fbpx
ARTIKEL

7 Perawatan khusus bayi baru lahir

| Luvi Zhea

Merawat bayi baru lahirPerawatan atau merawat bayi baru lahir menjadi pengalaman yang sangat membahagiakan bagi orangtua yang baru mempunyai anak. Peran baru sebagai seorang ibu selain menggembirakan terkadang juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Selama ibu mengikuti petunjuk perawatan bidan atau dokter, maka tidak perlu cemas. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merawat bayi adalah hati-hati, cermat dan tidak mudah panik.

Ada beberapa perhatian penting yang perlu diketahui sehubungan dengan perawatan bayi baru lahir di rumah. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diketahui agar dapat memberikan perawatan terbaik bagi bayi antara lain adalah perawatan berkaitan dengan kebersihan, yakni :

Perawatan bayi baru lahir “Membersihkan tali pusat bayi”

Benda kecil yang menempel pusar bayi ini sering membuat kita serba kikuk. Salah pegang sedikit saja, dia menangis kesakitan. Aduh, bagaimana ini? Benda itu adalah sisa tali pusat yang akan lepas dengan sendirinya sekitar seminggu (meski ada juga yang sampai hampir sebulan) setelah sang mutiara hati lahir. Semua itu oke-oke saja, karena lepasnya tali pusat bergantung dari bawaan bayi dan perawatan kebersihannya.

Tali pusat harus dijaga kebersihannya supaya tidak menimbulkan infeksi. Berikut perawatan yang benar pada bayi baru lahir dalam merawat tali pusat bayi:

  • Usahakan tali pusat dan daerah sekitarnya selalu dalam keadaan kering dan bersih. Tali pusat yang lembap bisa memancing jamur dan infeksi, juga membuat lama terlepas.
  • Bila bayi buang air besar, lepaskan dan lipat popoknya ke arah belakang, sehingga tali pusat terhindar dari kotoran maupun air seni.
  • Setiap kali mandi, beri perhatian khusus pada tali pusat: a.Setelah seluruh tubuh bayi (termasuk bagian tali pusat) dikeringkan dengan handuk lembut, bersihkan sisa tali pusat dengan kapas yang telah dicelup alkohol 70%. Lakukan dengan lembut mulai dari pangkal (bagian yang menempel di perut) hingga ujungnya; b. Bungkus dengan kain kasa yang juga telah dicelup alkohol 70% (peras agar kering). Tidak perlu mengikatnya, cukup dengan dilipat, agar masih tetap ada udara yang keluar masuk.
  • Selalu pantau kondisi tali pusat. Bila terlihat tanda-tanda iritasi, kemerahan, berdarah atau berbau tak sedap, segera periksakan ke dokter.

Catatan: Penting diingat! Jangan sekali-kali menarik-narik atau mendorong masuk sisa tali pusat.

Perawatan bayi baru lahir “Menggunting kuku bayi”

Kuku bayi memang kelihatan mungil, tipis dan lembut. Makanya, banyak orang tua ngeri memotong kuku bayinya, karena takut melukai jari bayi. Sebenarnya, kuku lebih tahan serangan kuman. Tetapi, kalau kuku selalu dalam keadaan lembap, jamur serta kuman senang bersarang di sana. Belum lagi kalau kebersihannya kurang terjaga, sementara bayi gemar memasukkan jarinya ke mulut yang membuat kukunya terus-menerus lembap. Itu sebabnya, kuku bayi harus selalu dalam keadaan kering. Perhatikan beberapa hal berikut saat menggunting kuku bayi:

  • Amati panjang kuku bayi, mengingat pertumbuhan kuku bayi jauh lebih cepat dari orang dewasa.
  • Potong atau gunting bila terlihat panjang dan tajam. Meski tipis dan lemas, kuku yang panjang bisa menggores wajah bayi.
  • Potong atau gunting kuku bayi setelah mandi, karena masih lunak sehingga mudah digunting. Tetapi, kalau bayi Anda termasuk yang tak bisa diam, lakukan saat ia tidur lelap di siang hari. Caranya: (a.) Gunakan pemotong kuku atau gunting yang dirancang khusus untuk bayi; (b.) Sebelum digunakan, tidak ada salahnya alat ini dibersihkan dulu dengan alkohol 70%; (c.) Pegang salah satu telapak tangan bayi dengan tangan kiri Anda atau sebaliknya bila Anda kidal, lalu lebarkan jarak antar jari-jarinya; (d.) Gunting kuku bayi dengan tangan kanan Anda secara perlahan; (e.) Bersihkan kotoran yang ada di balik kuku dengan kapas yang dibasahi air hangat.
  • Jangan terlalu sering menggunting kuku bayi, karena akan mempermudah terjadinya kerusakan kulit di sekitar kuku.
  • Meski sudah super hati-hati, terkadang terjadi juga sedikit luka di kulit bayi saat Anda memotong kukunya. Tak perlu panik. Segera bersihkan darah dengan kapas dan beri obat antiseptik. Jika perlu, kenakan sarung tangan.

Catatan: Penting diingat! Jangan ikuti keinginan untuk mengelupas apalagi memotong kuku bayi dengan gigi Anda. Kuman yang ada dalam mulut Anda bisa berpindah ke kulit bayi. Selain itu, tanpa sadar Anda bisa terlalu dalam memotong kukunya.

Perawatan bayi baru lahir “Membersihkan telinga bayi”

Membersihkan telinga bayi tidak serumit yang Anda duga. Yang penting, Anda tetap tenang meski si kecil selalu menggerak-gerakkan kepalanya.

Anda tidak perlu memasukkan bola kapas atau kapas bertangkai ke dalam lubang telinganya. Cukup bersihkan bagian luar serta daun telinga bayi. Telinga bayi sebaiknya dibersihkan dengan cara:

  • Lakukan bersamaan waktu ia mandi.
  • Basahi waslap dengan air hangat dan beri sabun bayi sedikit. Angkat sedikit kepala bayi, lalu usap daun telinga serta bagian belakang telinganya. Bilas sampai bersih.
  • Gunakan kapas bulat atau kapas bertangkai yang dicelup air hangat, lalu bersihkan bagian luar hingga pintu lubang telinga bayi, termasuk ceruk-ceruk (lekukan) pada daun telinganya.
  • Keringkan dengan handuk kecil lembut.

Catatan: Penting diingat! Cairan lilin di telinga bayi sebenarnya normal, bahkan berguna sebagai penghalang masuknya kotoran dari luar. Jadi, tidak perlu terlalu dirisaukan, kecuali kotoran itu sampai mengeras dan menutupi lubang telinga bayi.

Perawatan bayi baru lahir “Membersihkan mata bayi”

Adakalanya, mata bayi terlihat redup dan terdapat kotoran menempel di kelopaknya. Jangan khawatir, mudah kok membersihkannya.

  • Bersihkan mata bayi bersamaan dengan waktu mandinya, atau setiap pagi dan sore hari.
  • Sebelum membersihkan, bersihkan dulu tangan Anda agar kalau ada kuman di sana tidak berpindah ke mata bayi.
  • Gunakan kapas bulat yang sudah dicelup air hangat.
  • Usap perlahan mata bayi (lakukan dari arah tengah ke luar). Jangan bolak balik.
  • Ganti kapas setiap kali usap. Selain agar kotoran mata yang menempel di kapas tak mengenai matanya lagi, juga agar mata bayi tidak terkontaminasi kuman dari satu mata ke mata yang lain.

Catatan: Penting diingat! Kalau kotoran mata bayi tak juga hilang meski selalu dibersihkan, segera bawa ke Dokter, karena bisa jadi matanya terinfeksi kuman.

Perawatan bayi baru lahir “Memandikan bayi”

Mandi menjadi perawatan wajib untuk menjaga kebersihan bayi secara keseluruhan. Memandikan bayi bisa jadi merupakan salah satu kegiatan yang baru bagi Ibu yang baru melahirkan anak pertama. Sebagian ibu muda, masih sering takut-takut dalam memandikan bayi. Jika ibu bertanya, berapa lama memandikan bayi usia 1-2 bulan? Maka konsep yang perlu dipahami dalam hal memandikan anak adalah konsep bersih, semakin cepat selesai mandi semakin baik. Kalau waktu yang bisa saya perkirakan kurang lebih 3 menit.

Cara dan tahapan memandikan bayi usia dibawah 2 minggu (belum lepas tali pusar):

  • Siapkan air hangat-hangat kuku untuk air mandi
  • Lepas semua pakaian dengan hati-hati.
  • Letakkan bayi di meja pemandian yang dialasi dengan perlak atau kain.
  • Celupkan kain handuk atau sarung tangan handuk kedalam air hangat-hangat kuku yang telah disediakan tadi.
  • Usapkan handuk atau sarung tangan mandi basah tersebut terlebih dahulu ke muka dan kepala secara lembut.
  • Selanjutnya mengusap badan, perlu diperhatikan bagi bayi yang belum jatuh tali pusar sebaiknya ketika mengusap bagian perut, angkat tali pusar tersebut sehingga tidak ikutan basah.
  • Point 5 dan 6 dilakukan hanya sekali usapan (sekedar membasahi)
  • Tetesi sabun bayi ke handuk atau sarung tangan mandi dan kucek hingga berbusa, sabuni wajah dan kepala, selanjutnya menyabuni seluruh badan.
  • Besrsihkan sabun dengan menyiramkan air atau mencelupkan punggung anak kedalam bak mandinya, hati-hati jangan sampai air masuk telinga.

Cara memandikan bayi usia 1-2 bulan (sudah lepas tali pusar):

  • Siapkan air untuk mandi.
  • Setelah semua pakaian bayi dilepas masukkan kedalam bak mandi (kolam mandi), posisi kepala tetap diatas air.
  • Angkat bayi, letakan di meja mandi dan sabuni seluruh badan mulai dari kepala samapi kaki.
  • Bersihkan sabun dari badan anak dengan cara menyiram badan bagian depan terlebih dahulu, setelah bagian depan bersih, telungkupkan dan siram bagian punggung.
  • Cara lain membersihkan sabun pada bagian punggung adalah dengan mencelupkan bagian punggung bayi kedalam kolam mandi.

Catatan: Setelah selesai memandikan, segera bawa anak ke tempat kering, dan keringkan seluruh badannya dengan handukhalus, lalu segera sisir rambut bayi sesuai dengan model rambut yang diinginkan, setelah itu minyaki kaki dan tangannya dengan baby oil dan beri sedikit pijatan. Setelah memberi baby oil oleskan telon atau minyak kayu putih ke bagian perut, dada, leher dan punggung juga telapak kaki, pakaikan popok, baju, celana, sarung tangan dan kaki.

Baca juga: Jadwal imunisasi dasar untuk bayi sejak lahir.

Perawatan bayi baru lahir “Mengganti popok bayi”

Cara merawat bayi berkaitan dengan mengganti popok ini dibutuhkan kesabaran sebab anak baru lahir sering sekali buang air kecil maupun besar. Setiap kali anak buang air biasanya mereka pasti menangis. hal ini wajar saja, oleh karena itu setiap kali dia menangis kita harus sigap untuk memeriksa apakah mereka buang air atau tidak, jika tidak biasanya tangisan itu karena haus atau lapar. Pada masa bayi baru lahir kita sebagai orang tua (istri maupun suami) harus bersabar, dan siap-siap untuk dibuat begadang selama 3 bulan. Pada umur anak 1-3 bulan biasanya pasti akan terbangun di tengah malam karena buang air atau haus.

Meski terkesan mudah, namun ada strategi tersendiri saat Anda harus ganti pokok. Berikut tipsnya:

  • Ganti popok secara berkala agar kulit bayi tetap kering. Cek kondisi popok secara rutin, apalagi ketika bayi Anda tetap tidur pulas meski popoknya dipenuhi kotoran dan air seni. Ganti popok bayi minimal 2-3 jam sekali, sebelum atau sesudah bayi diberi ASI agar bayi terhindar dari ruam popok.
  • Siapkan semua dalam jangkauan tangan Anda. Bayi sangat mudah terguling dari tempat dia diletakkan. Karena itu, siapkan di dekat Anda: matras atau pelapis meja ganti, popok bersih (sebaiknya lebih dari 1), kapas, baskom berisi air hangat, tisu basah, krim anti ruam (untuk kulit sensitif), pakaian bersih, keranjang untuk meletakkan pakaian kotor, dan handuk.
  • Letakkan bayi secara telentang di atas permukaan datar. Lepaskan celana bayilalu gulung bajunya hingga ke atas dada agar tidak terkena kotoran. Jika terkena, segera lepaskan dan letakkan di dalam keranjang pakaian kotor. Lepaskan perekat atau ikatan popok lalu lipat ke arah belakang hingga terlepas dengan sendirinya. Dengan demikian kotoran yang berada di bagian dalam popok tak akan mengotori kain lain yang berada di sekitar meja ganti.
  • Jika kotoran terlanjur tercecer ke bagian tubuh bayi, segera bersihkan dengan menggunakan bagian dalam depan popok. Pegang kedua pergelangan kaki bayidengan satu tangan lalu angkat bokongnya kemudian gulung popok dari arah depan ke belakang dan gunakan perekat/tali pinggang untuk menutup gulungan popok kotor tersebut. Letakkan popok kotor di tempat yang aman dari jangkauan bayi. Setelah ia selesai buang air besar, jaga posisi kaki agar tetap terangkat sehingga Anda dapat melihat bagian bokong dan membersihkan sisa kotoran yang menempel di sekitarnya. Usahakan untuk mengganti kapas atau tisu basah sesering mungkin saat membersihkan kotoran bayi.
  • Letakkan kembali kedua kaki bayi kemudian bersihkan alat kelamin menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat. Gerakkan satu per satu kaki bayi ke arah samping kanan dan kiri untuk memastikan bagian dalam kaki dan selangkangan bayi telah bersih.
  • Gunakan Nappy Cream jika kulit bayi cenderung sensitif untuk menjaga kelembapan kulit sehingga meminimalisir terjadinya ruam popok. Penggunaan krim tidak perlu jika kulit bayi baik-baik saja.
  • Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan arahkan ke atas hingga bokongnya terangkat. Letakkan setengah bagian belakang popok baru bagian yang memiliki perekat/tali tepat di bawah pinggang belakang bayi kemudian letakkan kembali kedua kaki mungilnya di atas matras meja ganti. Tarik setengah bagian depan popok dan arahkan di antara kakinya lalu arahkan ke atas hingga mencapai perut kemudian segera rekat/ikat kedua sisinya.
  • Keringkan dengan menggunakan kapas atau handuk bersih. Tunggu selama satu hingga dua menit sebelum Anda pakaikan popok yang baru, sambil Anda usap-usap tubuhnya. Agar momen ini menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi bayi.
  • Pastikan posisi popok menutupi bagian bokong dan alat kelamin dengan sempurna. Periksa pula perekat pinggangnya, usahakan tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. Cara memeriksanya: masukkan dua jari Anda jari telunjuk dan jari tengah di antara popok dan perut bayi. Jika jari Anda muat, tandanya popok tersebut pas dengan tubuh bayi.
  • Setelah selesai, letakkan bayi di tempat yang aman. Masukkan popok kotor ke dalam keranjang dan cucilah tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, bahkan jika perlu gunakan cairan antiseptik.

Perawatan bayi baru lahir “Mengganti bedong bayi”

Bedong adalah tradisi yang telah berusia berabad-abad yang dipercaya dapat membuat bayi merasa masih berada di lingkungan rahim yang hangat. Membedong bayi juga dikenal dapat menenangkan bayi yang rewel karena belum terbiasa terhadap suara dari dunia luar.

Mengganti bedong ini hampir sama banyaknya dengan mengganti popok bayi, sebab setiap kali anak buang air biasanya bedong juga ikutan kotor. Ada juga sih orang tua yang hanya membalikkan bedong yang terkena kotoran anak, sebaiknya hal ini jangan dilakukan, selama persediaan bedong masih ada maka gantilah bedong tersebut. Untungnya bedong ini bisa tidak dipakai lagi setelah anak berumur lebih dari 3 minggu untuk daerah panas dan 1 bulan untuk daerah dingin. Manfaat bedong ini bukan hanya untuk menghangatkan, tapi juga untuk memudahkan kita ketika ingin menggendong atau mengangkat bayi baru lahir, dengan adanya bedong sikecil akan lebih aman untuk diangkat atau digendong.

Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum membedong bayi, seperti dilansir Luvizhea.com antara lain:

  • Bayi hanya boleh dibedong setelah kebutuhannya terpenuhi, misal makan dan mengganti popok. Jika bayi yang telah dibedong mengerutkan alis dan tangannya mengepalkan tinju, maka masih ada hal lain yang dibutuhkan bayi. Menangis adalah satu-satunya cara bayi untuk menyatakan bahwa dirinya membutuhkan sesuatu.
  • Hindari membedong bayi sepanjang waktu. Sebuah studi telah menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang rutin dibedong akan jarang bergerak, kurang efektif minum susu, dan memiliki berat badan lebih besar daripada bayi yang tidak dibedong.
  • Bayi yang dibedong akan lebih cepat tertidur bahkan selama minum susu. Padahal bayi yang baru lahir membutuhkan makanan berupa air susu sebanyak 8 sampai 12 kali dalam waktu 24 jam untuk mencegah dehidrasi.
  • Bayi memerlukan kontak dengan kulit ibu untuk membantu mengatur suhu tubuh, denyut jantung, pernapasan, kadar hormon, dan memantapkan ikatan antara ibu dan bayi. Bedong dapat mengurangi kontak bayi dengan ibunya, sehingga jangan membedong bayi sepanjang waktu.
  • Kain yang bedong harus nyaman dan tidak boleh terlalu ketat. Bedong tidak harus benar-benar menjaga bayi untuk tidak bergerak sama sekali. Bayi harus bergerak untuk mengembangkan kontrol otot dan sistem sarafnya, dan untuk menjaga kelancaran aliran darah ke seluruh tubuh. Bayi yang dibungkus terlalu erat di dada dapat meningkatkan risiko infeksi pneumonia dan pernapasan. Gerakan anggota badan juga merupakan cara bayi menyatakan bahwa dirinya sedang lapar.
  • Pastikan agar pinggul dan kaki bayi dalam posisi sejajar sebelum Anda membedongnya. Kesalahan dalam membedong bayi dapat menyebabkan dysplasia pinggul yang dapat mengakibatkan penyakit degenerasi sendi, radang sendi pinggul dan sakit kronis di kemudian hari.
  • Setelah bayi telah mencapai usia satu bulan usia dan menjadi lebih aktif, bayi hanya boleh dibedong ketika akan tidur.
  • Bayi yang masih tetap dibedong hingga mencapai usia sekitar tiga bulan dapat meningkatkan gangguan pada perut bayi.

Catatan: Masyarakat Asia termasuk Indonesia masih mempercayai tradisi membedong atau membungkus bayi yang baru lahir dengan selimut agar kakinya lurus. Tetapi jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar, membedong bayi dapat meningkatkan risiko terhadap beberapa kondisi kesehatan.

Baca juga: Mengatasi flu dan pilek pada bayi.

Bagikan ini di: