Saat hamil, banyak sekali pantangan yang harus ibu hamil hindari, termasuk soal makanan yang dikonsumsi agar kehamilannya berjalan lancar. Lalu bagaimana setelah melahirkan? apakah ada makanan yang juga harus menjadi pantangan agar tidak mengganggu proses pemulihan setelah melahirkan?
Memang banyak mitos terkait makanan maupun aktifitas ibu setelah melahirkan yang menjadi pantangan yang beredar secara turun temurun di masyarakat, seperti tidak boleh keramas, tidak boleh tidur dipagi hari, ataupun tidak boleh makan ini dan itu karena takut darah nifas yang keluar akan semakin banyak, luka jahitan akan semakin becek sehingga proses penyembuhann semakin lama, ibu bisa mengalami sakit kuning, dan lain sebagainya. Namun sebagian besar mitos tersebut ada yang tidak terbukti secara ilmiah maupun medis, walaupun ada juga yang terbukti.
Salah satu anggapan yang terbukti tersebut misalnya: pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan, pantang bagi ibu untuk mengangkat beban (benda) berat. Memang hal tersebut benar, karena dengan mengangkat beban berat, maka hal tersebut dapat menekan rahim sehingga bisa membuat peranakan turun bahkan pendarahan semakin meningkat (pendarahan aktif). Selain itu mengangkat beban berat ini juga dapat menekan luka jahitan sehingga bisa membuat jahitan tersebut terbuka, dan ini yang membuat proses pemulihan semakin lama. Namun ingat, mengangkat beban berat disini,kecuali menggendong bayi. Karena akan lebih menyenangkan bila ibu menangani bayi yang dilahirkannya sedini mungkin (termasuk menggendongnya), agar ikatan batin antara ibu dan bayi semakin erat sejak dini, dan ibu tidak terlalu fokus pada rasa sakit akibat luka bekas Episiotomi ataupun Caesar.
Sebenarnya saat Anda melahirkan, baik itu secara normal dengan luka dan jahitan Episiotomi maupun dengan prosedur Operasi Caesar, tidak ada pantangan spesifik soal makanan yang harus di hindari. Ibu boleh mengkonsumsi semua jenis makanan sehat dan segar. Karena asupan nutrisi dari berbagai makanan yang ibu konsumsi sangat dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan stamina dan membantu mempercepat proses pemulihan luka jahitan melahirkan, serta meningkatkan produksi ASI untuk mendukung proses menyusui bayi secara eksklusif sejak dini.
Pantangan makanan setelah melahirkan hanya berlaku bila ibu memiliki riwayat alergi makanan (protein) tertentu karena biasanya akan membuat rasa gatal pada seluruh tubuh atau gatal pada luka jahitan melahirkan. Selain itu pantangan makanan setelah melahirkan juga berlaku pada ibu yang memiliki riwayat penyakit tertentu, karena dapat meningkatkan risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu secara keseluruhan.
Mengapa setelah melahirkan Operasi Caesar, ibu tidak boleh langsung makan?
Sebenarnya setelah melakukan Operasi Caesar, tidak ada pantangan soal makanan, karena operasi tersebut tidak melukai usus. Akan tetapi memang memerlukan tahapan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman diawal-awal setelah melakukan operasi, karena bius (terutama Anastesi umum) dapat mempengaruhi kerja usus dalam mencerna makanan (menjadi lebih lambat).
Ibu biasanya boleh makan makanan padat bila ibu telah buang angin. Kenapa harus menunggu sampai buang angin? Karena keluarnya gas tersebut merupakan pertanda bahwa usus mulai sadar dan bekerja untuk sistem pencernaan. Buang angin ini biasanya terjadi setelah 12 jam pasca operasi, tapi bila buang angin ini tidak terjadi hingga 24 jam, maka ibu bisa meminta diberikan bantuan obat untuk merangsang pengeluaran gas tersebut.
Dan setelah buang angin terjadi, ibu sebaiknya jangan langsung mengkonsumsi makanan padat. Makanlah secara bertahap dari susu, bubur saring, makanan lunak, barulah ke makanan padat (nasi). Dan bagi ibu yang telah di ijinkan makan makanan padat sebaiknya tidak perlu pantang makanan kecuali bila mengalami alergi akibat jenis makanan tertentu seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas.
Selama proses menunggu (puasa) pasca Operasi Caesar ini, nutrisi ibu akan tetap terjaga dengan adanya infus yang terpasang. Selain untuk memasukkan obat-obatan, infus ini juga untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dan memasukkan zat makanan dalam bentuk cairan glukosa dan elektrolit, sehingga ibu tidak perlu khawatir.
Namun demikian, untuk operasi Caesar dengan Anastesi lokal, ibu sudah dapat makan dan minum setelah dua jam pasca operasi. Jadi tidak menunggu selama lebih dari 12 jam seperti saat operasi Caesar dengan Anastesi umum.
Adakah makanan yang harus dihindari setelah proses melahirkan?
Seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diawal, ibu tidak harus pantang makanan tertentu setelah melahirkan. Justru untuk memenuhi asupan nutrisi dalam mendukung proses pemulihan dan proses menyusui setelah melahirkan, ibu boleh makan apapun yang di inginkan, kecuali ibu memiliki riwayat alergi makanan tertentu atau memiliki riwayat penyakit tertentu.
Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan serta meningkatkan risiko dari riwayat penyakit yang mungkin ibu alami, seperti:
Junk food dan fast food
Junk food (makanan nirnutrisi) dan fas food (makanan cepat saji) bukanlah makanan yang disarankan sekalipun Ibu tidak sedang sakit apapun. Makanan jenis ini tidak punya nutrisi serta vitamin yang dapat membantu mempercepat penyembuhan, hanya tinggi akan kalori, tinggi lemak, berminyak dan tinggi garam yang tentu dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
Dampak yang mungkin timbul antara lain mulai dari kenaikan berat badan setelah melahirkan, hingga risiko penyakit berbahaya seperti kolesterol, darah tinggi hingga penyakit jantung. Bukan hanya itu, junk food dan fast food ini dapat menyebabkan depresi apabila dikonsumsi berlebihan, untuk itu makanan jenis ini sebaiknya dihindari agar ibu tidak mengalami Baby Blues Syndrome, yaitu suatu keadaan yang muncul seperti perasaan gundah, sedih dan khawatir setelah melahirkan.
Namun yang perlu dicatat disini, belum tentu semua fast food itu tidak sehat seperti junk food. Karena fast food bisa jadi merupakan cara penyajian saja yang lebih cepat, namun nilai nutrisinya tetap ada.
Contoh dari junk food antara lain adalah gorengan, mie instan, jeroan dan daging berlemak, asinan, dan lain sebagainya.
Makanan kaya kandungan garam
Bila ibu mengalami Edema Postpartum (pembengkakan yang terjadi setelah melahirkan) yang umumnya terjadi pada bagian kaki, sebaiknya ibu juga menghindari makanan yang mengandung banyak garam setelah melahirkan. Karena garam dapat menyebabkan terjadinya retensi air dalam tubuh sehingga pembengkakan (Sembab) setelah melahirkan yang terjadi tersebut menjadi lama untuk pulih atau menjadi semakin parah.
Pada ibu yang memiliki riwayat Hipertensi atau mengalami Pre-Eklampsia sewaktu hamil, mengkonsumsi makanan tinggi garam dapat mempengaruhi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dan kandungan garam yang banyak dalam darah juga dapat merusak pembuluh darah dan Arteri dalam jantung sehingga bisa meningkatkan risiko Stroke dan penyakit jantung.
Jadi hindari memasak Asin (banyak kandungan garam) serta makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti: biscuit craker, keripik, mie instan. Bukan hanya itu saja, makanan kaleng seperti: sarden, kornet, sayur kaleng, buah kaleng, serta makanan olahan seperti: sosis, ham, dendeng, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, termasuk Softdrink juga harus dihindari.
Memang beberapa makanan dan minuman tersebut tidak terasa asin secara langsung, namun tetap saja makananan tersebut tinggi kandungan garam sebagai zat pengawetnya. Yaitu memiliki kandungan Natrium Klorida (NaCl) dan Sodium karbonat yang sangat tinggi yaitu 1200 mg dalam setiap satu porsinya, sehingga tetap harus dihindari oleh ibu setelah melahirkan.
Makanan yang dapat merangsang perut dan menyebabkan diare
Makanan yang dapat merangsang perut menjadi mulas, mual, kembung hingga mengalami diare juga sebaiknya dihindari setelah melahirkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari ibu harus bolak-balik ke toilet. Karena bila ibu harus bolak-balik ke toilet, harus jongkok, harus mengedan saat Buang Air Besar tentu akan mengganggu proses penyembuhan luka jahitan Episiotomi ataupun jahitan bekas Operasi Caesar, karena bisa jadi jahitan tersebut yang tertekan.
Makanan Pedas
Ibu sebaiknya menghindari makanan-makanan pedas. Karena makanan pedas (terutama sambal) dapat memperburuk kondisi pencernaan bagi ibu yang memiliki riwayat sakit maag dan dapat menyebabkan perut mulas dan diare. Selain itu bila ibu makan makanan pedas setelah melahirkan, dipercaya hal tersebut juga dapat mempengaruhi bayi yang disusuinya, yaitu bayi bisa ikut mengalami diare (mencret).
Makanan Asam
Ibu juga sebaiknya menghindari makanan-makanan yang terasa asam. Alasannya hampir sama dengan saat ibu mengkonsumsi makanan pedas, yaitu dapat memperburuk kondisi pencernaan bagi ibu yang memiliki riwayat sakit maag dan dapat menyebabkan perut mulas dan diare. Selain itu, makanan ini juga dapat membuat rahim si ibu yang belum pulih benar menjadi bengkak dan sakit (sakit perut), serta juga dipercaya dapat menyebabkan bayi yang menyusu ikut mengalami perut kembung dan diare.
Makanan penyebab gas
Lalapan, kol (kubis), lobak, kembang kol, jamur, tape, buah nangka, buah durian merupakan beberapa makanan yang bila dikonsumsi dapat menyebabkan perut kembung karena meningkatkan produksi gas dalam pencernaan. Makanan tersebut harus dihindari untuk jangka waktu sampai ibu benar-benar sembuh karena dapat menyebabkan perut terasa begah (sebah) atau terasa tidak nyaman.
Minuman mengandung kafein maupun alkohol
Sebaiknya ibu juga membatasi konsumsi kafein yang umumnya terdapat pada minuman kopi. Sebaiknya ibu jangan minum kopi melebihi 2 gelas sehari, karena kopi membuat ibu menjadi mudah lelah, gelisah, mudah tersinggung dan mood ibu setelah melahirkan terganggu.
Selain itu kondisi tersebut juga dipercaya akan berpengaruh juga pada kondisi bayi yang disusui ibu, yaitu bayi lebih sering menangis dan merasa gelisah saat ibu sering minum kopi.
Selain minum kopi, ibu juga harus menghindari minuman beralkohol karena selain membuat perut ibu terasa panas, juga dapat menyebabkan kondisi ibu semakin lama untuk pulih, parahnya lagi dapat meningkatkan risiko penyakit yang lebih serius.
Makanan dan minuman yang sebaiknya di konsumsi setelah melahirkan
Selain harus menghindari beberapa pantangan makanan yang dapat memperburuk kondisi pasca melahirkan, ibu juga harus meningkatkan asupan nutrisi jauh lebih tinggi dibanding sebelum atau saat hamil. Mengingat nutrisi tersebut digunakan untuk proses pemulihan tubuh dan penyembuhan luka jahitan melahirkan serta meningkatkan produksi ASI. Berikut beberapa makanan yang sangat disarankan bagi ibu setelah melahirkan, yaitu:
Makanan tinggi zat besi
Saat proses melahirkan, mungkin ibu kehilangan banyak darah, sehingga setelah melahirkan membuat ibu merasa cepat lemas dan lesu. Maka dari itu penting untuk ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk membantu ibu dalam mengembalikan tingkat zat besi di dalam tubuh, jadi dengan begitu ibu tidak lagi tergantung pada suplemen tablet zat besi.
Makanan yang tinggi akan zat besi dapat membantu menambah produksi sel darah merah dalam membentuk sel darah baru sehingga ibu tidak mengalami Anemia. Selain itu zat besi juga dapat mengikat kadar oksigen dalam darah untuk disuplainya keseluruh tubuh, sehingga stamina ibu semakin cepat untuk pulih serta tidak merasa mudah lemas dan lesu.
Makanan yang kaya akan zat besi bisa terdapat dalam sayur-sayuran seperti: bayam, kangkung, daun singkong, buah bit hijau dan lainnya. Atau dari produk hewani seperti daging merah dan hati, tapi ingat, selalu masak daging merah dengan metode yang baik, perhatikan tingkat kematangan dari daging merah yang ibu masak.
Makanan tinggi protein
Selain zat besi, ibu juga harus mendapat asupan protein yang lebih besar setelah melahirkan. Karena protein dapat mempercepat penyembuhan luka baik itu luka pada dinding rahim, luka pada jalan lahir akibat Episiotomi, luka diperut akibat Caesar, dan luka-luka lainnya, karena kemampuannya dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Protein tersebut dapat diperoleh dari daging, ayam, ikan, telur, tahu, tempe, susu dan sumber protein lainnya.
Terkadang ada anggapan yang menyebutkan bahwa setelah melahirkan dengan jahitan Episiotomi maupun jahitan Caesar, ibu tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, karena berbagai mitos yang keliru seperti:
- Ada yang mengatakan setelah melahirkan ibu tidak boleh makan telur atau daging ayam sebab akan menyebabkan luka jahitan melahirkan menjadi terasa semakin sakit (cenat-cenut), membuat jahitan terasa gatal dan proses penyembuhan luka menjadi semakin lama. Dan juga dapat menyebabkan luka di pusar bayi (yang menyusu pada ibu) akan terus basah dan tidak lekas kering. Namun itu sebenarnya adalah mitos keliru, karena rasa sakit yang semakin menjadi (cenat-cenut) itu dikarenakan luka yang mengalami infeksi. Justru protein ini yang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka bekas jahitan, mencegah infeksi, serta membantu meningkatkan produksi ASI selama proses menyusui.
- Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, ikan air tawar yang memiliki patil, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh wanita yang baru saja melahirkan. Sebab dipercaya dapat membuat ibu hamil mengalami sakit seperti ditusuk-tusuk duri dalam rahimnya. Mitos tersebut juga keliru karena seperti yang sudah diketahui bahwa ikan yang paling banyak mengandung protein adalah jenis ikan yang hidup di air tawar.
- Ibu yang menjalani masa nifas tidak boleh makan daging merah, sebab bisa membuat darah yang dikeluarkan oleh ibu semakin banyak saat nifas, ditandai dengan masa nifas yang tidak kunjung berhenti. Sekali lagi hal ini mitos yang keliru, karena waktu dan volume darah saat nifas setiap wanita berbeda-beda, ada yang sedikit dan cepat selesai, ada yang banyak dan belum berhenti setelah 40 hari. Bila masa nifas tidak kunjung berhenti itu justru lebih diakibatkan adanya luka pada jalan lahir atau struktur kandungan saat proses persalinan, jaringan sisa dalam rahim yang tertinggal, kontraksi rahim kurang baik (biasanya karena ibu mengalami Anemia), terjadi infeksi, dan gangguan pembekuan darah.
- Makanan yang berbau amis seperti ikan dan telur dipercaya dapat menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi ibu tidak mau atau muntah ketika disusui. Ini juga hanya mitos. Penolakan bayi untuk menyusu itu bisa disebabkan oleh peningkatan kadar Natrium dalam ASI sehingga terasa asin yang biasa terjadi diawal masa menyusui. Sedangkan muntah atau gumoh tersebut bukan karena ASI yang berbau anyir, melainkan karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, posisi menyusui yang salah, pemberian ASI melebihi kapasitas lambung bayi, dan penyebab lainnya. Dan kondisi gumoh ini masih tergolong wajar karena umumnya dialami oleh bayi dibawah usia 6 bulan.
Makanan tinggi kalsium
Sebuah penelitian menemukan adanya penyerapan kalsium dari tubuh ibu selama masa kehamilan, dan selain itu, perdarahan yang berlebihan saat proses persalinan juga dapat meningkatkan penipisan kalsium dari tulang. Untuk itu penting bagi ibu memulihkan keseimbangan kalsium di dalam tubuh setelah melahirkan.
Beberapa makanan seperti susu, produk olahan susu, ikan sarden, ikan salmon, kedelai dan sayuran hijau, dapat membantu ibu dalam memberikan asupan kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menguatkan tulang dan otot setelah proses kehamilan dan melahirkan.
Sayur dan buah tinggi serat
Untuk menghindari sembelit atau kontipasi pasca melahirkan, ibu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya serat yang umumnya terdapat pada sayur dan buah. Serat yang cukup pada makanan akan membuat feses menjadi lebih lunak dan licin sehingga mudah melewati usus, jadi ibu tidak perlu mengedan kuat saat Buang Air Besar sehingga dapat memperburuk tekanan pada jahitan melahirkan (baik itu jahitan Episiotomi maupun jahitan Caesar). Bisa saja akibat tekanan saat mengedan bila terjadi sembelit membuat jahitan tersebut terasa sakit atau bahkan bisa terbuka kembali, atau bisa juga dinding rahim yang berada di otot perut mengalami kontraksi sehingga perdarahan kembali terjadi.
Ibu bisa mendapatkan serat secara alami pada buah-buahan seperti pepaya, jambu biji merah, jeruk, pir, mangga, kiwi, strawberry, buah naga dan buah lainnya. Jadi salah besar bila pepaya dan pisang harus jadi pantangan setelah melahirkan karena mitosnya dapat membuat benyek organ kewanitaan. Justru malah buah pisang dan pepaya tersebut tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan Buang Air Besar (BAB).
Selain itu buah jambu biji merah dan buah naga selain juga kaya serat, juga termasuk buah yang dapat mengurangi pendarahan yang terjadi, karena kedua buah ini terbukti dapat membantu peningkatan trombosit untuk mengurangi perdarahan dan membentuk keping-keping darah baru untuk menghambat perdarahan pada rahim maupun pada luka jahitan melahirkan.
Ibu bisa mendapatkan serat secara alami pada sayur-sayuran seperti sayur bayam, brokoli, buncis dan sayuran hijau lainnya. Dan serat juga bisa didapat dari ubi jalar, beras merah, gamdum yang selain merupakan sumber karbohidrat juga kaya akan serat yang mampu mengatasi masalah sembelit.
Selain itu, rumput laut segar maupun rumput laut dalam bentuk olahan seperti agar-agar atau pudding juga baik dalam mengatasi masalah sembelit, sehingga bisa menjadi alternatif ibu dalam memenuhi asupan serat pasca melahirkan.
Makanan tinggi vitamin C
Wanita yang baru melahirkan, lebih membutuhkan banyak vitamin C dibandingkan pada saat ibu sedang hamil. Hal ini karena vitamin C berfungsi meningkatkan daya tahan (kekebalan) tubuh ibu pasca melahirkan, sehingga sangat penting untuk mencegah infeksi nifas atau infeksi yang terjadi pada jahitan Episiotomi maupun jahitan Caesar.
Asupan vitamin C alami ini paling banyak terdapat pada buah-buahan, salah satunya adalah buah jambu biji, jeruk, stroberi dan berbagai buah yang asam lainnya. Jadi makan buah itu sebenarnya banyak manfaatnya, selain kaya serat juga kaya antioksidan serta vitamin, termasuk vitamin C yang dibutuhkan.
Makanan penambah energi
Setelah berjuang selama proses melahirkan, ibu mungkin akan mengalami kelelahan dan kehabisan tenaga karena harus mengejan. Maka dari itu setelah proses persalinan selesai, ibu membutuhkan makanan yang dapat memberikan energi untuk menghilangkan kelelahan tersebut. Salah satunya adalah telur. Telur mengandung lemak yang baik dan protein yang tinggi untuk menambah energi pada ibu setelah melahirkan. Selain telur, ibu juga dapat mengkonsumsi sereal gandum untuk menanbah energi, atau bisa juga mengkonsumsi coklat hitam yang dapat meningkatkan kadar serotonin untuk mengendalikan kelelahan yang ibu alami.
Makanan yang dapat memperbaiki mood
Saat ibu mengalami Baby Blues Syndrome (merasakan depresi dan kecemasan berlebih pasca melahirkan) ibu bisa mengatasi masalah tersebut dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang dapat memperbaiki mood. Makanan yang mengandung mineral dan magnesium dapat membantu pemulihan mental ibu pasca melahirkan, seperti kacang-kacangan, dark cokelat yang mengandung lebih dari 70% kadar cocoa.
Selain itu, ibu sangat disarankan untuk mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung banyak minyak omega-3. Minyak omega-3 meningkatkan fungsi pada otak sehingga dapat menenangkan dan membantu menangani depresi yang mungkin terjadi. Minyak omega-3 ini bisa ibu dapat dari ikan salmon, minyak biji ami dan juga kenari.
Banyak minum air putih
Perdarahan yang terjadi saat melahirkan dapat menyebabkan ibu mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi itu sendiri dapat berupa kecemasan dan kelelahan. Untuk mengurangi dehidrasi maka biasakan minum air putih sebanyak 8 gelas (1,5 liter) setiap harinya. Dengan begitu kondisi ibu akan semakin membaik, metabolisme tubuh semakin berjalan normal, dan gejala sembelit pasca melahirkan akan semakin berkurang.
Apakah boleh mengkonsumsi jamu setelah melahirkan?
Banyak orang yang menyarankan untuk mengkonsumsi jamu Kunyit Asam (Kunir Asem) selama masa nifas setelah melahirkan atau setelah ibu mengalami keguguran. Jamu tradisonal tersebut memang telah digunakan sejak lama bahkan sebelum obat modern ditemukan.
Apabila ibu ingin mengkonsumsinya, ada baiknya ibu membuat ramuannya sendiri di rumah. Karena selain lebih terjaga kehigienisannya, jamu tersebut bebas dari zat kimia tambahan. Jamu Kunyit Asam telah lama dipercaya mampu membersihkan organ dalam kewanitaan, meningkatkan stamina serta dapat mengobati peradangan yang mungkin timbul akibat keguguran.
Hal ini berdasar uji ilmiah bahwa kunyit memiliki khasiat sebagai Anti-inflamasi, sedangkan asam jawa memiliki khasiat untuk mengencerkan darah yang menggumpal (seperti saat digunakan untuk mengatasi haid tidak teratur).
Dan perlu diingat, jangan mengkonsumsi jamu yang dijual bebas. Apalagi jamu dengan kandungan yang tidak diketahui secara medis dan tidak terdaftar di BPPOM, karena tidak dapat dijamin efek sampingnya terhadap kesehatan, bahkan ditakutkan dapat memberi efek samping yang buruk bagi tubuh seperti terjadi komplikasi misalnya perdarahan dan diare.