Setiap ibu yang baru saja melahirkan, tentu akan bertanya-tanya kapan siklus menstruasi (haid) setelah melahirkan itu dimulai kembali? Apalagi bagi ibu yang telah habis masa Nifas melakukan hubungan suami istri tanpa pengaman, takutnya masa haid yang tidak kunjung datang itu karena ibu telat datang bulan atau hamil lagi setelah melahirkan. Padahal bayi ibu saat ini masih sangat kecil. Dan yang membuat ibu semakin was-was, siklus haid ini ada yang telat bahkan lebih dari 3 bulan. Apakah memang seperti itu?
Sebaiknya ibu jangan khawatir, karena ibu tidak sendirian. Kekhawatiran ini memang sebagian besar dialami ibu muda setelah melahirkan anak pertama. Bila ibu mempertanyakan kapan siklus menstruasi akan kembali normal setelah melahirkan, sebaiknya ibu perhatikan dulu beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Faktor menyusui serta faktor dari keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi pasca melahirkan yang mempengaruhi hormon yang mengatur siklus haid. Oleh sebab itu, waktu terjadinya kembali menstruasi (haid) setelah melahirkan tidak dapat ditentukan secara pasti, apalagi kadar hormon di dalam tubuh setiap wanita berbeda-beda.
Bila ibu menyusui bayi dengan ASI secara eksklusif, kapan siklus haid datang kembali pasca melahirkan?
Banyak yang menyebutkan, bahwa bila ibu menyusui ASI pada bayinya secara penuh tanpa dibantu dengan memberi susu formula sama sekali sejak pertama bayi dilahirkan, maka datangnya siklus haid setelah ibu melahirkan akan memakan waktu lebih lama. Sangat mungkin ibu baru akan mengalami haid saat ibu berhenti menyusui ASI secara total. Jadi intinya, haid tidak akan datang selama ibu masih menyusui bayinya, bisa jadi 6-8 bulan, atau bahkan bisa tidak haid sama sekali hingga 18-24 bulan setelah melahirkan, apabila pemberian ASI sangat eksklusif sekali.
Walaupun begitu, ibu jangan khawatir akan hal ini. Tetaplah berikan ASI pada bayi ibu secara eksklusif, minimal selama 6 bulan pertama. Sebab ASI merupakan asupan terbaik untuk bayi yang dapat mempercepat tumbuh kembangnya, serta dapat menjaga daya tahan tubuh bayi dari ancaman berbagai penyakit. Toh siklus haid tersebut pasti akan kembali normal setelah masa pemberian ASI eksklusif telah usai.
Mengapa ibu yang menyusui mengalami haid yang datangnya lebih lama dan tidak teratur?
Ketika ibu sedang menyusui, kegiatan tersebut akan mempengaruhi kelenjar Hipofisis untuk mengeluarkan hormon yang disebut dengan Prolaktin. Hormon Prolaktin ini berfungsi untuk merangsang produksi ASI. Bila ibu menyusui secara eksklusif, maka ibu membutuhkan ASI yang lebih banyak untuk mencukupi asupan yang dibutuhkan bayi, sehingga produksi hormon Prolaktin juga akan semakin meningkat. Efek samping dari peningkatan hormon ini dapat menekan pengeluaran hormon Estrogen dan Progesteron yang bertugas mengendalikan siklus haid, serta dapat menekan (menyetop) masa Ovulasi pada wanita. Maka dari itu hormon Prolaktin ini menjadi penyebab di balik lamanya siklus haid datang kembali, atau membuat siklus haid tidak teratur setelah kehamilan.
Bila ibu mengkombinasikan ASI dengan susu formula, kapan siklus haid datang kembali pasca melahirkan?
Bila ibu mengkombinasikan ASI dengan susu formula atau pendamping ASI, atau saat ibu mulai jarang memberikan ASI karena suatu hal, misalnya: bayi sering tidur nyenyak sepanjang malam sejak usia dini, atau ibu harus segera bekerja kembali setelah melahirkan. Maka, itu berarti konsumsi bayi terhadap ASI akan lebih sedikit, sehingga hormon Prolaktin yang diproduksi tubuh tidak terlalu meningkat atau bahkan akan semakin menurun seiring berjalannya waktu. Dengan demikian hal ini akan membuat siklus haid kemungkinan besar lebih cepat datang (kurang dari enam bulan). Atau bisa jadi siklus haid akan mulai muncul secara perlahan, diawali dengan adanya bercak-bercak darah.
Bila ibu tidak menyusui bayi, kapan siklus haid datang kembali pasca melahirkan?
Pada wanita yang tidak memberikan ASI kepada bayi karena suatu hal, misalnya: ASI tidak keluar atau hanya mengandalkan susu formula secara total. Maka ibu dapat mengalami siklus haid yang normal kembali dalam jangka waktu mulai 5 minggu hingga 3 bulan setelah ia melahirkan.
Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa menyusui ataupun tidak menyusui akan mempengaruhi cepat lambatnya siklus mentruasi datang kembali atau menyetop Ovulasi pasca melahirkan. Informasi ini hanya untuk menggambarkan pola umum (yang sering terjadi) pada periode setelah melahirkan (Postpartum), namun tetap saja efek menyusui pada siklus haid pada setiap wanita memang berbeda-beda. Beberapa wanita yang menyusui secara eksklusif bisa saja mendapatkan haid 1 bulan setelah melahirkan, sementara yang lain walaupun jarang menyusui bisa mendapatkan haid setelah beberapa bulan (malah lebih lama). Jadi, apabila ditilik secara rata-rata, periode haid seorang ibu setelah melahirkan biasanya adalah antara 3-8 bulan.
Apakah periode waktu antara selesainya masa Nifas dengan datangnya siklus haid pasca melahirkan adalah periode masa subur, yang dapat membuat ibu kembali hamil bila berhubungan suami istri tanpa pengaman atau kontrasepsi?
Setelah masa Nifas selesai, diperkirakan fungsi alat-alat reproduksi telah kembali normal seperti sebelum hamil, karena itu siklus haid sudah dapat terjadi lagi. Namun seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diawal, waktu datangnya siklus haid pasca melahirkan ini tidak dapat diprediksi karena pengaruh hormon yang pada tiap wanita itu berbeda-beda (tidak sama).
Selain itu pengaruh kadar hormon Prolaktin yang tinggi saat ibu menyusui secara eksklusif akan menekan kadar hormon Estrogen yang fungsinya mematangkan sel telur. Bila sel telur tidak matang, maka tidak akan terjadi pembuahan. Dengan demikian, tidak bisa terjadi kehamilan. Tingkat efektifitasnya dalam mencegah kehamilan (sebagai kontrasepsi alami) bisa mencapai 98 persen, asalkan ibu memenuhi sejumlah syarat, yaitu:
- Belum mendapat haid kembali sejak setelah melahirkan.
- Menyusui bayi secara eksklusif (ASI saja, tanpa tambahan makanan pendamping ASI atau susu formula).
- Waktu menyusui yang lebih sering (minimal 12 kali sehari) dan selama mungkin. Interval (jeda) menyusui di siang hari tidak lebih dari 4 jam. Interval malam hari tidak lebih dari 6 jam.
- Tetap menyusui meski ibu atau bayi sedang sakit, karena Bila berhenti menyusui, produksi ASI bisa berkurang dan menurunkan kadar hormon Prolaktin.
- Tidak memakai botol, empeng atau Nipple Shield, karena bisa mengganggu proses bayi mengisap ASI. Bila bayi tidak mengisap dengan benar, produksi ASI bisa berkurang dan menurunkan kadar hormon Prolaktin.
- Bayi masih di bawah usia enam bulan.
Namun bila ibu telah mendapat haid kembali, atau beberapa syarat yang telah disebutkan diatas tidak terpenuhi, maka risiko ibu bisa hamil kembali pasca melahirkan akan menjadi jauh lebih besar, teutama bila ibu dan suami melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (alat kontrasepsi). Sebab menurunnya hormon Prolaktin atau meningkatnya hormon Prgesteron dan Estrogen dapat membuat kemungkinan terjadinya Ovulasi atau proses pelepasan sel telur Postpartum (setelah melahirkan) pertama sebelum menstruasi (haid) itu datang. Jadi Bila ibu belum ingin menambah momongan dalam waktu dekat, selalu ingat untuk menggunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan intim.
Atau, untuk memastikan bahwa kesuburan ibu telah kembali atau belum pasca melahirkan, ibu bisa menggunakan Alat Pengetes Ovulasi (test kit prediksi Ovulasi) atau Ovulation Test. Bila hasilnya positif, berarti kesuburan telah kembali. Sehingga berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi pada saat itu bisa mengakibatkan kehamilan.
Baca juga: Waktu yang tepat berhubungan seks pasca melahirkan.
Masalah yang sering terjadi saat periode haid pertama datang setelah melahirkan
Masalah haid pasca melahirkan selain waktu datangnya yang tidak dapat diprediksi, siklus haid biasanya juga akan menjadi tidak teratur, atau menjadi lebih berat atau lebih ringan dari sebelum hamil. Selain itu periode haid setelah kehamilan ini bisa didahului oleh PMS, seperti munculnya kram atau nyeri yang dialami oleh beberapa wanita, namun masalah ini biasanya akan pulih secara sendirinya tanpa bantuan obat-obatan.
Bukan hanya itu saja, berdasarkan penuturan kebanyakan ibu yang telah melahirkan, seringkali darah haid yang pertama kali setelah melahirkan begitu kental dan sangat deras sehingga tidak jarang para ibu menggunakan dua pembalut untuk mencegah kebocoran atau harus sering-sering mengganti pembalut. Jadi setelah melahirkan, bila haidi pertama ibu mengeluarkan banyak darah, jangan khawatir, karena itu masih bisa dikatakan normal.
Namun, bila tenyata haid tidak juga kunjung teratur setelah beberapa bulan, atau menimbulkan pendarahan yang begitu banyak tidak seperti haid biasa atau menimbulkan rasa nyeri (kram) yang begitu menyiksa, maka langkah terbaik adalah segeralah berkonsultasi dengan Dokter Kandungan agar dilakukan pemeriksaan pada rahim ataupun kondisi hormonal Anda.
Baca juga: Memilih kontrasepsi terbaik pasca melahirkan.