang terkena Sawan Bayi, umumnya kita dianjurkan untuk meminta sedikit bedak bayi yang habis kita jenguk, kemudian mengoleskannya ke anak.
  • Bahkan ibu hamil juga di larang makan daging kambing, “Mengko ndak sawanen wedus”  (Nanti bisa Kena Sawan Kambing) kata orangtua jaman dulu. Karena menurut orangtua jaman dulu, makanan yang berasal dari mahkluk bernyawa, bisa nyawani (membuat Sawanen) pada janin yang dikandung bila dikonsumsi oleh ibu hamil. Itulah yang menyebabkan perut ibu merasa melilit-lilit (kram) setelah makan makanan tertentu. Untuk mengatasi Sawan Kambing ini kita diharuskan membakar sisa tulang kambing, dan abu dari tulang kambing yang habis dibakar tersebut dicampur dengan minyak atau Ramuan sawanan yang kemudian dioleskan ke perut ibu hamil.

Jadi, fenomena-fenomena seperti itu sebenarnya muncul karena pemikiran konvensional, yang bila kita lihat secara rasional untuk masa sekarang ini, sama seperti larangan untuk kita sebaiknya tidak membawa anak kecil keluar rumah saat Mahgrib tiba, karena nanti bisa membuat anak menjadi rewel akibat diganggu mahkluk halus. Pesan moral bila dinalar secara rasional adalah agar anak tidak merasa kedinginan, yang bisa menyebabkannya masuk angin, karena kondisi diluar rumah waktu Mahgrib adalah waktu dimana udara mengalami penurunan suhu yang drastis dari panas ke dingin, dan di dalam rumah tentu saja udara cenderung lebih stabil (hangat). Dan bila dilihat dari sisi spiritualnya, waktu Mahgrib adalah waktu buat kita orang muslim untuk beribadah Sholat Mahgrib.

Jadi, begitu juga dengan larangan untuk kita jangan mengajak anak-anak (terutama bayi) untuk melayat atau pergi ke acara tertentu seperti: resepsi pernikahan. Karena daya tahan anak yang masih rendah, akan membuatnya rentan tertular virus, bakteri atau kuman penyebab penyakit ketika berada di tempat keramaian tersebut. Misalnya saja, di acara tersebut ada salah seorang menderita flu, maka kemungkinan besar anak bisa tertular virus flu. Jadi bila sepulang dari melayat atau acara pernikahan anak tiba-tiba menjadi gelisah dan badannya panas, bukan tidak mungkin anak itu demam hanya karena terinfeksi oleh virus atau kuman. Bukan berhubungan dengan hal yang berbau mistis.

Selain dari pada itu, anak-anak yang punya riwayat Epilepsi, juga memiliki risiko kambuh lebih besar ketika di ajak berada pada kerumunan banyak orang. Inilah yang mungkin terjadi pada anak yang tiba-tiba mengalami kejang dengan mata melotot ketika diajak taziyah, ke acara pernikahan atau acara keramaian lainnya. Dengan kejadian seperti ini orang awam lalu menghubungkannya dengan hal-hal berbau mistis, yaitu Kena Sawan.

Sawanen menurut pandangan medis

Secara medis, penyebab Sawan belum diketahui dengan pasti, bahkan tidak dikenal istilah Sawanen dalam dunia kedokteran. Karena ilmu kedokteran modern harus menyertakan bukti rasional dan bukti ilmiah untuk menjelaskan setiap kasus, termasuk kena Sawan ini.

Pada anak-anak, perubahan perilaku tersebut bisa saja karena anak mengalami kecapean setelah diajak menempuh perjalanan jauh saat menghadiri acara pernikahan. Atau anak hanya mengalami Demam atau Flu-Pilek biasa, karena seperti kita ketahui, balita daya tahan tubuhnya masih rendah dan sangat peka terhadap perubahan suhu, sehingga membuat dia lebih rentan tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Lagi pula, anak kecil atau bayi yang rewel atau sering menangis bukan selalu berkaitan dengan Sawanen atau karena gangguan jin atau setan. Karena memang bayi menangis itu adalah cara mereka berkomunikasi, mencari perhatian dan menyampaikan bahwa mereka merasa tidak nyaman, takut, lapar atau membutuhkan sesuatu. Untuk lebih jelasnya tentang masalah bayi yang menagis terus menerus, silahkan baca pada artikel berikut: Mengatasi bayi yang sering menangis rewel tanpa sebab.

Akan tetapi, bila penanganan secara medis tidak membuahkan hasil, dan tidak juga ditemukan penyebab dari kondisi tersebut, maka kita perlu juga melakukan pendekatan sesuai dengan keimanan kita. Tetapi, semua harus proporsional, jangan ada yang berlebihan.

Artinya kita tetap harus mencari dulu penyebab ilmiahnya dari kondisi tersebut berdasarakan pemeriksaan kesehatan, bila benar-benar tidak bisa ditemukan penyebabnya secara medis, baru kita doakan atau diikutkan ritual tertentu sesuai ajaran agama kita, misalnya dengan Ruqyah dalam agama Islam.

Jangan dibawa ke dukun, karena selain tidak dapat membuktikan secara ilmiah dari penyebab sakit yang mungkin sedang diderita anak, juga bertentangan dengan ajaran agama. Jangan sampai kita terlambat mengetahui penyakit anak setelah kondisinya semakin memburuk, karena kita hanya mengandalkan berobat ke dukun tanpa melakukan pemeriksaan medis, sehingga penyakit yang diderita anak menjadi parah akibat keterlambatan penanganan.

Lalu bagaimana dengan orang dewasa yang kena Sawan setelah melayat orang meninggal?

Bila dianalisa dari segi Psikoterapi, yang dikatakan sawanen pada orang dewasa ini timbul karena faktor pikiran, perasaan yang ikut terlarut dalam suasana duka. Sehingga ketika mendengar seseorang meninggal dunia, apalagi itu masih kerabat dekat, sahabat atau teman, maka reaksi yang pertama kali muncul adalah kaget, setelah kaget, muncul perasaan kasihan terhadap keluarga yang ditinggalkannya, dan lain sebagainya. Nah, rasa-rasa yang mendalam semacam inilah yang akhirnya mempengaruhi psikisnya yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem syaraf serta mempengaruhi kinerja organ tubuh lainnya. Jadilah Anda mengalami kurang enak badan, sakit panas, meriang, tidak doyan makan, dan lain sebagainya.

Kenapa saat kena Sawan anak-anak terkadang bisa sembuh hanya dengan di beri Sawanan?

Orang-orang di pedesaan umumnya percaya bahwa anak-anak atau ibu hamil yang terkena sawan bisa diobati atau ditangkal dengan Sawanan. Sawanan adalah istilah yang dipakai untuk obat penangkal sawan. Sawanan ini umumnya ini terdiri atas unsur tumbuh-tumbuhan (Bangle dan Dlingo), tanah, dan air. Yang mana bila di analisa secara medis, bahan-bahan tersebut mengandung zat-zat penurun panas, anti-inflamasi, dan lain sebagainya.

Tanaman Dlingo disebut juga dengan nama Jeringau. Tanaman ini dipercaya dan digunakan oleh orang Banjar sebagai penghalau Kuyang dan pengusir roh-roh jahat. Dlingo yang mempunyai nama ilmiah Acorus Calamus memiliki kandungan bahan kimia berupa Saponin, Flavonoida serta minyak Atsiri. Sehingga bermanfaat sebagai obat penenang, obat lambung, obat limpa, dan biasa dipakai juga sebagai bahan baku kosmetika.

Sedangkan Bangle yang mempunyai nama ilmiah Zingiber Purpureum adalah tanaman rimpang yang berbentuk seperti Kunyit atau Jahe. Nama lain dari Bangle ini antara lain: Mungle (Aceh), Bungle (Tapanuli), Kunik Bolai (Rana Minang), Panglai (Sunda), Pandhiyang (Madura), Bale (Makassar), Panini (Bugis), Unin Makei (Ambon). Rimpang Bangle mengandung zat-zat kimia berupa Sineol, Pinen, dan Seskuitterpen. Rimpang tanaman ini juga mengandung mineral, Albuminoid, dan asam-asam organik. Efek farmakologis rimpang ini adalah penurun panas (Antipretik), peluruh kentut(Karminatif), peluruh dahak(Expektorani), pembersih darah, pencahar, dan obat cacing.

Dari paparan diatas, jelas bahwa penggunaan Bangle dan Dlingo memang bermanfaat bagi kesehatan. Hanya saja persepsi di masyarakat tentang manfaatnya perlu diluruskan. Bangle dan Dlingo dapat mencegah dan menurunkan demam karena memang mengandung zat-zat yang berperan sebagai Antipretik. Bukan karena dapat menangkal energi jahat yang dapat menimbulkan Sawanen.

Sawanen menurut pandangan Islam

Banyak yang menyebutkan bahwa Sawanen lebih disebabkan karena adanya unsur mistis yang mendasarinya (akibat gangguan jin dan lain sebagainya). Karena ada unsur mistis yang mewarnai, gangguan ini juga hanya bisa ditangkal secara spiritual. Misalnya dengan di doakan sesuai ajaran dan kepercayaan masing-masing.

Sebagai seorang muslim, kita memang wajib percaya dengan hal gaib. Karena itu termasuk salah satu dari 6 rukun iman dalam Islam. Namun dalam mengatasi Sawanen ini, seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan sebelumnya. Kita harus proporsional dalam menyikapinya, jangan ada tindakan yang berlebihan. Kita harus mencari dulu penyebab pasti berdasarkan tindakan medis. Dan apabila belum berhasil, maka kita bisa juga mengkombinasikan metode penyembuhan yang sesuai dengan syariat agama.

Namun jangan sampai kita salah langkah, dengan mengikuti anjuran dukun, seperti:

  • Menaruh gunting atau jarum peniti di bawah bantal bayi dengan keyakinan itu akan menjaganya. Sungguh ini termasuk kesyirikan karena menggantungkan sesuatu pada yang tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya.
  • Mengalungkan anak dengan ajimat, mantra dan sebagainya. Ini juga termasuk perbuatan syirik dan hanya akan melemahkan sang anak dan orangtua karena berlindung pada sesuatu selain Allah.

Lalu bagaimana cara mengatasi Sawanen dalam Islam

Dalam Islam sendiri, Sawanen ini masuk dalam kategori penyakit ‘ain. Yaitu penyakit yang timbul akibat pandangan mata yang terselip kedengkian atau kekaguman walau tanpa niat jahat.

Dalam contoh kasus anak yang terkena Sawan Bayi. Dimana Sawan bayi ini terjadi karena anak (balita) merasa kagum dengan bayi yang baru dilihatnya. Hanya dengan memandang saja, balita tersebut menangis sembari memuji “Ih, kok dia lucu banget sih…”. Dan dari sana juga terselip rasa dengki. Dimana anak bisa menjadi takut bila perhatian ibu dan orang lain disekitarnya hanya akan tertuju pada bayi tersebut. Rasa inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi psikis anak. Sehingga anak menjadi mudah rewel untuk menarik perhatian ibunya, dan mengalami perubahan sikap seperti melamun dan lain sebagainya. Dengan melamun berarti pikiran anak menjadi kosong dan di situlah jin akan dengan mudah mengganggunya.

Bayi memang sangat rentan terhadap bahaya penyakit ‘ain ini karena sejak kecil manusia pada dasarnya telah memiliki ego. Apalagi bayi juga lebih peka terhadap hal gaib dibandingkan kita yang sudah dewasa.

Mengutip Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Amrah dari Aisyah radhiallahu’anha. Yang artinya: Dia berkata, pada suatu ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu beliau berkata: “Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain” (HR. Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304).

Bahkan anak kurus juga bisa disebabkan oleh penyakit ‘ain. Sebagaimana Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu anhu. Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada Asma binti Umais: “Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Dan Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka.” (HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi).

Untuk itu bila kita ingin mengatasi anak kena Sawan maka jalan terbaik adalah dengan membawanya ke Kyai atau Ustad untuk di Ruqyah. Atau Anda juga bisa membacakan sendiri surat Alfatehah, surat Muawadzatain (surat Annas dan al-Falaq), ayat Kursi, sholawat Nabi. Dan disertai doa memohon perlindungan dan kesembuhan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah membaca doa-doa tersebut tiupkan pada air putih yang telah dituangkan kedalam gelas, lalu minumkan pada anak yang terkena Sawan.

Adapun doa yang biasa diucapkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracun dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari dalam kitab Ahaditsul Anbiya: 3120)

Atau dengan doa berikut:

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari kejahatan mahkluk-Nya.” (HR. Muslim 6818).

Kemudian, terdapat pula doa yang dibacakan oleh malaikat Jibril alaihissalam ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mendapat gangguan setan, yaitu:

“Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang mengganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu”.

Sekalipun kita mengetahui bahaya ‘ain, namun tidaklah semua dapat terjadi kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu berdoa memohon perlindungan dan kesembuhan pada Allah menjadi jalan terbaik.

Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tidak berlebihan dalam menyikapi segala sesuatu, termasuk dalam masalah ‘ain ini. Yaitu kita tidak boleh berlebihan dengan menganggap semua kejadian buruk berasal dari ‘ain. Dan juga tidak boleh menganggap remeh. Dengan tidak mempercayai adanya pengaruh ‘ain sama sekali dengan menganggap hal tersebut tidak masuk akal. Karena ini termasuk pengingkaran terhadap Hadits-Hadits Nabi.

Bagikan ini di: