Sebelum ini sudah pernah Luvizhea.com bahas tentang Risiko sperma dikeluarkan di dalam saat hamil. Ternyata selain dapat memicu kontraksi, mengeluarkan sperma didalam saat berhubungan ketika ibu sedang hamil juga dapat membuat kehamilan susulan ketika Anda tengah mengandung. Dalam dunia medis fenomena ini dikenal dengan istilah Superfetation, yaitu kehamilan yang terjadi karena ibu hamil melepaskan sel telur dan terjadi pembuahan kembali oleh sperma, setelah beberapa minggu mengalami masa kehamilan pertama. Sel telur yang dibuahi tersebut membentuk embrio kedua, dan tumbuh bersama dengan embrio pertama pada kandungan yang sama.
Hal ini berbeda dengan kehamilan kembar dan terdengar asing bagi Anda karena memang sangat langka terjadi pada manusia. Namun demikian sudah ada beberapa wanita di dunia ini yang pernah mengalami hal tersebut, salah satunya Julia Grovenburg, wanita asal negara bagian Arkansas.
Kenapa kehamilan superfetation bisa terjadi?
Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan bagi Anda, mengapa hal ini bisa terjadi? Karena menurut beberapa ahli kandungan, kehamilan superfetation ini seharusnya tidak mungkin terjadi, karena pada saat hamil, hormon-hormon yang ada pada tubuh ibu hamil mampu mematikan kerja sistem reproduksi wanita sehingga ovulasi dapat dihindari dan tidak akan terjadi selama masa kehamilan, hal ini pun ditandai dengan terhentinya siklus haid.
Tetapi pada kenyataannya kehamilan superfetation bisa terjadi, dimana saat Anda sedang mengandung terjadi ovulasi, sehingga terbentuk embrio kedua. Kejadian langka ini masih diteliti lebih dalam oleh para ahli, dan belum bisa memberikan kesimpulan apakah kehamilan Superfetation merupakan hasil dari hubungan seks yang berlangsung saat seorang wanita sedang hamil, atau sebelum dirinya hamil. Tetapi yang jelas ini adalah bukti kekuasaan Tuhan, karena terjadi di luar kehendak manusia
Sementara itu Dr. Karen E. Boyle, MD, FACS, Ahli Reproduksi Medis mengatakan bahwa kehamilan superfetation bisa terjadi dikarenakan embrio A terlambat menempel pada dinding rahim. Penyebabnya bisa jadi karena adanya kelainan hormon pada masa kehamilan. Embrio A yang seharusnya menempel pada dinding rahim, gagal menempel dan tersimpan pada tubuh ibu hamil. Sementara bakal embrio lain sebut saja embrio B terlebih dahulu menempel dan berkembang menjadi embrio pertama. Sementara bakal embrio A yang masih tersimpan tadi akan kembali difertilisasi pada beberapa minggu berikutnya yang nanti nya berubah menjadi embrio kedua.
Apa risiko jika seseorang mengalami kehamilan superfetation?
Jadi, kehamilan superfetation mungkin terlihat seperti kehamilan kembar pada umumnya. Tetapi sebenarnya bukan, karena pada dasarnya usia janin yang dikandung tidaklah sama. Ini berarti setiap janin memiliki waktu berbeda dalam tahap perkembangannya.
Kehamilan seperti ini sebenarnya cukup berisiko. Karena janin yang paling muda akan terlahir prematur, sehingga memiliki masalah pernafasan dan paru-paru, apabila jarak antar janin cukup jauh.
Fakta lain menyebutkan sebenarnya kehamilan superfetation ini sudah biasa terjadi pada hewan mamalia. Karena adanya dua uterus pada rahim, tetapi sangat langka terjadi pada manusia.
Baca juga: Mengatasi beberapa keluhan saat hamil muda.