fbpx
ARTIKEL

Keunggulan dan risiko Carboxytherapy untuk kecantikan

| Luvi Zhea

CarboxytherapyBeberapa tahun belakangan ini mulai marak tren untuk kecantikan wajah dan tubuh dengan prosedur Operasi Plastik (merubah bentuk wajah dan tubuh seperti yang di inginkan), hingga manjalani prosedur yang masih tergolong ringan seperti Tanam benang (Threadlift), Facelift, Botox dan yang terbaru adalah injeksi CO2 (Karbondioksida) di bawah lapisan kulit atau dikenal dengan istilah Carboxytherapy.

Carboxytherapy sebenarnya bukan hal baru dalam dunia kecantikan. Prosedur ini pertama kali ditemukan di Prancis sekitar tahun 1932, dan diadopsi oleh klinik kecantikan di Amerika pada tahun 2000-an. Sejak itu, popularitasnya telah meningkat secara signifikan keseluruh dunia termasuk di Indonesia. Banyak wanita yang mengaku puas dengan hasil Carboxytherapy, bahkan ada yang mengatakan kalau terapi ini cocok bagi mereka yang menginginkan prosedur alami, karena tidak melalui prosedur bedah atau operasi. Apalagi biayanya relatif lebih murah dibanding prosedur perawatan kecantikan lainnya.

Bagaimana cara kerja dari prosedur Carboxytherapy?

Sebenarnya cara kerja dari prosedur Carboxytherapy cukup sederhana. Yaitu dengan menyuntikkan Karbondioksida (CO2) ke bawah jaringan kulit. Prosedur tersebut sebenarnya tidak menyakitkan, hanya menimbulkan sensasi geli seperti kesemutan akibat luapan gas yang tiba-tiba masuk ke dalam tubuh.

Di bawah lapisan kulit, Karbondioksida (CO2) tersebut berdifusi ke dalam pembuluh darah dan jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan gangguan kecil dalam sel darah merah yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga meningkatkan oksigenasi dan nutrien yang dapat mendetoksifikasi kulit, menghancurkan sel-sel lemak, dan pada akhirnya juga memicu produksi kolagen. Dengan begitu prosedur ini akan membuat kulit menjadi lebih kenyal dan kencang bercahaya dalam waktu singkat (hitungan menit). Dan untuk hasil maksimal sebaiknya prosedur ini dilakukan 3-4 kali.

Apa tujuan dan keunggulan prosedur Carboxytherapy untuk kecantikan wanita?

Tujuannya dari Carboxytherapy adalah untuk mengatasi menghilangkan lemak di wajah, menyamarkan Stretch Mark, meningkatkan elastisitas kulit kendur, menghilangkan selulit, dan mengatasi kantung mata.

Bahkan prosedur Carboxytherapy dapat membuat sel-sel lemak pada paha dan perut menyusut sehingga dapat menurunkan berat badan. Dalam studi terkini, para ilmuwan dari University of Siena, Italia mencoba menyuntikkan gas Karbondioksida (CO2) kepada 48 wanita yang memiliki kelebihan lemak terutama pada bagian paha dan perut. Setelah disuntik, ternyata rata-rata partisipan mengalami penyusutan di paha sebanyak 2 cm dan di perut sebesar 3 cm.

Dan keunggulan prosedur ini seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas adalah sudah dapat dirasakan hasilnya dalam hitungan menit.

Apakah Carboxytherapy benar-benar aman dilakukan, tanpa risiko?

Walaupun banyak yang memberikan testimoni positif akan perawatan kecantikan dengan Carboxytherapy, bukan berarti ini tidak memiliki risiko apapun. Bahkan sebenarnya prosedur ini masih dianggap kontroversial.

Food and Drugs Administration (FDA) belum memberikan pengakuan atas prosedur ini karena sejumlah ahli kosmetik mengklaim tidak ada cukup bukti ilmiah yang dapat mengkonfirmasi efek positif Carboxytherapy, apakah benar-benar aman dan efektif untuk dilakukan?. Apalagi seorang wanita di Amerika pernah ada yang meninggal dunia akibat melakukan prosedur ini.

Walupun sudah ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang, tanpa adanya beberapa studi besar lainnya di jurnal terkemuka dengan bukti yang kuat bahwa prosedur ini aman dan dapat direkomendasikan, maka prosedur ini dianggap masih belum sukses, atau dengan kata lain prosedur ini masih dalam tahap uji coba.

Selain itu penggunaan Carboxytherapy di sekitar mata untuk menghilangkan kantung mata sebaiknya di hindari, karena sangat berbahaya untuk dilakukan. Dikhawatirkan saat melakukan prosedur Carboxytherapy akan berpotensi melepaskan gelembung gas ke dalam pembuluh darah disekitar area mata yang dapat merusak dan menyebabkan kebutaan. Atau paling tidak prosedur ini bila dilakukan pada area sekitar mata, dapat meningkatkan risiko Orbital Emphysema, yaitu kondisi saat kulit sekitar mata membengkak karena gas yang ada di bawahnya.

Namun demikian menurut para peneliti, mengatakan bahwa Karbondioksida (CO2) adalah gas yang alami dan tidak beracun, karena sel tubuh manusia juga memproduksinya sendiri. Sehingga pada kondisi tertentu prosedur ini tidak membahayakan.

Dan terakhir yang perlu Anda ketahui, prosedur ini sebenarnya tidak permanen, namun ada yang menyebutkan hasil dari Carboxytherapy ini bisa bertahan 1-2 tahun.

Baca juga: Mengatasi kerutan di wajah akibat penuaan dini secara alami.

Bagikan ini di: