fbpx
ARTIKEL

Khasiat dan efek samping Kerokan untuk Masuk Angin

| Luvi Zhea

Kerokan atau mengerok bagian punggung dengan benda tumpul merupakan salah satu pengobatan tradisional yang masih digemari hingga saat ini untuk mengatasi gejala Masuk Angin.

Meski dunia medis sudah canggih, kebiasaan Kerokan ini selalu menjadi alternatif pengobatan yang dipilih oleh sebagian besar masyarakat Indonesia (baik anak kecil maupun orang dewasa) setiap kali mereka merasa kurang enak badan.

Bukan hanya di Indonesia, metode Kerokan ini ternyata juga bisa ditemui di berbagai negara seperti Malaysia, China (Tiongkok), Vietnam, Kamboja, Laos dan negara Asia bagian timur lainnya. Hanya saja, media dan sebutannya saja yang berbeda, misalnya di China Kerokan disebut dengan guā shā  刮痧 dan di Vietnam disebut dengan Cao gio.

Kerokan ini umumnya dilakukan di area punggung, dan media yang digunakanyapun beragam, bisa menggunakan uang logam (koin), batu giok, gundu, sendok porselin, tanduk kerbau yang telah dibentuk hingga kaleng susu atau benda tumpul lainnya yang mudah ditemukan disekitar kita.

Dan agar kulit tidak lecet ataupun iritasi, Kerokan umumnya juga menggunakan pelicin seperti minyak telon atau minyak kayu putih, minyak zaitun, minyak kelapa ataupun menggunakan lotion.

Namun demikian Kerokan bisa juga menggunakan potongan jahe atau potongan bawang merah yang umum digunakan untuk Kerokan pada anak-anak yang mengalami perut kembung atau Masuk Angin. Dan itu cukup membuat anak menjadi tidak rewel lagi.

Walaupun begitu, banyak juga kalangan yang tidak meyakini bahwa metode Kerokan ini mujarab bagi kesehatan, sehingga Kerokan masih menjadi pro dan kontra dalam dunia medis. Bahkan di negara-negara barat, Kerokan sama sekali tidak dikenal.

Benarkan Kerokan dapat menghilangkan Masuk Angin?

Kehujanan, terkena angin malam yang dingin, berada diruangan ber-AC menjadi penyebab Masuk Angin yang sering kita temui. Selain itu, perut kembung yang identik dengan masuk angin bisa juga disebabkan karena makan makanan bergas, telat makan, gejala maag, hingga infeksi bakteri Helicobacter Pylori.

Gejala Masuk Angin yang sering muncul juga beragam, mulai dari gejala pusing, lemas, begah, kembung, sering buang angin, pegal-pegal, capek, meriang, hingga batuk-batuk atau disertai hidung berair.

Yang perlu kita ketahui disini, istilah Masuk Angin ini sebenarnya masih ambigu, dan dunia medis tidak mengenal istilah Masuk Angin ini. Namun istilah Masuk Angin telah memasyarakat sejak dahulu kala, sehingga istilah ini dikenal dan tetap dipakai sampai sekarang secara turun temurun.

Bila dilihat dari sisi medis, gejala Masuk Angin tersebut diatas, sebenarnya lebih kepada gejala influenza, karena gejala dan penyebabnya bila dilihat secara medis memang hampir mirip.

Jadi Masuk Angin bukan karena anginnya masuk kedalam tubuh dan harus dikeluarkan dengan cara dikerok, melainkan gejala tersebut merupakan gejala flu yang sedang melanda.

Kerokan untuk mengusir Masuk Angin ini sebenarnya lebih kepada bentuk kearifan lokal. Seperti halnya istilah guā shā  刮痧 di China dan Cao Gio di Vietnam yang berarti mengusir atau menggeser angin. Bila dilihat dari berbagai kebudayaan timur, angin melambangkan keburukan atau kesakitan yang harus dihilangkan. Jadi istilah “Masuk Angin” itu sebenarnya lebih sarat dengan nilai kebudayaan, dibandingkan benar-benar berarti angin yang masuk kedalam tubuh.

Bagaimana prinsip kerja Kerokan sehingga bisa mengatasi gejala Masuk Angin atau Influenza?

Prinsip kerja Kerokan adalah hampir sama dengan metode akunpuntur, yaitu melancarkan peredaran darah, meningkatkan temperatur dan energi pada tubuh melalui perangsangan kulit tubuh bagian luar. Sehingga bisa didapat manfaat seperti:

Melebarkan pembuluh darah

Banyak orang berpendapat bahwa Kerokan tidak baik dilakukan karena dapat merusak jaringan kulit. Namun seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, bernama Didik Gunawan Tamtomo meneliti soal Kerokan ini pada tahun 2003-2005. Hasilnya menyatakan bahwa: Kerokan ternyata tidak merusak kulit, Kerokan hanya memperlebar pembuluh darah namun tidak membuatnya pecah. Pelebaran pembuluh darah ini akan membuat aliran darah menjadi lancar. Dan bila aliran darah menjadi lancar maka akan lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot.

Sebagai contoh kasus: Saat udara atau angin dingin menerpa tubuh kita, atau setelah kita kehujanan, kondisi tersebut akan membuat pembuluh darah di bawah kulit menyempit sehingga otot-otot tidak bisa bernapas dan kekurangan oksigen. Otot yang tidak bisa bernapas ini-lah yang menimbulkan gejala seperti rasa nyeri otot (mialga) dan pegal-pegal ketika udara dingin.

Maka dari itu, gerakan mengerok atau menggaruk kulit itu bukannya mengusir atau mendorong angin keluar dari dalam tubuh karena Masuk Angin, akan tetapi memperlebar pembuluh-pembuluh darah di permukaan kulit yang menyempit karena udara dingin tadi, sehingga menimbulkan banyak manfaat.

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Saat melakukan Kerokan, kulit akan mengalami peradangan (inflamasi) dan pelebaran pembuluh darah. Pelebaran atau pembesaran diameter pembuluh darah tersebut diatas secara tidak langsung menyediakan ruang lebih untuk pergerakan sel darah putih yang merupakan agen kekebalan tubuh utama. Jadi aliran darah di tubuh yang lancar akan menyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

Selain itu, saat melakukan Kerokan, peradangan yang terjadi tersebut akan mengelabui otak (membentuk semacam ilusi) yang membuat tubuh seolah-olah sedang terluka sehingga secara otomatis tubuh akan meberikan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh, mempertahankan diri dengan memicu peningkatan sistem kekebalan tubuh atau memicu reaksi zat anti-peradangan yang disebut Cytokines.

Meningkatkan rasa rileks dan menghilangkan rasa nyeri

Kerokan juga akan membuat terjadinya rangsangan pada Keratinosit dan Endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya Propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan Polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah Beta Endorfin.

Dengan begitu setelah Kerokan, akan didapatkan peningkatan IL-1 beta dan Beta endorfin yang dapat membuat Anda merasa nyaman, rasa sakit hilang, badan lebih segar, dan bersemangat.

Sementara itu, kadar C3 dan Prostaglandin E2 (PGE2) akan menurun. Sekedar informasi, Prostaglandin merupakan salah satu zat yang dapat menyebabkan nyeri otot. Sehingga dengan menurunnya kadar Prostaglandin pasca Kerokan ini akan membuat nyeri otot berkurang.

Pelebaran pembuluh darah yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas secara tidak langsung juga memiliki andil dalam penurunan kadar C3 dan PGE2 ini, karena zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dan nyeri tersebut dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan disaat aliran darah telah menjadi lancar.

Membuat badan terasa lebih hangat

Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga dapat memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, antara 0,5 hingga 1 derajad Celsius. Interleukin menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan. Makanya setelah Kerokan, badan kita terasa lebih hangat. Dengan begitu tubuh yang awalnya terasa dingin (menggigil) akan berangsur menjadi hangat.

Kerokan ini pun dipercaya sebagai bukti nyata dalam perwujutan ilmu Einstein (E=MC2) yang menerangkan bahwa energi muncul karena pergesekan dua benda.

Apakah benar semakin merah hasil Kerokan semakin parah Masuk Anginnya?

Saat kita mengerok punggung kita, akan terjadi Inflamasi. Inflamasi pada umumnya memiliki ciri seperti kemerahan pada kulit yang dikerok, yang menandakan adanya jaringan yang meradang yang mengandung banyak darah akibat pembuluh darah kapiler yang tadinya kosong karena menyempit atau menutup (vasokontriksi) telah melebar (vasodilatasi) dan diisi oleh darah. Itulah mengapa saat punggung kita dikerok akan timbul warna kemerahan atau merah kebiruan pada kulit. Dan hal ini bukan tanda bahwa anginnya mulai keluar.

Intensitas warna merah yang semakin pekat ini juga bukan menandakan bahwa penyakit yang diderita semakin parah atau semakin banyak angin yang keluar. Melainkan hal tersebut lebih kepada: Anda mengeroknya lebih kuat atau lebih sering. Karena bila Anda semakin kuat mengeroknya, maka pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit bisa saja menjadi pecah.

Efek samping bila terlalu sering Kerokan

Kerokan tidak berbahaya asalkan tidak dilakukan terlalu sering. Kekhawatiran biasanya terpusat antara penipisan kulit, peradangan, atau masuknya bakteri atau virus ketika pori-pori kulit terbuka.

Namun, daya regenarasi kulit manusia yang cukup cepat menjadikan ketakutan ini tidak begitu berarti. Asalkan tidak berlebihan atau kecanduan (Kerokan menjadi kebutuhan primer), Kerokan tidak akan membahayakan kesehatan Anda.

Selain itu pastikan media yang digunakan steril, terlebih bila menggunakan uang logam (koin) yang berpindah dari satu tangan ke tangan orang lainnya.

Bila Kerokan dilakukan secara terus-terusan, bukan hanya pori-pori yang terbuka. Hal ini bisa mengakibatkan banyak pembuluh darah kapiler yang pecah. Sehingga tidak menutup kemungkinan risiko terserang penyakit semakin besar akibat bakteri dan virus yang memasuki tubuh Anda. Memang efeknya tidak akan langsung terasa oleh tubuh kita tapi akan muncul efek dikemudian hari.

Berbicara tentang efek kecanduan akibat Kerokan. Hal ini telah dibahas Luvizhea.com diatas, dimana Kerokan memicu peningkatan produksi Beta Endorfin yang merupakan zat Morfin alami yang dihasilkan tubuh. Produksi hormon ini diatur oleh jaringan Endotel, yaitu bagian terdalam dari pembuluh darah kita. Tekanan yang dihasilkan oleh gerakan Kerokan ternyata mampu mencapai jaringan tersebut. Sehingga produksi Beta Endorfin dalam tubuh kita meningkat secara sifnifikan ketika dikerok.

Bila hal ini menjadi kebiasaan, maka inilah yang menstimulasi otak dan membuat tubuh kecanduan untuk dikerok setiap Anda merasa sedang kurang enak badan. Atau merasa tidak enak badan ketika tidak melakukan Kerokan.

Bukan hanya Kerokan, pijat juga bisa menyebabkan kecanduan, karena rasa tenang dan segar yang ditimbulkan oleh zat Beta Endorfin tersebut membuat ketagihan untuk dilakukan lagi, lagi dan lagi.

Jadi bukan rahasia lagi, apapun itu bila dilakukan dalam jumlah berlebihan, bisa menjadi sesuatu hal yang buruk.

Apakah ibu hamil boleh Kerokan?

Walaupun pada dasarnya Kerokan ampuh dalam menghilangkan rasa mual dan kembung ketika Masuk Angin saat hamil. Namun sebaiknya khusus untuk ibu hamil Kerokan harus dihindari. Sebab kondisi ini akan dapat memberikan dampak negatif, baik untuk si ibu hamil maupun janin yang sedang dikandungnya. Apalagi bila usia kandungannya saat ini masih memasuki trimester pertama dan kedua.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Karena pada saat Kerokan, gesekan akan menyebabkan zat anti-peradangan Cytokines yang pada tubuh orang biasa meningkatkan kekebalan tubuh. Namun pada ibu hamil cytokines akan menciptakan atau meningkatkan hormon Prostaglandin. Zat ini bisa memicu kontraksi dini pada rahim sehingga berisiko menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.

Tapi bagaimana bila si ibu hamil tetap memaksa minta dikerok pada bagian selain punggung? Efeknya sama saja. Karena reaksinya terjadi dari semua bagian tubuh wanita hamil. Selain itu, janin lebih rentan terinfeksi bila Kerokan dilakukan saat hamil. Apalagi menggunakan media yang tidak steril. Sebab virus atau bakteri lebih mudah menginfeksi kedalam tubuh ibu hamil melalui pori-pori yang terbuka, atau pembuluh darah kapiler yang pecah akibat dikerok.

Bagian tubuh mana yang ideal dan tidak boleh dilakukan Kerokan?

Kerokan tidak boleh sembarangan dilakukan, karena dampaknya dapat berakibat buruk.

Sebelum melakukan Kerokan, ada baiknya kita juga mengetahui bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dikerok.

Bagian yang tidak boleh di kerok adalah daerah leher. Karena terdapat tulang-tulang rawan yang merupakan penyangga utama sistem pernafasan manusia, serta juga terdapat syaraf-syaraf penting yang menuju ke otak. Dan apabila syaraf ini rusak bisa membahayakan kesehatan (berpotensi mengakibatkan stroke).

Selain bagian leher, sebaiknya, hindari juga melakukan kerokan pada bagian dada. Hal tersebut karena lokasi dada adalah daerah yang juga rawan akan syaraf syaraf utama, dengan tekanan sedikit saja bisa terpengaruh. Maka dari itu dalam pengobatan China kuno, di katakan: sebaiknya hati hati atau tidak usah melakukan kerokan pada area dada.

Jadi, walau sebagian orang beranggapan bahwa bagian tubuh yang sakit harus dikerok. Ternyata itu salah, karena bagian tubuh yang paling tepat dikerok adalah bagian punggung.

Kenapa Kerokan itu idealnya di punggung? Karena punggung adalah pusat syaraf terpadu dengan pembuluh darah yang paling panjang dan menyebar kemana-mana. Pembuluh darah tepi yang pecah di ujungnya akibat Kerokan akan memaksa sekujur pembuluh darah tersebut untuk melebar. Dengan begitu, satu gesekan koin pada daerah punggung, manfaatnya bisa dialirkan lebih jauh (hampir ke seluruh bagian tubuh).

Berbeda bila Anda memilih Kerokan di daerah tangan, pembuluh darah di tangan itu relatif pendek. Maka efek Kerokan tersebut hanya terasa di sekitar tangan saja, tidak menyeluruh.

Bagaimana melakukan Kerokan dengan benar?

Selain kita harus mengetahui bagian tubuh mana yang ideal dan tidak boleh dilakukan Kerokan. Kita juga harus tahu teknik dan cara melakukan Kerokan yang baik.

Kerokan tidak bisa dilakukan sembarangan, ada cara dan teknik tersendiri agar Kerokan menjadi manjur.

Anda bisa meminta teman, ibu, ayah, kakak, adik, tukang pijat, atau bahkan pasangan Anda untuk membantu Anda mengerok punggung Anda. Berikut langkah-langkahnya:

  • Siapkan uang logam (koin) yang ujungnya tidak tajam. Pastikan koin tersebut bersih dan steril.
  • Gunakan minyak zaitun atau minyak lainnya yang bisa digunakan sebagai pelicin agar kulit tidak lecet dan iritasi.
  • Kerokan itu tidak boleh dilakukan secara lurus, koin atau alatnya kerokannya harus digesekkan (ke kulit tubuh) secara miring.
  • Lakukan Kerokan di samping tulang, tepatnya di sendi-sendi dekat tulang. Tidak dianjurkan mengerok tepat di atas tulang.
  • Lakukan Kerokan dari atas ke bawah. Kerokan sebaiknya dilakukan dengan metode satu arah saja, jangan bolak balik. Biasanya dimulai dari bagian dalam punggung atau tepatnya dibagian samping ruas tulang belakang hingga kebagian luar. Kenapa Kerokan tidak boleh bolak-balik? karena bila menggunakan metode bolak balik dapat melukai kulit.
  • Jangan pernah mengerok bagian tulang punggung, karena bisa membahayakan kesehatan Anda.
  • Setelah selesai Kerokan, usapkan bagian punggung dengan minyak angin / minyak kayu putih / minyak telon agar badan terasa lebih hangat.
  • Dan gunakan waktu untuk beristirahat. Jangan keluar rumah dulu apalagi berpergian menggunakan sepeda motor, karena setelah kerokan, pori-pori kulit masih dalam keadaan terbuka, sehingga bila terkena angin luar maka dapat memperburuk keadaan.
  • Selain itu, yang perlu Anda perhatikan setelah melakukan Kerokan, Jangan langsung mandi. Mandi sebaiknya dilakukan keesokan harinya setelah suhu badan kembali normal. Sebab, kondisi tubuh ketika dikerok berubah menjadi panas, sehingga bila kita langsung mandi, maka tubuh akan kaget karena perubahan suhu yang drastis dalam jangka waktu yang sangat singkat.

Bila Anda merasa lebih baik setelah Kerokan, berarti Anda sudah melakukan Kerokan dengan cara dan teknik yang benar. Akan tetapi, apabila kondisi Anda memburuk atau Anda masih sakit. Ada baiknya Anda periksakan diri ke Dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Walaupun saat ini kerokan masih pro dan kontra karena belum banyak bukti empiris dan medis yang ditemukan tentang khasiat Kerokan ini. Kearifan lokal yang sudah ada sejak ratusan atau ribuan tahun ini tetap layak dipertahankan sebagai warisan nenek moyang kita. Penelitian empiris tentang segala manfaat dan kemungkinan efek samping dari pengobatan tradisional Kerokan ini perlu diupayakan oleh berbagai pihak. Disamping untuk meluruskan kesalahpahaman dan mitos yang tidak benar tentang Kerokan. Justifikasi ilmiah juga bisa membantu melestarikan kekayaan tradisi Indonesia yang satu ini dari masa ke masa.

Bagikan ini di: