Umumnya bayi akan memuntahkan kembali susu yang diminumnya atau sering disebut Gumoh disertai dengan sendawa setelah diberi ASI. Secara sepesifik, gumoh berbeda dengan muntah, walaupun merujuk pada suatu kondisi yang sama di mana ada sesuatu yang keluar dari mulut atau lambung bayi.
Gumoh sering terjadi pada bayi yang baru lahir, bersifat pasif dan spontan. Cairan yang dikeluarkan lebih sedikit seperti meludah ataupun terkadang bisa juga cukup banyak. Tetapi dikeluarkan dengan cara mengalir dari mulut bayi tanpa disertai kontraksi otot dinding perut. Gumoh merupakan proses alami untuk mengeluarkan udara yang terhisap saat bayi minum ASI.
Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak, dan dikeluarkan dengan cara disemburkan dari perut bayi, disertai dengan kontraksi otot dinding perut. Keduanya merupakan hal yang normal dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius.
Penyebab gumoh pada bayi
Kebiasaan gumoh pada bayi tidak sama antara satu bayi dengan bayi lainnya. Ada bayi yang gumoh lebih banyak dibandingkan bayi lainnya. Hal tersebut normal terjadi. Berikut Luvizhea.com berikan penjelasan tentang beberapa penyebab gumoh pada bayi yang sering terjadi, seperti:
ASI atau susu formula yang diberikan melebihi kapasitas lambung
Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi akan muntah. Ingat, lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
Baca juga: Bagaimana memeilih susu formula yang terbaik untuk bayi?
Posisi menyusui yang kurang baik
Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring, sementara bayinya tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Sehingga ini membuat Bayi gumoh.
Pemakaian bentuk dot
Jika bayi biasanya menggunakan dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung inilah yang membuat bayi muntah.
Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi terutama yang terlahir prematur, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
Fungsi pencernaan masih belum sempurna
Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik atau gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus, untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna. Terutama pada bayi yang terlahir prematur.
Gerakan bayi terlalu aktif
Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Sampai berapa lama bayi akan selalu gumoh?
Gumoh biasa terjadi pada bayi yang baru berusia beberapa minggu sampai beberapa bulan sejak bayi dilahirkan, dan akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan bertambahnya usia bayi tersebut.
Setelah usia 6 bulan, bayi Ibu mungkin tidak akan gumoh lagi dan mulai bisa mendapatkan makanan pendamping ASI, sampai ia bisa makan makanan yang lebih padat.
Baca juga: Mengatasi anak sering muntah ketika minum obat
Bagaimana cara mengatasi agar bayi tidak gumoh setelah diberi ASI?
Berikut cara mengatasi atau mengurangi gumoh pada bayi setelah diberi ASI:
- Sendawakan bayi Anda.
- Hindari memberikan ASI atau susu formula saat bayi berbaring.
- Tegakkan posisi si kecil sekitar 20 menit setelah dia diberi ASI.
- Pemberian ASI sedikit tetapi lebih sering.
- Jangan menunggu memberikan ASI atau susu formula ketika bayi sangat lapar, karena saat lapar bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara banyak terhisap masuk.
- Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan susu formula. Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang terhisap masuk. Jika terlalu besar, susu akan mengalir dengan cepat, keduanya bisa memungkinkan bayi Anda mengalami gumoh.
- Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
- Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah. Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya. Karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru-paru. Yang paling parah bisa terkena radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas, jangan ditahan.
- Saat gumoh hindari bayi tersedak. Bila bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan atau paru-paru, ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung. Karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
- Jika gumohnya cukup banyak, sebaiknya segera konsultasikan dengan Dokter.
Baca juga: Cara cepat mengatasi cegukan pada bayi.