fbpx
ARTIKEL

Penanganan tepat Demam Berdarah pada anak

| Luvi Zhea

Deman berdarahBelakangan ini memasuki musim penghujan di beberapa daerah di Indonesia sering kali dilanda wabah peyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan terhadap penyakit Demam Berdarah ini. Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan tidak mengenal usia. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari yang bisa sembuh sendiri sampai yang fatal.

Demam berdarah adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk. Terdapat 2 jenis virus pemicu penyakit ini, yakni virus chikungunya dan virus dengue. Dan virus dengue adalah penyebab utama Demam Berdarah Dengue (DBD), untuk itu Luvizhea.com akan membahas lebih lanjut tentang penyakit demam berdarah dengue ini.

Dalam dunia kedokteran Demam Berdarah Dengue (DBD) dikenal dengan istilah Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue tipe 1-4, dan dominan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Sebenarnya bukan hanya nyamuk Aedes aegypti saja yang bisa menularkan penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes albopictus juga bisa menularkan penyakit demam berdarah. Bedanya, nyamuk ini hidup di luar rumah sehingga bisa saja si kecil digigit ketika sedang asyik bermain.

Kelompok anak usia 4 sampai dengan 10 tahun paling berisiko tinggi terkena penyakit demam berdarah ini, dikarenakan daya tahan tubuh anak usia ini memang belum sekuat orang dewasa.

Apa saja tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Demam berdarah dan tifus memiliki gejala yang dapat dikatakan hampir sama. Kedua penyakit ini ditandai oleh gejala berupa demam yang cukup tinggi. Jika kita salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya akan bisa menyebabkan kesalahan penanganan yang justru akan berakibat fatal bagi penderita.

Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi yaitu masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala atau dalam waktu 3 sampai 8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan, namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:

  • Demam tinggi mendadak diatas 38 derajad Celsius selama 2 sampai 7 hari
  • Ada pola demam yang khas, menyerupai punuk unta
  • Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka
  • Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa
  • Terjadi shock, denyut nadi melemah dan cepat, tekanan darah menurun, gelisah, tangan dan kaki dingin
  • Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang
  • Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal)
  • Nyeri kepala, pusing
  • Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata
  • Wajah kemerahan
  • Nyeri perut
  • Konstipasi (sulit Buang Air Besar) atau bahkan sebaliknya (diare)
  • Ada riwayat DBD pada lingkungan sekitar dalam jarak 200-400 meter

Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:

  • Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm (normalnya 150-450 ribu/mm)
  • Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.

Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita DBD. Berdasarkan tanda-tanda diatas pula, DBD dibagi atas beberapa derajat, yaitu:

  1. DBD derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.
  2. DBD derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
  3. DBD derajat III: Disebut juga fase pre shock, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda shock; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur.
  4. DBD derajat IV: Atau fase shock (disebut juga Dengue Shock Syndrome/DSS), penderita shock dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.

Bolehkah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat dirumah?

Bolehkah penderita Demam Berdarah dirawat dirumah?Meski berisiko mematikan, DBD sebenarnya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri tanpa obat. Namun sebelum sembuh, orang yang menderitanya akan melewati masa kritis. Dan pada masa itulah pasien membutuhkan perawatan yang baik untuk menjaga kondisi tubuhnya hingga mampu melewati masa kritis. Perawatan yang baik seringkali diasosiasikan dengan rawat inap di rumah sakit. Namun sebenarnya tidak semua penyakit DBD membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Tetapi tetap saja hal permata yang wajib dilakukan adalah membawa pasien ke dokter untuk memastikan diagnosis. Namun untuk menentukan selanjutnya apakah pasien harus dirawat inap atau rawat jalan, kuncinya yaitu ada tidaknya kedaruratan. Kedaruratan yang dimaksud adalah shock, kejang, kesadaran menurun, dan pendarahan,

Rata-rata penderita Demam Berdarah pada DBD derajat I-II belum memerlukan perawatan di rumah sakit, DBD umumnya akan mengalami penyembuhan sendiri setelah 7 sampai 8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tetapi harus tetap diwaspadai, Kebanyakan masa-masa kritis Demam Berdarah adalah pada hari kelima. Jika tidak tertangani dengan baik maka trombosit akan turun dengan hebat dan memungkinkan terjadinya shock meskipun demamnya kadang sudah turun.

Pengobatan DBD ini bersifat suportif dan simtomatik, artinya tidak memerlukan obat untuk kausanya (seperti antivirus). Yang paling ditekankan adalah nutrisi dan minum yang banyak, untuk mengatasi efek kebocoran plasma darah dan meningkatkan jumlah trombosit.

Penanganan lain yang dapat diberikan adalah kompres hangat dan penurun panas (mengandung parasetamol) jika demam. Lakukan pengompresan dengan segera pada kepala, kening, dan ketiak anak untuk membantu menurunkan demam yang diderita. Bila perlu Anda dapat mengompres seluruh badan anak dengan air hangat.

Untuk melawan nafsu makan anak Anda yang semakin menurun, Anda dapat memberinya madu atau jus buah dan sup yang dapat menggantikan asupan makanan pada tubuh anak Anda. Dan bisa juga diberi vitamin penambah nafsu makan dan anti muntah jika dibutuhkan.

Berikan air kelapa hijau muda yang ditambahkan dengan madu sebagai obat demam berdarah untuk anak Anda dalam bentuk yang herbal.

Ada baiknya Anda menyelimuti anak karena demam yang dialami oleh anak Anda mungkin akan membuatnya menjadi menggigil.

Perlu diingat juga bahwa penggunaan antibiotik tidak diperlukan pada kasus DBD murni (tanpa adanya infeksi bakterial).

Kapan Demam Berdarah Dengue (DBD) mermelukan penanganan medis?

Beberapa kasus DBD dapat berlanjut menjadi serius yang diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain seperti keganasan virus dan pertahanan tubuh yang lemah. Misalnya jika demam tidak turun dalam 3 hari atau bahkan demam anak semakin meningkat, segera bawa kerumah sakit yang paling dekat dengan rumah Anda untuk mendapatkan pengobatan yang tepat untuk gejala demam berdarah pada anak.

Begitupun juga jika anak tidak dapat minum atau muntah terus dengan kondisi yang bertambah parah dan keadaan menurun bahkan hingga hilang kesadaran berarti si kecil harus segera dirawat dirumah sakit.

Dan pada dasarnya yang memerlukan perawatan dan pemantauan intensif hanya DBD derajat III-IV, karena fatalitas yang mungkin terjadi.

Berikut tanda lain yang menunjukkan penderita perlu segera mendapat pemeriksaan medis antara lain:

  • Muntah darah segar (merah) atau muntah hitam
  • Buang air besar berwarna hitam
  • Sesak nafas yang makin lama makin sesak meski demam telah teratasi
  • Nyeri perut yang makin nyata, diiringi dengan pembesaran lingkar perut
  • Kesadaran menurun tanpa shock, nyeri kepala atau pusing hingga muntah nyemprot, pandangan makin lama makin kabur.

Tindakan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Langkah awal sebagai pencegahan adalah dengan cara membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal Anda, jangan sampai ada genangan air sebagai tempat nyamuk berkembang biak. Pencegahan ini harus dilakukan secara sosial dan individual.

Secara sosial, seperti halnya kerjabakti membersikan lingkungan RT/RW oleh warga sekitar dengan membersihkan selokan, menutup lubang yang terisi genangan air hujan atau mengubur benda-benda yang bisa menampung air hujan seperti kaleng, ban bekas, dan sejenisnya .

Secara individu, disarankan untuk tidak tidur di pagi hari hingga siang hari karena nyamuk Aides aigepty adalah nyamuk yang suka beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Selain itu mengganti air dalam bak mandi dirumah secara rutin sehingga tidak memberikan kesempatan pada nyamuk untuk berkembang biak.

Bisa juga melakukan gerakan Abatisasi yakni dengan menaruh bubuk abate di bak mandi yang sering Anda gunakan untuk mandi atau bak yang mungkin Anda gunakan sebagai tempat penampungan air, agar tidak menjadi sarang nyamuk dan membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga melakukan penyemprotan dengan asap (fogging), misalnya di kebun dan pojok-pojok rumah warga untuk membunuh nyamuk dewasa.

Tidak ada jaminan jika pernah terkena demam berdarah tidak akan terkena lagi. Karena itu tetap jaga lingkungan sekitar, konsumsi air sesuai kebutuhan dan waspadai setiap gejala yang muncul pada tubuh.

Bagikan ini di: