Biasanya, Biang Keringat muncul pada bagian tubuh yang banyak berkeringat seperti bagian dahi, pipi, leher, dada dan bahu serta bagian tubuh yang berlipat lainnya seperti ketiak serta lipatan siku pada tangan.
Apa penyebab bayi atau balita sering mengalami Biang Keringat?
Biang Keringat ini memang lebih sering dialami oleh sebagian besar balita dan anak-anak, hal ini karena kulit balita lebih sensitif dibanding orang dewasa, selain itu fungsi kelenjar keringat pada balita terutama pada bayi belum berfungsi secara sempurna. [1]
Biasanya Biang Keringat akan muncul ketika bayi sakit panas seperti ketika ia sedang flu atau pilek. Hal ini tejadi karena suhu tubuh meningkat (panas) sehingga bayi akan berkeringat dan membuat tubuhnya menjadi lembab. Proses ini sebenarnya adalah proses alami dimana fungsi keringat yang keluar adalah untuk menurunkan suhu tubuh sehingga menjadi normal kembali. Namun kembali lagi pada poin 1 yang telah dijelaskan Luvizhea.com diatas yaitu keluar keringat yang banyak ini tidak diiringi fungsi kelenjar keringat dan pori-pori bekerja secara sempurna. Sehingga menyebabkan keringat yang keluar, banyak yang terjebak dibawah lapisan kulit dan ini yang disebut Biang Keringat (Keringet Buntet). [2]
Biang Keringat Biasanya muncul saat cuaca sedang panas (musim kemarau), atau bisa juga pada musim pancaroba (Cuaca tidak menentu). Sehingga sama seperti yang telah dijelaskan pada poin 2 diatas, bayi atau balita akan lebih sering berkeringat untuk menurunkan suhu tubuh yang juga ikut terasa panas (gerah). [3]
Apakah perbedaan Biang Keringat dengan Suleten?
Memang sebagian gejala antara Biang Keringat dengan Suleten (Impetigo) hampir sama. Seperti yang telah dijelaskan Luvizhea.com diatas, Biang Keringat lebih disebabkan oleh fungsi kelenjar keringat yang belum terbentuk sempurna pada anak atau bisa juga karena tersumbatnya pori-pori sehingga sebagian besar keringat terjebak dibawah lapisan kulit dan menimbulkan peradangan.
Sedangkan pada Suleten (Impetigo) lebih disebabkan oleh bakteri Staphylococcus (Staph) dan Streptococcus (Strep) akibat kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, sehingga juga dapat menimbulkan infeksi atau peradangan pada kulit. Namun Suleten biasanya diikuti dengan masalah Biang Keringat. Untuk lebih lengkapnya bisa ibu baca pada artikel: Cara mengobati Suleten Impetigo pada bayi.
Apa saja jenis dan Gejala dari Biang Keringat?
Gejala Biang Keringat umumnya munculnya bintil-bintil kecil berwarna merah yang terkadang berisi air disertai ruam. Selain itu, Biang Keringat akan terasa gatal dan panas sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal inilah terkadang membuat anak ibu sering rewel ketika mengalami Biang Keringat. Namun gejala yang muncul tiap anak beberbeda-beda tergantung dari jenis Biang Keringat yang dialami. Berikut beberapa jenis Biang Keringat dan Gejala yang mungkin timbul:
Miliaria Profunda
Biang keringat ini terjadi pada lapisan kulit bagian bawah. Ditandai dengan bintil-bintil berwarna putih, keras dengan ukuran 1-3 milimeter tidak gatal dan biasanya terjadi pada orang dewasa.
Miliaria Rubra
Biang Keringat ini terjadi pada kulit lapisan tengah. Ditandai dengan bintil-bintil gelembung kecil (berair) berukuran 1-2 mm dengan kulit berwarna kemerahan, berkelompok serta menjalar dan menimbulkan rasa gatal terutama saat berkeringat, dan apabila pecah akan terasa perih.
Miliaria Kristalina
Biang Keringat yang terjadi pada lapisan kulit paling atas (superfisial), ditandai dengan kulit melenting kecil berair berukran 1-2 mm dan tampak mengkilap yang dapat pecah dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar 1 sampai 2 hari sejak kemunculannya. Biang keringat ini biasanya tidak menimbulkan rasa gatal dan tidak berwarna kemerahan.
Bagaimana cara mengobati Biang Keringat dan mencegahnya terjadi kembali?
Apabila Biang Keringat diakibatkan oleh suhu ruangan yang panas atau lembab, perhatikan sirkulasi udara pada ruangan tersebut. Apabila ibu tidak memakai penyejuk ruangan (AC), maka maksimalkan ventilasi agar udara bisa bersirkulasi dengan baik.
Begitupun saat dimusim panas, sebaiknya jangan menggunakan pakaian yeng terlalu tebal ataupun terlalu ketat. Ibu bisa memilih pakaian yang terbuat dari bahan yang bisa menyerap keringat sepeti Katun.
Selanjutnya ibu bisa melakukan beberapa hal berikut ini, diantaranya:
- Mandikan anak ibu secara teratur dua kali sehari, ini berguna untuk menyingkirkan kotoran yang menyumbat pori-pori kulit anak.
- Gunakan bedak dingin yang mengandung Calamine atau kompres dingin untuk meringankan rasa gatal dan iritasi pada kulit. Namun jangan digunakan saat kulit bayi sedang basah, agar bedak tidak menghambat keluarnya keringat karena menutupi pori-pori. Selain itu, Hindari menggunakan krim dan salep yang mengandung minyak atau minyak mineral, yang juga dapat menutup pori-pori lebih lanjut. Apabila harus menggunakan salep, gunakan salep yang diresepkan oleh Dokter seperti Hidrocortizon atau Elox.
- Ibu juga bisa mengoleskan bagian tubuh anak yang mengalami Biang Keringat dengan Bengkoang atau mentimun yang telah dihaluskan. Karena kedua bahan alami tersebut selain menyejukan juga bersifat anti-inflamasi atau peradangan.
- Bahan alami lain yang bisa ibu gunakan dalam mengatasi Biang Keringat adalah Daun Secang yang dapat ibu dapatkan dari penjual Jamu. Daun Secang berfungsi sebagai antiseptik alami serta antiperadangan. Caranya, rebus segenggam daun Secang, kemudian air rebusan tersebut dicampurkan dengan air yang akan digunakan untuk mandi bayi atau anak ibu.
- Untuk balita yang telah minum air putih, usahakan untuk banyak minum air putih untuk membantu menetralkan suhu tubuhnya.
Dari beberapa cara yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas, selain dapat mengatasi Biang Keringat juga dapat mencegahnya terjadi kembali. Dan ingat, apabila Biang Keringat tidak membaik dalam beberapa hari, sebaiknya periksakan ke Dokter Spesialis Anak untuk dievaluasi lebih lanjut.
Baca juga: Cara mengobati Herpes agar cepat kering.