fbpx
ARTIKEL

Kenakalan anak yang harus dimaklumi orang tua

| Luvi Zhea

Jangan memarahi anak yang aktif atau nakalPada usia tumbuh kembang anak, tidak jarang anak-anak bisa menjadi begitu aktif dalam melakukan berbagai aktifitas yang membuat mereka merasa senang. Seperti bernyanyi, menari, menggambar dan aktifitas lainnya sesuai dengan kemampuan mereka. Hanya saja, ada beberapa kegiatan yang dilakukan sering dikategorikan sebagai kenakalan karena memiliki risiko yang cukup bahaya baik untuk anak maupun untuk lingkungannya.

Apabila sudah begini, orangtua kerap dibuat pusing dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun sebagai orangtua, tentu kita juga harus dapat menghadapi kenakalan anak ini dengan sabar dan bijak. Karena sebenarnya di balik kenakalan yang dilakukan anak, sebenarnya ada banyak hal yang anak pelajari.

Baca juga: Hati-hati, Anak belajar menyalahkan orang lain dari orangtua.

Kenapa kita harus memaklumi “kenakalan tertentu” pada anak?

Seperti yang sudah Luvizhea.com jelaskan diatas, ada banyak pelajaran yang dapat mereka ambil dari setiap aktifitas yang dilakukannya. Karena aktifitas yang mereka kerjakan sebenarnya merupakan bagian dari eksplorasi dari kreatifitas anak untuk belajar mengenal sesuatu dengan cepat. Sebaliknya Anda sebagai orangtua hanya perlu mengarahkan anak agar aktifitas mereka menjadi lebih positif. Jadi sebaiknya sebagai orangtua kita membiarkan dan jangan sesekali memarahinya ketika mereka melakukan hal-hal tersebut.

Berikut beberapa kenakalan anak yang harus dimaklumi orang tua agar proses pembelajaran anak akan jauh lebih baik, seperti:

Ikut memasak di dapur

Anak-anak akan cenderung meniru dan mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya, termasuk dengan memasak. Ketika Ibu sibuk di dapur, kemudian anak tiba-tiba bergabung dan ikut memasak, biasanya Ibu akan memarahinya karena keadaan dapur yang menjadi tidak kondusif serta menjadi berantakan. Terlebih lagi, ketika anak menyentuh peralatan masak yang “berbahaya”, ibu akan panik dan langsung menyuruh si kecil untuk pergi dan memintanya bermain.

Namun, hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan, menghindarkan anak dari bahaya memang sudah tugas orang tua, hanya saja hal ini sebagai tanda bila anak ingin bereksplorasi dengan kreatifitasnya. Ibu tidak perlu mengusirnya untuk pergi, sebaliknya ajaklah ia untuk bergabung dan terimalah ia dengan senang.

Sementara untuk menjaga ia tetap aman selama di dapur, maka berikan peralatan masak yang lebih aman yang diperuntukkan untuk anak-anak. Selain itu Ibu bisa memberikan batasan dan membuat peraturan agar anak tidak menyentuh barang-barang lain selain miliknya.

Mengajak anak memasak merupakan salah satu siasat untuk mengatasi anak susah makan. Sehingga ketika makan anak merasa senang dalam menyantap makanannya, karena mereka sendiri terlibat langsung dalam proses memasak tersebut.

Mencoret-coret Dinding

Mendapati anak sering menulis di dinding dengan mencorat-coret yang Ibu anggap tidak penting, kemudian Anda sering kesal karena dinding menjadi kotor dan berantakan. Melarang dan memarahinya bukan menjadi solusi yang baik. Karena anak yang suka mencorat-coret dinding, menandakan anak yang ingin bereksplorasi dengan warna dan gambar.

Dari pada memarahinya, ada baiknya Ibu sediakan media lain agar bakat anak tersalurkan dengan baik, misalkan Ibu bisa menyediakan banyak kertas dan pensil warna agar hobinya menggambar dan mewarnai tidak ia tumpahkan pada dinding rumah. Dengan begitu anak tetap bisa bereksplorasi tanpa merusak keindahan rumah.

Bermain Kotor-kotoran

Kebanyakan anak tidak segan bermain di dalam ataupun di luar rumah dalam keadaan kotor-kotoran. Namun hal ini kerap kali membuat para Ibu juga merasa jengkel karena baju anak yang kotor.

Sebaiknya, Ibu tidak perlu khawatir dengan anak yang senang berkotor-kotoran karena anak sedang ingin beradaptasi dengan lingkungan dan menemukan apa yang dia sukai. Hal yang perlu Ibu berikan pada anak adalah batasan dan peraturan agar anak tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya. Mintalah anak untuk memakai sepatu anti air agar menjaga kakinya tetap bersih ketika ia bermain lumpur diluar rumah.

Baca juga: Menghilangkan kebiasaan ngompol pada anak.

Kata-kata “melarang” yang harus di perhatikan orangtua

Seperti yang sudah Luvizhea.com jelaskan diatas, tugas kita sebagai orang tua adalah untuk mengarahkan dan mengawasi dari semua aktifitas mereka untuk menjadi lebih positif.

Perlu Ibu ketahui, apabila memang mengharuskan kita untuk melarang sesuatu. Berikan alasan yang jelas dan benar mengapa anak tidak boleh melakukannya. Kata-kata larangan yang kurang tepat dilontarkan kepada anak bisa berakibat buruk kepada mereka. Karena dapat membuat mereka merasa tertekan, takut, dan bahkan stres.

Sah-sah saja melarang anak, tetapi gunakan kata-kata yang positif. Hindarilah kata-kata negatif seperti jangan, dan tidak boleh kepada anak. Jadi jangan hanya asal melarang mereka. Sebaiknya Ibu arahkan aktifitas mereka dan berikan media yang tepat. Karena sejatinya pada usia tumbuh kembang anak, mereka sedang belajar mengeksplorasi kreatifitasnya dan menemukan apa yang mereka sukai.

Baca juga: Ucapan Anda bisa membentuk karakter anak.

Bagikan ini di: