Amandel (Tonsil) berfungsi sebagai bagian dari sistem imun untuk kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi selaput lendir, memperkuat daya tahan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi selaput lendir dan menjadi benteng pertahanan terdepan untuk menangkis serangan kuman penyakit yang datang melalui mulut maupun hidung.
Ketika kuman menyerang, Amandel akan mencoba melawan sesuai fungsinya. Apabila kekuatannya kalah, maka Amandel pun bisa meradang (terjadi pembesaran) dengan beragam akibatnya. Peradangan ini yang disebut dengan Tonsillitis.
Siapa saja yang berpotensi mengalami Radang Amandel?
Radang Amandel umumnya dialami anak-anak usia 5-15 tahun. Namun paling sering dialami oleh anak usia 5-7 tahun, karena daya tahan tubuh anak pada usia tersebut belum sempurna. Dan sedangkan pada usia tersebut, anak-anak sedang senang-senangnya melakukan eksplorasi diri dengan bermain di luar rumah, jajan sembarangan, namun tidak diikuti kebiasaan membersihkan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan.
Apa saja yang dapat menyebabkan Radang Amandel?
Radang Amandel (Tonsillitis) paling sering disebabkan oleh infeksi kuman seperti halnya virus dan bakteri, seperti virus influenza, virus Coxsackie, Adenovirus, virus Epstein-Barr dan bakteri dari Group A Streptococcus yang sering menyebabkan radang tenggorakan. Penyebaran dan penularan infeksi dari Radang Amandel ini bisa melalui udara, tangan dan dari ciuman.
Baca juga: Cara efeketif mengatasi flu batuk pilek pada bayi.
Gejala apa saja yang mungkin timbul saat mengalami Radang Amandel?
Amandel (Tonsil) pada orang sehat akan berwarna sesuai dengan warna jaringan di sekitarnya dan memiliki permukaan rata. Sedangkan pada mereka yang mengalami Tonsillitis (Radang Amandel) warnanya bisa menjadi kemerahan atau terdapat bercak putih pada Amandel tersebut, dan ukuran amandel kemudian membesar mulai dari sebesar kelereng hingga seukuran bola ping pong.
Tonsilitis yang disebabkan oleh virus dan Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri memiliki tanda-tanda yang hampir mirip. Seperti halnya:
- Sakit tenggorokan lebih dari 48 jam dan biasanya disertai dengan kesulitan menelan.
- Tenggorokan terasa kering, suara anak berubah menjadi serak atau kehilangan suara, hingga mengalami bau nafas.
- Badan demam yang disertai dengan suhu tinggi.
- Sakit kepala.
- Tenggorokan berwarna merah disertai dengan amandel yang membesar atau bisa juga terlihat titik-titik putih pada daerah Amandel.
- Amandel yang membesar bisa mengganggu atau menyebabkan penyempitan jalan napas, mendengkur.
- Terlihat adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah rahang dan di leher.
Namun, Tonsillitis yang di sebabkan oleh virus umumnya cenderung memiliki tanda-tanda lain seperti pilek (hidung meler), sakit mata (pedih dan berair pada mata), batuk hingga diare.
Kenapa Radang Amandel perlu diwaspadai?
Apabila gejala-gejala yang Luvizhea.com sebutkan diatas tidak hilang atau berkurang selama 3 hari, maka sebaiknya orangtua membawa anaknya ke Dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti usap tenggorokan untuk mengetahui penyebabnya. Dengan mengetahui secara pasti penyebabnya, maka Radang Amandel akan semakin cepat teratasi.
Radang Amandel apabila tidak segera ditangani, juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti infeksi pada telinga, dan sinus, abses atau bisul pada tenggorokan sehingga harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan nanah.
Apabila Radang Amandel selalu berulang, maka juga akan mengganggu pertumbuhan pada anak, termasuk mengganggu konsentrasi dan kecerdasan anak. Hal ini karena kurangnya kecukupan gizi karena anak menjadi malas makan yang disebabkan oleh rasa sakit ketika menelan makanan. Selain itu suplai oksigen ke otak juga akan berkurang karena terhambat oleh pembengkakan akibat Tonsillitis ini. Dengan berkurangannya suplai oksigen, tentu juga akan membuat anak sering merasa malas dan mengantuk, sehingga anak juga akan mengalami gangguan dalam belajar.
Pada Tonsillitis yang diakibatkan oleh bakteri Streptococcal, apabila tidak segera diobati dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti pembengkakan ginjal (Glomerulonephrosis akut) dan demam rematik.
Jadi itulah beberapa alasan kenapa Radang Amandel juga perlu diwaspadai.
Bagaimana cara mengobati Radang Amandel ketika di rumah?
Perawatan yang bisa dilakukan di rumah adalah dengan memaksimalkan waktu istirahat, dan minum banyak air putih serta mengkonsumsi makanan yang lunak namun kaya nutrisi. Dan pilihlah pengobatan berikut ini yang sesuai dengan kondisi anak ibu saat ini.
Mengobati Radang Amandel dengan cara alami
Cara alami berikut ini bisa menjadi alternatif bagi ibu yang tidak ingin anaknya ketergantungan pada obat sintetis (kimia) dalam mengobati Radang Amandel.
Mengatasi Radang Amandel dengan Larutan Garam
Garam selain menjadi salah satu bumbu dapur sebagai penyedap masakan (pemberi rasa asin), juga merupakan obat tradisional rumahan yang paling umum digunakan untuk mengatasi infeksi yang diakibatkan oleh bakteri termasuk Radang Amandel. Adapun cara penggunaan garam dapat dicampurkan dengan air hangat dan kemudian dipergunakan untuk berkumur. Larutan garam ini sangat efektif membunuh bakteri dalam mulut sehingga membuat gejala Radang Amandel menjadi berkurang.
Mengatasi Radang Amandel dengan Madu dan Lemon
Perasan jeruk lemon dengan dicampur madu juga efektif dalam mengatasi Radang Amandel.
Madu memang memiliki khasiat yang sangat baik bagi tubuh. Dr Ronald McCoy dari Royal Australian College of General mengatakan: beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dengan memberikan satu sendok makan penuh madu setiap beberapa jam sekali bisa mengurangi iritasi pada tenggorokan. Efektivitas madu akan lebih terasa pada anak kecil ketimbang orang dewasa.
Madu mengandung lebih dari 181 nutrisi dan zat antioksidan, serta berkhasiat sebagai antimikroba dan antiinflamasi (anti-peradangan). Itulah sebabnya madu cukup efektif meredakan sakit tenggorokan seperti Radang Amandel dan batuk.
Sedangkan Lemon selain bersifat antiinflamasi juga kaya akan vitamin C sebagai antioksidan alami yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga gejala Radang Amandel tidak menjadi lebih parah.
Mengatasi Radang Amandel dengan Jahe dan madu
Jahe juga memiliki sifat antiinflamasi, sama halnya dengan madu dan lemon yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas. Sehingga wedang jahe juga dipercaya efektif dalam mengurangi gejala-gejala yang dapat ditimbulkan oleh semua jenis radang termasuk radang Amandel yang di derita. Selain itu jahe juga bermanfaat dalam melegakan tenggorokan. Ibu bisa membuat wedang jahe hangat tanpa gula, untuk memberi rasa manis bisa ibu tambahkan madu, sehingga khasiatnya akan semakin efektif dalam meredakan gejala Radang Amandel.
Mengatasi Radang Amandel dengan Jeruk nipis dan kapur sirih
Sama halnya dengan jeruk lemon, jeruk nipis juga bersifat antiinflamasi dan mengandung banyak senyawa yang sangat baik untuk tubuh termasuk vitamin C dengan kadar yang cukup. Untuk mengkonsumsinya, peraslah 2 butir jeruk nipis hingga benar-benar habis airnya, kemudian dicampur dengan sedikit larutan kapur sirih. Aduklah hingga merata campuran tersebut, kemudian minumlah hingga habis. Buatlah campuran ini setiap hari dan diminum ketika menjelang tidur, maka pembengkakan yang di alami akibat Radang Amandel akan berangsur-angsur kembali normal.
Mengatasi Radang Amandel dengan Kulit Manggis
Penelitian paling baru menyatakan bahwa kulit manggis mengandung banyak zat antioksidan yang sangat baik untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tetap sehat. Tidak hanya itu, kandungan Xanthon pada kulit manggis sudah dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakit yang sulit disembuhkan seperti sakit jantung ataupun diabetes dan memiliki sifat antiinflamasi uttuk mengatasi berbagai macam penyakit peradangan.
Caranya menggunakannya, ambil 15 gram kulit manggis yang sudah dikeringkan dan 2 sendok teh minyak permen. Kulit manggis tersebut direbus dengan 2 botol air sampai mendidih sehingga menjadi 1 botol. Setelah itu teteskan minyak permen dan aduk hingga rata. Minyak permen adalah minyak mint atau menthol yang dihasilkan dari tanaman Mentha Arvensis.
Sebaiknya ramuan ini diminum sebelum tidur pada malam hari selama 3 hari berturut-turut.
Mengatasi Radang Amandel dengan Buah Mengkudu
Mengkudu atau Pace merupakan buah yang mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, viamin, Xeronine, Proxeronine, Steroid alami, Alizarin, Lysin, sodium, Asam kaprat, Asam Kaprilat, dan Asam Kaproat, serta mineral penting lainya yang terdapat pada buah dan daun mengkudu. Salah satu zat yang bermanfaat yang terkandung dalam buah mengkudu adalah Scopoletin, senyawa ini bersifat antibakteri, antiradang dan antialergi. Dan untuk itulah mengkudu bisa digunakan sebagai obat alternatif dalam mengatasi berbagai penyakit termasuk radang Amandel.
Caranya penggunaannya yaitu, siapkan dua buah mengkudu, kemudian cuci dan haluskan. Setelah itu saring untuk mengambil airnya, campurkan dengan 1 buah jeruk nipis dan 1 sendok madu, kemudian aduklah hingga rata. Pakai sebagai obat alami Amandel 2-3 kali sehari, gunakan untuk berkumur dulu selama beberapa menit kemudian baru di minum.
Mengatasi Radang Amandel dengan Bawang
Bumbu dapur lainnya selain garam yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas sebagai obat Radang Amandel, ibu juga bisa menggunakan Bawang Merah sebagai obat. Bawang memiliki sifat antiinflamasi, yang artinya bisa meredakan rasa panas dan peradangan yang menjadi penyebab pembengkakan pada Amandel. Cara penggunaannya adalah ibu hanya perlu mengupas bawang merah dan mengunyahnya, lalu telanlah. Hal ini akan membantu dalam menyembuhkan peradangan yang terjadi pada amandel.
Selain bawang merah ibu juga bisa menggunakan bawang putih karena juga memiliki khasiat yang sama. Caranya campurkan bawang putih yang telah diris kecil-kecil pada segelas air hangat, kemudian air campuran tersebut digunakan untuk berkumur.
Mengobati Radang Amandel dengan obat-obatan dari apotik maupun dari resep Dokter
Setelah minum antibiotik, demam akibat Radang Amandel biasanya turun dalam waktu 24 jam, dan anak akan sembuh rata-rata sekitar 36 jam lebih cepat daripada anak tidak minum antibiotik. Habiskan antibiotik meskipun di tengah proses pengobatan anak ibu sudah merasa baikan. Mengabaikan sisa obat-obatan terutama antibiotik yang telah diresepkan dapat menyebabkan gejala Radang Amandel kembali kambuh atau memburuk karena bakteri akan semakin resisten terhadap antibiotik apabila diberikan kurang dari dosis yang seharusnya.
Apabila Radang Amandel disebabkan oleh infeksi virus, pemberian antibiotik tidak akan membantu. Anak ibu mungkin bisa meminum obat penghilang rasa nyeri seperti Parasetamol, Acetaminophen atau ibuprofen. Obat ini dijual bebas di apotik ini juga dapat meredakan rasa sakit pada tenggorokan dan menurunkan demam akibat Radang Amandel. Namun tetap harus dengan izin Dokter.
Baca juga: Mengatasi anak yang susah minum obat saat sakit.
Kapan Amadel harus dilakukan operasi?
Tidak semua kasus Tonsillitis perlu dioperasi. Operasi Amandel (Tonsilektomi) hanya dilakukan apabila berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
- Terjadinya 3 episode atau lebih infeksi tonsil setiap tahun meskipun telah diberikan pengobatan antibiotik yang tepat.
- Tonsilitis kronik atau berulang yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik yang tepat.
- Pembengkakan Tonsil yang menyebabkan Obstruksi (penyumbatan) saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi jantung hingga paru.
- Adanya Abses (nanah) di sekitar Tonsil (Peritonsil) yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan Drainase.
- Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam.
- Adanya Halitosis (bau mulut) akibat Tonsilitis Kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi obat-obatan.
- Tonsilitis yang membutuhkan biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium) untuk menentukan Patologi Anatomi (diagnosis penyakit).
Selain merupakan pilihan terakhir untuk pengobatan Radang Amandel, Tonsilektomi juga biasanya bertujuan untuk meredakan Apnea tidur (Sleep Apnea) atau masalah pernapasan lainnya yang berhubungan dengan pembengkakan Amandel. Biasanya dokter menyelesaikan operasi dalam satu hari, namun pasien baru pulih sepenuhnya dalam waktu sekitar 7 sampai 10 hari pasca operasi Amandel.
Umur berapakah anak-anak boleh melakukan operasi pengangkatan Amandel?
Usia tidak menentukan boleh tidaknya dilakukan Tonsilektomi (operasi Amandel). Namun demikian apabila gangguan Amandelnya tidak sampai mempengaruhi pertumbuhan fisik anak (berat badan dan tinggi badan masih dalam batas normal), maka operasi masih dianjurkan untuk ditunda sampai anak berusia 8 tahun. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwasanya di bawah usia 8 tahun, Amandel masih dibutuhkan sebagai bagian dari sistem daya tahan tubuh (masih berfungsi). Sedangkan diatas usia 8 tahun, fungsi imun pada organ Amandel, sudah tidak signifikan lagi.
Adakah komplikasi yang mungkin timbul setelah operasi pengangkatan Amandel?
Pada anak-anak, Tonsilektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan Anestesi umum, sehingga komplikasi yang ditimbulkannya merupakan gabungan komplikasi tindakan bedah dan Anestesi. Namun, hampir selalu tidak ada masalah.
Beberapa komplikasi yang dapat ditemukan setelah operasi Tonsilektomi antara lain :
- Penyempitan saluran napas (Laringospasme).
- Kesulitan bernapas.
- Gelisah setelah operasi.
- Mual muntah.
- Alergi terhadap obat-obatan Anestesi.
- Perdarahan pasca operasi.
- Gangguan terhadap suara.
- Otalgia (sakit pada telinga).
- Kematian saat induksi pada pasien dengan Hipovolemi (kurangnya volume cairan dalam pembuluh darah), namun ini jarang terjadi.
Meskipun demikian, ibu tidak perlu terlalu khawatir karena Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang praktis dan aman. Untuk itu, Luvizhea.com menyarankan ibu untuk berkonsultasi dengan Dokter spesialis THT untuk membicarakan sejauh mana kepentingan pengangkatan Amandel dan kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul sesuai dengan kondisi kesehatan anak ibu saat ini.
Bagaimana cara mencegah amandel kambuh kembali?
Agar anak-anak terhindar dari penyakit Amandel menjadi peran penting orangtua. Sebagai orangtua kita perlu waspada, jangan sampai anak-anak mudah terpapar virus dan bakteri yang dapat menyebabkan Radang Amandel, terutama untuk anak-anak dibawah usia 7 tahun.
Agar anak terhindar dari masalah infeksi berulang, caranya yaitu dengan mencukupi nutrisi dan vitamin. Sehingga daya tahan anak selalu dalam kondisi prima. Arahkan anak untuk menjalani pola hidup bersih seperti selalu cuci tangan, terutama setelah beraktifitas maupun sebelum makan. Arahkan anak untuk tidak jajan sembarangan. Serta hindari anak dari orang-orang atau lingkungan yang banyak terdapat penderita flu.
Selain itu makanan atau minuman apapun yang bisa merangsang iritasi harus dihindari, misalnya makanan atau minuman yang terlalu panas, terlalu dingin (es), terlalu asam atau terlalu pedas. Karena akan menimbulkan iritasi yang bisa membuat seseorang sakit saat menelan atau memperberat radang Amandel-nya.
Benarkah minum es dapat menyebabkan Radang Amandel kambuh?
Pada intinya semua infeksi tenggorokan tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang merangsang seperti yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas. Karena dapat menyebabkan gejala Radang Amandel menjadi semakin parah dan kembali kambuh. Tidak terkecuali minum es batu, minuman es ataupun es krim. Hal itu karena es yang dingin memiliki temperatur jauh di bawah suhu tubuh kita. Sehingga bisa memicu radang Amandel yang di derita bertambah parah.
Apalagi bila es batu yang dibuat minuman es tersebut terbuat dari air mentah atau air yang kurang higienis, tentu ini menjadi tempat bersarangnya bakteri yang dapat merugikan kesehatan apabila di konsumsi.
Namun, setelah dilakukan operasi biasanya pasien malah akan diberikan es krim, karena es krim ini memiliki temperatur yang dingin sehingga bisa di manfaatkan untuk membantu menutup kapiler-kapiler (pembuluh darah kecil) pada luka bekas operasi. Hal ini karena operasi Amandel ini menimbulkan luka terbuka yang tidak semuanya dijahit. Hanya pembuluh besarnya saja yang dijahit sehingga dengan mengkonsumsi es krim dapat membantu menutup luka tersebut agar tidak mudah berdarah.
Baca juga: Cara efektif mengatasi sariawan pada bayi.