Mengatasi Peranakan Turun “Prolapsus Uteri”

Dalam dunia medis, Peranakan Turun disebut dengan Prolapsus Uteri, yaitu suatu keadaan dimana posisi rahim yang berada di dalam Rongga Pelvic (panggul) turun atau “melorot” ke dalam vagina. Ringan beratnya kondisi ini bergantung pada derajat turunnya rahim dari posisi semula. Untuk itu ada beberapa tingkatan. Yaitu: Tingkatan pertama tergolong masih ringan, yakni posisi rahim turun, tetapi masih berada dalam vagina. Tingkatan kedua, posisi rahim turun dan tampak di lubang vagina. Sementara tingkatan ketiga, rahim turun hingga menyembul dari lubang vagina. Yang paling parah adalah tingkatan keempat, dimana rahim keluar seluruhnya dan menggantung di luar vagina atau kondisi ini lebih dikenal dengan Procidentia Uteri.

Apa bedanya Peranakan Turun dengan Turun Berok?

Banyak yang menyamakan Turun Berok dengan Peranakan Turun pada wanita, dan banyak juga yang menyamakan Turun Berok dengan Hernia pada pria. Seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diawal, Peranakan Turun merupakan kondisi rahim yang turun dari posisinya, sedangkan Hernia merupakan suatu kondisi turunnya buah zakar atau melorotnya organ usus dari tempat seharusnya. Bila ada tekanan besar, usus tersebut bisa saja brojol (keluar) melalui lubang Locus Minoris. Jadi mana yang lebih benar?

Jawabannya, semua benar. Karena arti kata Berok atau Burut itu sendiri adalah Perut bagian bawah: Turun. Sehingga semua isi perut bagian bawah yang turun bisa disebut dengan Turun Berok.

Apa yang menyebabkan Peranakan Turun?

Penyebab Peranakan Turun umumnya karena penyangga organ di panggul (rahim, kandung kemih, usus) menjadi teregang, robek ataupun lemah. Penyangga organ di panggul dapat berupa otot dasar panggul, Fascia atau Lligamentum (jaringan penopang rahim).

Mengapa otot-otot tersebut bisa lemah? Hal ini biasanya dipengaruhi beberapa faktor (risiko) seperti:

Selain itu, Perlemahan otot penyangga rahim sendiri sebenarnya merupakan proses alamiah yang terjadi dalam tubuh wanita guna mempermudah proses melahirkan. Hanya saja, bila otot-otot tersebut tidak kembali normal pasca melahirkan, maka rahim terus turun hingga keluar dari mulut vagina. Ini yang sering menyebabkan peranakan turun pada wanita muda (usia dibawah 50 tahun) selain dari faktor-faktor yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas.

Yang perlu disadari juga, kondisi Peranakan Turun ini tidak terjadi dalam waktu singkat. Jadi, bukan berarti ibu yang melahirkan janin besar atau setelah melahirkan satu atau dua anak, lalu rahimnya turun. Tidak demikian, karena bisa juga faktor-faktor tersebut baru merupakan faktor risiko di usia lanjut nantinya. Sehingga pentingnya bagi wanita terutama sehabis melahirkan untuk melakukan tindakan pencegahan dari kondisi peranakan turun dikemudian hari.

Bagaimana gejala Peranakan Turun?

Gejala dari Peranakan Turun sebenarnya mudah untuk diketahui bila tingkat derajat keparahan sudah mencapai tingkatan ketiga atau keempat. Karena umumnya gejala yang timbul selain bisa dirasakan juga bisa dilihat secara fisik, diantaranya:

Namun pada tingkatan pertama dan kedua gejala yang mungkin timbul, diantaranya:

Sehingga terkadang banyak yang salah mendiagnosa bila itu hanya infeksi rongga panggul, gangguan (infeksi) saluran kemih, gangguan ginjal atau gangguan pada organ wanita lainnya.

Bagaimana cara Diagnosis peranakan turun sejak dini?

Untuk mengetahui pasti bahwa keluhan ibu adalah akibat turunnya peranakan, perlu dilakukan pemeriksaan dalam atau pemeriksaan vagina secara langsung. Biasanya saat Dokter melakukan pemeriksaan, ibu diminta untuk batuk atau mengejan agar dapat mengetahui apakah posisi rahimnya turun atau tidak.

Tindakan lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan pemeriksaan USG atau MRI. Pemeriksaan ini untuk memastikan apakah penyebab gejala-gejala tersebut memang hanya kelemahan otot-otot dasar panggul saja, ataukah ada penyebab lain, seperti tumor di dalam rongga panggul, dan lain sebagainya.

Bagaimana penanganan Peranakan Turun?

Kondisi Peranakan Turun ini sangatlah mengganggu dengan gejala yang ditimbulkannya, dan apabila terlambat ditangani bisa menyebabkan ibu kehilangan rahim selamanya karena harus diangkat. Untuk itu penting sekali untuk para ibu melakukan diagnosis lebih awal untuk penanganan yang lebih cepat dan tepat sebelum semuanya terlanjur.

Pengobatan yang diberikan umunya juga disesuaikan dengan berat ringan tingkatan penyakitnya. Selain itu yang perlu ibu ketahui, pengobatan secara oral umumnya tidak ada, kecuali obat tersebut untuk mengurangi gejala rasa sakit di bawah perut atau belakang bawah panggul dengan pemberian obat pengurang rasa nyeri. Namun obat ini tidak akan diberikan dalam jangka panjang mengingat dampaknya pada fungsi ginjal.

Selama masih dianggap ringan dan tidak mengganggu, penurunan posisi rahim cukup ditangani sebatas observasi dan pemantauan saja, dan juga disertai dengan tindakan pencegahan serta terapi penguatan otot-otot panggul kembali, salah satunya dengan senam Kegel.

Senam Kegel dapat membantu mencegah terjadinya Peranakan Turun (Prolaps Uteri) atau membuat Prolaps Uteri yang ringan tidak menjadi semakin parah. Senam Kegel ini juga dapat dilakukan ketika ibu sedang hamil atau setelah melahirkan untuk mencegah inkotinensia urin, serta mencegah rahim turun dan juga menguatkan otot vagina. Selain itu, senam Kegel, bersamaan dengan terapi dan konseling seks, dapat membantu mengatasi masalah wanita yang mengalami kesulitan orgasme.

Namun selain dari itu, selanjutnya dicari juga penyebab kenapa rahim tersebut bisa turun?. Bila turunnya rahim disebabkan adanya penyakit seperti batuk lama atau bahkan tumor kandungan, tentu penyebab ini yang akan ditangani terlebih dahulu.

Sedangkan untuk operasi, biasanya dilakukan bila penurunan rahim dianggap mengganggu. Bila ibu masih diharapkan bereproduksi (masih ingin hamil), prosedur pembedahan pada perut dilakukan untuk menarik rahim ke posisi semula di atas vagina dengan mengikatkan Ligamentum Rotundum ke dinding perut, atau bisa juga dengan melakukan tindakan Ventro Fiksasi Uterus, yaitu dengan cara memendekkan ligamentum rotundum tersebut.

Namun, adakalanya dilakukan tindakan amputasi serviks bila terjadi Elongatio Serviks, tergantung situasi dan keadaan pasien itu sendiri. Atau bila ibu sudah melewati usia reproduktif atau tidak ingin hamil lagi, maka prosedur yang akan dilakukan adalah pengangkatan rahim (Abdominal Histerektomi) dan disertai pengencangan otot vagina depan dan belakang.

Seandainya pasien menolak dioperasi karena merasa keluhannya tidak berat, Dokter akan memberikan solusi berupa pemasangan Pessarium (seperti cincin) dari ebonite, porcelain atau karet di vagina, agar rahim tak semakin turun. Tindakan yang sama berlaku bagi pasien usia lanjut dan berisiko terhadap pembiusan. Namun Pessarium juga hanya bersifat sementara saja untuk menahan Uterus kembali di tempatnya . Bila Pessarium diangkat (di ambil) maka rahim tersebut akan turun kembali.

Bagaimana cara melakukan senam Kegel?

Berikut adalah cara melakukan senam kegel:

1. Temukan otot-otot yang tepat

Untuk mengidentifikasi otot-otot dasar panggul, cobalah untuk memberhentikan urin di saat ibu sedang Buang Air Kecil. Bila berhasil, maka ibu telah menemukan otot yang tepat. Namun ingat, hal ini cukup di coba sekali saja. Karena bila ibu sering melakukan ini sewaktu Buang Air Kecil, maka akan berpotensi meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kencing.

2. Gunakan teknik yang tepat

Ketika ibu berhasil mengidentifikasi otot-otot dasar panggul seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, kosongkan kandung kemih dan bersandarlah. Kencangkan otot-otot dasar panggul Anda, tahan kontraksi selama 5 detik dan kemudian relaksasi selama 5 detik. Lakukan sebanyak 4-5 kali. Ibu dapat meningkatkan kontraksi selama 10 detik dan diikuti dengan relaksasi selama 10 detik.

3. Tetap fokus

Untuk hasil yang terbaik, fokuslah mengencangkan otot-otot dasar panggul saja. Hati-hati jangan menekuk otot-otot perut, paha atau bokong Anda. Bernafaslah secara rileks dan hindari menahan nafas.

4. Ulangi kembali

Lakukan senam Kegel sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari. Ibu dapat melakukan selama setidaknya 3 set dengan pengulangan hingga 10 kali per hari. Dan ibu dapat melakukan senam Kegel tanpa diketahui orang lain, kapan saja, dimana saja. Misalnya saat ibu sedang duduk di balik meja, sedang bersantai atau bahkan sewaktu melakukan tugas seperti saat bekerja di meja kerja atau saat menonton TV.

Bila ibu melakukan senam Kegel secara rutin dan regular, maka ibu dapat merasakan hasilnya, seperti frekuensi urin yang bocor berkurang, keluhan peranakan yang sering turun membaik, serta perbaikan kualitas seksual dalam waktu beberapa bulan saja.

Apakah peranakan turun boleh diurut (dilakukan pemijatan) untuk mengembalikan posisinya?

Pengurutan (pemijatan) di bagian perut yang dilakukan oleh Dukun Bayi, memang selama ini dipercaya dapat mencegah dan mengatasi Peranakan yang Turun. Namun di dalam dunia kedokteran, tindakan tersebut belum dibuktikan secara ilmiah, karena otot-otot yang lemah tidak akan menjadi kuat lagi dengan pengurutan, kecuali hanya untuk mengembalikan posisi serta menghilangkan sementara rasa pegal yang timbul.

Selain itu, dikhawatirkan juga dari tindakan pengurutan (pemijatan) tersebut dapat menimbulkan trauma atau gangguan pada organ sekitarnya. Apalagi bila ini dilakukan pada wanita yang sedang hamil, maka risiko yang bisa terjadi adalah terpisahnya Plasenta dari dinding rahim.

Apakah penggunaan korset dapat mengatasi peranakan turun?

Belum terdapat manfaat medis yang diketahui dari penggunaan korset untuk mencegah dan mengatasi rahim turun. Karena permasalahan rahim turun adalah lemahnya otot dasar panggul, sehingga penanganannya adalah dengan memperkuat otot tersebut seperti yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas. Namun penggunaan korset ini lebih ke fungsinya untuk meredam goncangan berlebih pada perut, terutama saat berkendara dengan sepeda motor bagi ibu yang sedang melakukan terapi dalam mengatasi kondisi Peranakan Turun ini.

Benarkah ibu hamil yang mengalami peranakan turun tidak bisa punya keturunan lagi?

Kondisi Peranakan Turun (Prolapsus Uteri) tidak berhubungan langsung dengan tingkat kesuburan. Hanya letak rahimnya saja yang bergeser. Sehingga tidak ada hubungan antara Peranakan Turun dengan kesulitan untuk hamil kembali, kecuali bila penanganan kondisi ini dengan melakukan tindakan pengangkatan rahim.

Bagaimana cara mencegah peranakan turun agar tidak terjadi di kemudian hari?

Cara yang paling mudah untuk mencegah Peranakan Turun adalah dengan memperkuat otot panggul. Lakukanlah senam Kegel setiap hari untuk melatih kekuatan otot panggul seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas untuk melakukan tindakan pencegahan yang paling banyak direkomendasikan. Selain itu, untuk wanita yang sudah memasuki masa menopause, dapat juga diberikan hormon estrogen tambahan untuk membantu mengembalikan kekuatan jaringan otot di daerah panggul dan vagina, tentu saja dengan pengawasan Dokter.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah Peranakan Turun:

Baca juga: Mengatasi kanker Serviks.

Categories:
Tags: , , , , ,
Berbagi artikel di: