Guillain Bare Syndrome (GBS) merupakan peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa penyebab yang jelas. Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis, Jean-Baptiste Landry pertama kali menulis tentang penyakit ini, Pada tahun 1916, Guillain, Barre dan Strohl menjelaskan tentang adanya perubahan khas berupa peninggian protein cairan serebrospinal (CSS) tanpa disertai peninggian jumlah sel, keadaan ini disebut sebagai disosiasi sitoalbuminik.
Guillain Barre Syndrome (GBS) merupakan salah satu dari penyakit autoimun yang dapat dilakukan diagnosa dengan menganalisa cairan otak dan electrodiagnostic, dimana indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikan sel darah putih pada cairan otak.
Dalam kondisi normal, tubuh akan menghasilkan antibodi yang berfungsi untuk melawan antigen atau zat yang merusak tubuh ketika tubuh terinfeksi penyakit, virus, maupun bakteri. Namun pada kasus Guillain Bare Syndrome (GBS), antibodi yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan kerusakan pada sel saraf. Kerusakan tersebut akan menyebabkan kelumpuhan motorik dan gangguan sensibilitas penderita. Jika kerusakan terjadi sampai pangkal saraf maka dapat terjadi kelainan pada sumsum tulang belakang.
Sindrom ini jarang terjadi, yaitu berdasarkan penelitian berbanding 1:100.000. Biasanya Guillain Bare Syndrome (GBS) terjadi beberapa hari atau minggu setelah pasien telah memiliki gejala infeksi virus pernapasan atau gastrointestinal. Dan dalam kasus yang jarang terjadi vaksinasi atau operasi juga dapat meningkatkan risiko Guillain Bare Syndrome (GBS).
Apakah Guillain Bare Syndrome menular?
Dari karakteristik Guillain Bare Syndrome (GBS) selama ini didapati bahwa sindrom ini bisa menjangkiti di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa tetapi jarang ditemukan pada manula dan lebih sering ditemukan pada kaum laki-laki. Selain itu sindrom ini bukan merupakan penyakit turunan dengan kata lain tidak dapat menular lewat kelahiran, ataupun terinfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap Guillain Bare Syndrome (GBS) ini.
Gejala Guillain Bare Syndrome (GBS)
Gejala awal dari Guillain Bare Syndrome (GBS) meliputi berbagai tingkat kelemahan atau kesemutan di kaki, dimana ujung jari kaki terasa seperti ditusuk-tusuk jarum. Dalam banyak kasus kelemahan simetris dan sensasi abnormal menyebar ke lengan dan tubuh bagian atas. Sehingga lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat, atau memutar sesuatu dengan baik. Gejala-gejala ini dapat meningkatkan intensitas sampai otot-otot tertentu tidak dapat digunakan sama sekali. Atau tidak bisa merasakan refleks tangan dan kaki (mati rasa).
Dalam kasus ini, gangguan yang mengancam nyawa dan perlu diperhatikan adalah dimana jika terjadi infeksi di dalam paru-paru, akibat berkurangnya kemampuan pertukaran gas, dan kemampuan membersihkan saluran pernapasan. Sehingga berpotensi mengganggu pernapasan (sulit bernapas atau tidak bisa menarik napas dalam-dalam), sulit menelan dan terus menerus mengeluarkan air liur.
Jika hal ini terjadi sebaiknya segera memakai ventilator untuk membantu pernapasan. Dan awasi dengan ketat untuk masalah seperti detak normal jantung, infeksi, pembekuan darah, dan tekanan darah tinggi atau rendah.
Bagaimana cara mengobati penyakit Guillain Bare Syndrome (GBS)?
Walaupun penyebab pasti Guillain Bare Syndrome (GBS) sampai saat ini masih belum jelas dan dan masih menjadi bahan perdebatan, serta belum ada cara yang diketahui untuk mencegahnya. Namun, Jika mengalami gejala-gejala seperti yang Luvizhea.com sebutkan diatas, segeralah periksakan diri ke dokter karena perawatan dini dapat meningkatkan pemulihan.
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara umum bersifat simtomik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri. Perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan (gejala sisa) yang cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan. Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya penyakit, dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas (imunoterapi).
Pada saat seseorang menderita Guillain Bare Syndrome (GBS), biasanya merasakan sakit atau nyeri terutama pada daerah tulang belakang, lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti, meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit ini muncul dari pembengkakan syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energy, atau bisa juga karena posisi tubuh yang kurang nyaman.
Untuk melawan rasa sakit biasanya dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit pada pasien yang menderita Guillain Bare Syndrome (GBS). Dan bisa juga dengan memberikan berbagai pengobatan di antaranya:
Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar. Pemakain plasmaparesis pada Guillain Bare Syndrome (GBS) memperlihatkan hasil yang baik. Berupa perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek. Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7 sampai dengan 14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal gejala di minggu pertama.
Imunosupresan
Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek samping atau komplikasi lebih ringan. Obat ini biasanya diinfuskan pada pasien dengan jumlah yang dihitung berdasarkan berat badan si pasien. Dan tentu saja harus dengan petunjuk dokter. Dimana dosis perawatan 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari. Dan dilanjutkan dengan dosis perawatan 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.
Obat sitotoksik
Pemberian obat sitotoksik yang dianjurkan adalah 6 merkaptopurin (6-MP), Azathioprine dan Cyclophosphamid. Tetapi efek samping dari obat-obat ini adalah alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.
Baca juga: Hubungan tanda lahir Cafe Au Lait dengan Neurofibromatosis