fbpx
ARTIKEL

Cara efektif melatih anak yang terlambat bicara

| Luvi Zhea

Mengajari anak yang terlambat bicaraKeterlambatan bicara pada balita merupakan salah satu masalah umum yang dialami beberapa orang tua. Keterlambatan bicara adalah suatu kondisi ketika balita Anda tidak bisa berbicara sama sekali atau hanya bisa mengucapkan beberapa kata saja.

Kebanyakan kasus anak terlambat berbicara karena kurangnya dari mendapatkan masukan kosakata baru dan kesalahan metode dalam melatih pemahaman arti dari kata-kata tersebut. Dan hanya beberapa kasus saja dalam masalah ini, disebabkan oleh gangguan pendengaran, penglihatan maupun gangguan-gangguan lainnya seperti Retardasi Mental atau Gangguan Autistik (autisme).

Untuk melatih kemampuan bicara pada anak yang terlambat bicara, peranan orang tua, kakek, nenek, pengasuh dan anggota keluarga lainnya sangat penting. Kita harus bisa berinteraksi aktif secara verbal atau sering mengajak anak bicara dengan nada yang tepat untuk melatih anak tersebut dalam berbicara.

Tetapi, jika ditemukan gangguan pada si anak, maka yang pertama dilakukan adalah dengan memperbaiki dahulu gangguan tersebut. Misal pada kasus gangguan pendengaran, solusinya bisa dengan memberikan alat bantu pendengaran, setelah itu baru melatih anak belajar untuk berbicara.

Karena pada prinsipnya, sebelum anak mulai bicara. Terlebih dahulu anak melalui yang namanya proses pemahaman. Sedangkan proses ini bermula jika proses mendengar berkembang dengan baik.

Benarkah lebih cepat anak perempuan dalam belajar berbicara?

Perkembangan bahasa pada setiap anak memang berbeda. Statistik menunjukkan selama 2 tahun pertama, anak perempuan menguasai rata-rata 120 kata sedangkan anak laki-laki hanya 90 kata. Tetapi pada usia pra-sekolah, anak perempuan biasanya kehilangan minatnya pada pelajaran dibandingkan anak laki-laki. Alasan yang mendasari ini belum jelas, kemungkinan besar karena adanya proses hormonal yang berperan penting sehingga otak pada anak perempuan matang lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Inilah yang menyebabkan anak perempuan lebih mudah memahami bahasa yang abstrak. Dibandingkan anak laki-laki yang membutuhkan kombinasi antara ungkapan akustis dan optis.

Prinsip yang sebaiknya dipegang adalah keterlambatan bicara dapat ditoleransi apabila anak mengerti semua yang diucapkan padanya. Apabila anak tidak mengerti ucapan orang lain, anak cuek, tidak mau menatap mata orang, sulit menoleh ketika dipanggil, bicara bahasa yang tidak dimengerti sama sekali, dan hiperaktif maka segeralah dibawa ke dokter anak.

Teknik untuk melatih dan merangsang bicara pada anak yang terlambat bicara

Selain itu, Anda bisa menggunakan tips dan metode dari Luvizhea.com yang didapat dari berbagai sumber tentang teknik untuk melatih dan merangsang bicara pada balita, sehingga setiap ibu bisa menerapkannya untuk meningkatkan kemampuan balita yang terlambat berbicara. Seperti:

  • Anak-anak sangat suka mendengarkan orang tuanya berbicara dan memperhatikan ekspresi saat berkomunikasi. Ajak bayi berbicara sesering mungkin, sejak dini, meskipun dia belum waktunya berbicara. Melatih balita belajar bicara sejak dini akan melatih membantu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak dengan lingkungan. Apa yang kita katakan, akan tersimpan dalam memorinya dan suatu saat anak akan meniru apa yang dia dengarkan, baik yang di ajarkan orang tua maupun oleh orang-orang di sekitarnya. Satu hal yang paling penting adalah mengajarkan anak bicara dengan kata-kata yang positif, meskipun dia belum bisa bicara, ini akan mengasah rasa percaya diri mereka untuk mulai mengucapkan sesuatu.
  • Cari kata yang mudah untuk dipahami atau pilihlah kalimat sederhana sesuai usia anak untuk komunikasi sehari-hari. Anak usia satu tahun misalnya, membutuhkan kata seperti mama, papa, susu, minum, mandi, dan lain sebagainya sesuai dengan aktivitas yang anak lakukan setiap hari, dan benda yang ada di sekitar lingkungannya. Anak usia satu tahun belum memerlukan kata-kata seperti gajah, roket, mobil, ataupun kata benda lain yang tidak penting untuk usianya saat itu.
  • Jika sudah melebihi umur dua tahun, Sekarang kita tidak hanya mengenalkan sebuah benda yang dia lihat saja. Namun cobalah untuk mendiskripsikan dan mengenalkan kegunaan dari benda tersebut. Misalnya: “Ini namanya pensil, pensil digunakan untuk menulis dan menggambar”, “Ini namanya gelas, gelas digunakan untuk minum”, “Ini namanya handphone, handphone digunakan untuk menelepon ayah”, dan lain sebagainya. Mengenalkan kosakata dan mendeskripsikannya, akan membuat balita anda mengenali obyek tersebut. Dan deskripsi berulang pada obyek akan mendorongnya untuk berbicara dan belajar kata-kata yang berbeda.
  • Ajukan pertanyaan yang memancing jawaban satu suku kata atau lebih. Mungkin jawabannya tidak jelas, tapi kita harus tetap menghargainya, dan bisa mencoba mengulangi apa yang dia katakan untuk memperjalas maknanya, jangan di cadel-cadelkan.
  • Beri perhatian pada si kecil jika dia mulai mengoceh. Tatap matanya seolah kita tahu apa yang sedang di ucapkannya. Ini akan membuat mereka senang untuk berbicara. Beri tanggapan untuk ocehannya, ingat, selalu gunakan bahasa yang benar, dan tidak di cadel-cadelkan. Jangan menyalahkan apa yang dia katakana, ulangi apa yang mereka sampaikan meskipun salah, dengan kata yang benar dan berulang-ulang.
  • Balita memiliki kepekaan bawaan untuk mendengarkan alunan musik bahkan ketika dia masih didalam kandungan. Kebiasaan dalam mendengarkan musik dan menyanyikan lagu anak-anak, tidak hanya menghibur anak Anda tetapi juga membantunya dalam membangun kosakata baru. Jadi, Anda bisa mencoba bernyanyi saat bersamanya bisa juga disertai gerakan tubuh dan tepuk tangan, atau Anda bisa memutar lagu anak-anak dari handphone, DVD, atau acara televisi untuk anak yang bertema musikal atau edukatif.
  • Anak akan sulit belajar bicara bila kedua orang tua berbicara menggunakan lebih dari satu bahasa. Misal bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Sebaiknya, bicaralah dengan satu bahasa saja dengan struktur yang benar. Setelah anak menunjukkan perkembangan kemampuan berbicara, silakan mengajarkannya dengan bahasa lainnya.
  • Banyak sekali alasan di balik tertundanya anak dapat berbicara. Salah satunya adalah rasa malu terhadap orang lain yang tidak pernah atau jarang dia jumpai. Oleh karena itu, Sering-seringlah mengajak anak bermain dimana berkumpul teman-teman sebayanya. Anak-anak akan lebih cepat belajar dari anak lain, baik itu cara bermain, cara berbicara, dan cara berinteraksi. Gunakan kesempatan ini untuk melatih anak untuk berbicara, ajarkan cara menyapa atau mengajak anak lain bermain, misalnya:“Main yuk”.
  • Jangan berusaha mengerti perkataan anak bila dia berbicara dengan cara tidak jelas. Misalnya dia minta minum hanya dengan cara menunjukkan gelas dan berkata “umm..”. Tatap matanya dan katakan “mau minum?, lalu minta anak memperhatikan gerakan mulut Anda dan menirukan ucapan Anda perlahan-lahan.
  • Saat kita sedang bermain dengan si kecil, sebaiknya matikan radio atau televisi. Suara radio dan televisi bisa mengacaukan konsentrasinya. Mengajarinya berbicara bisa melalui permainan, seperti kegiatan membaca gambar pada flash card. Anda bisa meminta anak menirukan ucapan Anda saat menunjukkan gambar. Lalu bila dia sudah bisa menyebutkan nama-nama benda pada gambar, mintalah dia sendiri yang mengucapkan. Lakukan hal ini selama anak anda senang melakukannya, jangan membuat anak merasa terpaksa. Selain itu Anda bisa mengajak si kecil bermain tebak-tebakan dengan mengenalkansi kecil pada dirinya sendiri, misalnya menunjukan mana mata, rambut, hidung, telinga,dan anggota tubuh lainnya. Anda juga bisa mengenalkan orang-orang di sekitarnya seperti kakek, nenek, bibi, paman dan anggota keluarga lainnya.
  • Lihat respon si kecil saat di ajak berlatih bicara, jika mereka masih memperhatikan kita, dapat terus di ajak bicara. Tetapi jika tidak dan dia mulai memperhatikan ke hal lain, kita bisa menyudahinya sementara waktu, dan di ulang lagi di lain waktu. Mungkin saja si kecil mulai bosan dan jangan di paksa.

Baca juga: Hati-hati, ucapan Anda bisa membentuk karakter anak, dan Anak belajar menyalahkan orang lain dari sikap kita.

Bagikan ini di: