Hal seperti ini kadang ada yang mengaitkan dengan bayi tersebut diganggu oleh mahkluk halus atau jin, sehingga dibacakan doa-doa serta ada juga yang menaburkan garam disekitar rumah yang dipercaya dapat mengusir mahkluk halus yang mengganggu. Memang kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, karena sebagai orang yang beragama, tentu kita juga harus mempercayai hal-hal yang gaib. Namun, tentu kita juga harus mencari penyebab logis kenapa anak kita tiba-tiba menangis?
Karena memang bayi menangis itu adalah cara mereka berkomunikasi dan menyampaikan bahwa mereka merasa tidak nyaman, takut atau membutuhkan sesuatu.
Umumnya, bayi menangis paling banyak pada 3 bulan pertama sejak ia dilahirkan, di mana frekuensi tangisan cenderung meningkat di bulan-bulan awal kehidupannya dan semakin berkurang seiring pertambahan usia bayi. Lamanya tangisan bayi itu juga bervariasi, dari satu jam sampai hampir sepanjang hari dan ini masih dalam batas normal, karena setiap bayi memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
Dan bila ibu tidak bisa menenangkan tangisan bayi dengan segera, itu juga bukan karena ketidakmampuan ibu dalam mengurus mereka. Melainkan hal tersebut karena sebagian besar bayi menangis karena mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim, seperti pencahayaan, warna, tekstur, suara, juga sensasi-sensasi baru seperti rasa lapar atau keinginan untuk buang angin yang bisa terasa sangat mengganggu bagi mereka.
Apa penyebab bayi menangis tiba-tiba dan sulit untuk ditenangkan?
Sebagai orangtua, tentu kita perlu mengenal tangisan bayi dan mencari tahu penyebab tersebut agar bisa menenangkan bayi sesegera mungkin. Ada berbagai alasan bayi menangis terus mulai dari yang sederhana sampai yang lebih serius atau tidak wajar, antara lain:
Meminta sesuatu
Bayi menangis karena itu adalah bentuk komunikasi mereka, terutama bila menginginkan sesuatu. Misalnya karena bayi merasa lapar ingin minta disusui, bayi merasa kedinginan ingin minta didekap, bayi merasa tidak nyaman saat tiduran ingin minta diayun atau digendong, bayi merasa sendirian ingin minta diperhatikan, dan lain sebagainya.
Bila ibu tidak mengerti arti dari tangisan tersebut, biasanya bayi akan tambah menangis sejadi-jadinya. Karena seperti yang Luvizhea.com jelaskan di atas, ini karena setiap bayi memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, sehingga mereka juga bisa merasa ngambek (jengkel) atau orang jawa bilang “nesune gede”.
Gangguan perut atau pencernaan
Bayi mungkin menangis histeris karena gangguan perut, dan gangguan perut ini biasanya dihubungkan dengan kondisi Kolik yang sering terjadi pada bayi. Gangguan perut tersebut ini bisa karena bayi mengalami perut kembung, bayi mengalami sembelit atau karena ia tidak bisa buang angin.
Gastro Esophagial Reflex (GERD)
Bayi mungkin menangis sambil memuntahkan susunya. Bila ini terjadi ada kemungkinan penyebabnya karena asam lambung (GERD). Hal ini terjadi karena bagian bawah Esofagus gagal menutup setelah makanan masuk, yang mengakibatkan aliran balik asam lambung ke kerongkongan.
Mimpi buruk
Bayi yang berusia 4 bulan juga sudah bisa bermimpi, sehingga ia juga bisa mengalami mimpi buruk. Dan hal yang muncul dalam mimpinya biasanya terkait dengan apa yang ia alami sepanjang hari itu.
Night Terror
Night terror (teror malam) berbeda dengan mimpi buruk. Teror Malam terjadi pada fase tidur non-REM (Rapid Eye Movement). Bentuknya bukan berupa mimpi yang menakutkan, tapi lebih kepada reaksi takut yang mendadak akibat terjaga tengah malam (Ketika bangun ia tidak bisa mengingat apa yang dilakukannya, jadi seolah ia berada disuatu tempat yang sunyi tanpa ada orang, karena orangtuanya sedang tertidur). Night Terror terjadi saat anak berpindah dari fase tidur satu ke fase tidur selanjutnya. Atau orang jawa menyebutnya dengan istilah kemanjon.
Night Terror ini terjadi karena ada sistem saraf pusat yang mengatur aktivitas otak tiba-tiba menjadi terlalu aktif. Night Terror bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi. Dan bayi yang mengalami Night Teror ini biasanya akan menangis histeris dan menolak untuk disusui, bahkan ia mungkin akan meronta-ronta ketika ibu menggendongnya.
Kelelahan
Balita bisa mengalami kelelahan, terutama bila ia bermain seharian. Begitupun bila ibu mengajak bayi untuk bepergian, bayi juga akan mengalami kelelahan, walaupun bayi tampak tertidur nyenyak selama dalam perjalanan. Tidur dalam kendaraan tidaklah selega dan sebebas tidur di atas kasur. Anggota tubuh bayi mungkin berada dalam posisi yang kurang tepat selama perjalanan, sehingga ia merasa ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya. Namun karena belum bisa berbicara, bayi menangis di tengah malam untuk menyatakan ketidaknyamanannya itu.
Rasa tertekan
Siapa bilang bayi tidak dapat merasakan perasaan ibu saat ini? Bayi yang masih menyusu pada ibunya terbiasa merasa nyaman dalam dekapan sambil mendengar detak jantung ibu yang teratur. Sedikit perubahan pada irama detak jantung ibu akibat perasaan ibu yang tidak menentu saat ini karena suatu masalah, akan membuat bayi ikut gelisah hingga terbawa dalam tidurnya.
Rasa tertekan pada bayi ini juga bisa diakibatkan oleh suara keras yang mendadak dan membuatnya terkejut. Jadi, jagalah agar jangan sampai ibu dan ayahnya bertengkar dengan nada suara meninggi, karena ini juga bisa membuatnya merasa tertekan.
Sakit
Bayi menangis terus menerus bisa juga karena ia sedang sakit, hal ini biasanya dapat dikenali melalui suhu tubuhnya yang mendadak tinggi, nafas yang tidak teratur, bersin-bersin, gejala yang tidak wajar lainnya.
Misalnya bayi yang mengalami sakit flu (walaupun gejala awal) tetap saja membuat bayi merasa tidak nyaman terutama di malam hari ketika ia sedang tidur. Bayi mungkin merasa pusing, hidung tersumbat saat tidur, hingga merasa pegal-pegal pada seluruh tubuh akibat gejala flu yang dialaminya.
Torsio Testis pada bayi laki-laki
Bila bayi ibu berjenis kelamin laki-laki dan menangis terus menerus, sebaiknya periksa juga kantung kemaluannya. Karena bisa jadi bayi laki-laki ibu mengalami Torsio Testis yaitu suatu kondisi testis melintir atau berputar sehingga akan menghentikan aliran darah ke testis itu sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan rasa sakit dan makin sakit bila bagian tersebut tersentuh.
Hubungan Kolik dengan bayi yang menangis berlebihan
Bayi yang menangis berlebihan sebagian besar biasanya memang ada hubungannya denga Kolik. Kolik itu sendiri merupakan suatu keadaan dimana sistem pencernaan bayi mengalami gangguan sehingga membuat perut bayi terasa tidak nyaman. Kolik pada bayi ditandai dengan tangisan berjam-jam, bisa sampai 3 jam sehari, selama setidaknya 3 hari dalam seminggu, bahkan terjadi hingga 3 minggu atau lebih. Dan umumnya kolik terjadi pada beberapa minggu awal setelah bayi lahir, dan akan berhenti setelah bayi berusia 4 bulan.
Penyebab Kolik pada bayi
Kolik terjadi pada 20% bayi, dan penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti. Namun diduga hal tersebut kerena gangguan pencernaan yang diakibatkan oleh:
- Sistem pencernaan dan sistem saraf yang belum sempurna pada bayi yang baru lahir.
- Perut kembung karena masuk angin, atau bayi terlalu banyak menelan udara saat menyusu.
- Mengalami sembelit hingga susah buang angin.
- Kondisi Refluks, suatu kondisi dimana asam lambung dan susu yang kembali naik ke kerongkongan.
- Usus bayi yang sensitif (intoleransi) terhadap jenis protein tertentu atau laktosa (misalnya susu sapi formula) sehingga mengalami alergi susu.
Namun demikian terkadang kondisi ini tidak terdiagnosis, sehingga tidak dicurigai sebagai sebuah gangguan kesehatan. Dan yang perlu ibu ketahui juga, Kolik bisa terjadi pada bayi yang tumbuh dengan nutrisi yang cukup, sehat, aktif dan pertumbuhan yang baik.
Kenali tagisan bayi akibat Kolik
Bayi dapat dicurigai mengalami Kolik bila saat menangis menunjukkan ciri-ciri:
- Menangis sangat keras disertai jeritan dan bersifat episodik yaitu suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi satu atau dua menit kemudian akan menangis kembali.
- Menangis secara berlebihan setelah minum atau ketika bangun tidur, terutama di malam hari. Namun bayi tetap normal dan sehat selain waktu-waktu itu.
- Biasanya diikuti gerakan tangan mengepal ke arah perut, badan mengencang, lutut ditekuk kearah dada, wajahnya memerah, dan juga disertai melengkungkan punggung.
- Perut bayi kembung, ditandai dengan perut bayi yang terasa agak keras, dan beberapa kali buang angin.
Cara mengatasi anak yang sering menangis
Terkadang kita tidak mengetahui penyebab kenapa bayi menangis? Sehingga untuk meredakan tangisan mereka dibutuhkan beberapa tindakan yang perlu ibu lakukan, seperti:
Misalnya, jangan sampai bayi ibu terlalu lapar, atau harus menunggu lama untuk disusui.
Selain itu perhatikan juga kualitas tidur bayi (kebutuhan istirahatnya). Karena bayi yang kurang tidur akan mudah sekali rewel. Biasanya bayi sering terjaga di malam hari karena mungkin ia merasa tidak nyaman dengan popok yang lembab. Sehingga sebaiknya ibu mengganti popoknya bila dirasa mulai penuh, atau bisa memakai popok khusus untuk malam agar penyerapan lebih baik lagi, sehingga akhirnya bayi Anda bisa tertidur pulas sepanjang malam.
Menggendong bayi
Ibu bisa menggendong bayi dan mengajaknya berjalan-jalan sekitar rumah untuk menenangkan bayi sembari mencari angin segar.
Hindari memindah-mindahkan posisi bayi
Karena hal ini dapat memicu bayi menangis lebih kencang. Sebaiknya ibu membawanya ke kamar yang tenang, sejuk, dengan pencahayaan redup. Dan mungkin ini dapat membantu membuatnya lebih tenang.
Menggunakan Bedong
Ibu juga dapat membedong bayi dengan kain lembut. Hal ini dipercaya dapat membuat bayi merasa masih berada di dalam rahim ibu yang hangat, sehingga dapat menenangkan bayi yang rewel karena belum terbiasa terhadap dunia luar.
Posisi meringkuk
Di dalam rahim, bayi menghabiskan sebagian besar waktunya dalam posisi meringkuk. Memeluk atau membaringkannya dalam posisi tengkurap dapat membuat bayi merasa lebih nyaman. Namun sebaiknya, hanya membaringkan bayi ibu dalam posisi seperti ini bila ia terus-menerus menangis dan pastikan ibu terus mengawasinya agar tidak terjadi Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Dan, dalam kondisi biasa, selalu posisikan bayi ibu dalam posisi terlentang.
Baca juga: Posisi tidur yang baik pada bayi dibawah usia 6 bulan.
Suara lembut
Membisikkan suara “shhh” dapat menenangkan bayi yang baru lahir karena mirip dengan desingan yang melingkupi dirinya di dalam rahim. Selain itu, ibu jangan ragu untuk berbicara dengan nada tenang pada bayi Anda.
Atau ibu juga bisa bersenandung atau menyanyikan lagu bertempo lambat dengan suara lembut untuk membuat bayi lebih tenang. Karena penelitian menyebutkan bahwa nada suara ibu adalah cara paling efektif untuk menenangkan bayi.
Mengayun
Mengayun bayi dengan lembut menggunakan ayunan akan membantu menenangkannya. Karena saat bayi diayunan akan mengingatkan ia kembali ke hari-hari dimana saat ia masih bergoyang-goyang di dalam perut ibu. Namun, jangan sesekali mengguncang bayi saat dia menangis kencang, karena akan membuat ia semakin merasa tidak nyaman.
Sentuhan
Sentuhan bisa menstimulasi reseptor perasaan nyaman di otak bayi. Penelitian juga menunjukkan bahwa sentuhan lembut di sepanjang tubuh bayi lebih efektif dibandingkan sentuhan pendek dengan gerakan cepat. Maka dari itu ibu bisa mengusap-usap area pipi, punggung, kaki, atau perut bayi ibu untuk menenangkannya.
Mengalihkan perhatian
Ibu bisa mengalihkan perhatian bayi dengan mengajaknya berjalan-jalan dengan kereta dorong atau naik mobil agar ia tenang. Atau bisa juga menunjukan sesuatu yang biasa ia sukai untuk menarik perhatiannya.
Mandi
Suara air yang mengalir dan hangatnya air di kulit dapat menjadi solusi untuk mengatasi tangisan bayi Anda. Mungkin saja tangisan bayi karena ia merasa kegerahan, dengan mandi maka badannya akan merasa lebih segar dan sejuk.
Tetap Tenang
Jadi bukan hanya tangisan bayi saja yang harus ditenangkan, ibu yang melakukkannya juga harus bersikap tenang. Sebab bayi dapat merasakan ketegangan yang ibu rasakan dan cenderung bereaksi terhadap hal tersebut. Jadi pastikan jangan sampai tangisannya membuat ibu merasa stres atau jengkel karena hal ini akan memperburuk tangisan bayi Anda, dan membuat mereka tidak mau menyusu pada ibu sebagai salah satu cara untuk menenangkan bayi agar ia berhenti menangis.
Penanganan bila bayi menangis dicurigai karena bayi mengalami Kolik
Namun dengan melakukan cara-cara yang telah Luvizhea.com sebutkan di atas, tentu dapat meredakan tangisan serta meringankan dari gejala Kolik yang dialami bayi. Tetapi pada beberapa kasus, tindakan dengan cara mengalihkan perhatiaan dan membuat mereka merasa nyaman, meskipun berhasil mungkin terkadang tidak bisa bertahan lama. Hal ini karena rasa sakit atau rasa tidak nyaman akibat Kolik ini tidak serta merta hilang begitu saja. Jadi, mungkin saja ia memerlukan perlakuan khusus atau mungkin obat untuk meringankan kekejangan di perutnya sehingga ibu perlu membawanya ke Dokter.
Kapan bayi yang menangis akibat Kolik harus dibawa ke Dokter?
Waspadai dan segera hubungi Dokter bila bayi yang menangis disertai gejala, seperti:
- Saat diangkat, tubuhnya terkulai.
- Suara tangisnya bernada tinggi (semakin tinggi / tidak wajar).
- Memuntahkan cairan berwarna hijau.
- Mengeluarkan cairan urin jauh lebih sedikit dari biasanya.
- Demam hingga 38 derajat Celsius atau lebih bila mereka berusia kurang dari 3 bulan, dan 39 derajat Celsius untuk mereka yang berusia lebih dari 3 bulan.
- Terdapat darah dalam tinja.
- Tidak mau menyusu atau kurang asupan cairan.
- Bayi mengalami Kejang.
- Beberapa bagian kulitnya terlihat pucat atau membiru.
- Ubun-ubun tampak menonjol.
- Mengalami gangguan pernapasan.
- Terdapat ruam berwarna ungu kemerahan (tanda ini bisa menjadi gejala dari penyakit Meningitis).
Apakah ada obat untuk mengatasi Kolik pada bayi?
Terdapat obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani Kolik pada bayi seperti tetesan Simetikon atau Dimetilpolisiloksan. Cairan ini dapat ditambahkan pada susu atau ASI yang diberikan di dalam botol dot. Cairan ini berperan membantu melepaskan gelembung udara dalam pencernaan bayi yang dapat mengganggu pencernaannya. Meski sejauh ini cairan tersebut dinyatakan aman untuk bayi, namun penggunaannya harus berdasarkan rekomendasi Dokter.Selain itu sebelum mengeluarkan gelembung udara dalam saluran pencernaan bayi, tetap saja ibu harus menenangkan bayi tersebut terlebih dahulu. Caranya sudah disebutkan pada penjelasan Luvizhea.com diatas. Sebab ketika bayi menangis, ia akan lebih banyak menelan udara.
Penggunaan Probiotik juga bisa dilakukan dalam mengatasi Kolik pada bayi. Probiotik mengandung bakteri baik (salah satunya: Lactobacillus reuteri Protectis )yang bermanfaat melancarkan sistem pencernaan dan memelihara fungsi sistem imunitas tubuh. Selain itu Probiotik bisa mengurangi gas dalam sistem pencernaan dan meningkatkan pola gerakan usus. Maka dari itu Probiotik sekarang banyak ditambahkan ke dalam susu formula dan makanan bayi. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Italia, dalam waktu seminggu setelah pemberian cairan yang mengandung Probiotik, tangisan bayi yang mengalami Kolik bisa berkurang hingga 74%. Setelah 3 minggu, tangisan bayi yang tadinya berlangsung selama 370 menit setiap hari, bisa berkurang hingga 35 menit per hari. Juga, dalam Feses bayi mengalami pengurangan jumlah bakteri E. coli yang membahayakan. Namun sumber Probiotik yang terbaik bagi bayi itu tidak lain adalah ASI (Air Susu Ibu), sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dapat mencegah sekaligus mengatasi Kolik yang sering terjadi pada bayi.
Selain itu, berbagai metode lain seperti pemberian air gula, terapi pijat, akupuntur, pemberian obat herbal, maupun Chiropractic terkadang diterapkan untuk menangani Kolik pada bayi. Namun sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menjamin konsistensi prosedur-prosedur tersebut. Bahkan pada kasus tertentu, tindakan ini dapat membahayakan bayi. Jadi tetap bijak dalam memilih metode untuk mengatasi Kolik pada bayi Anda.
Ada sedikit tindakan yang mungkin bisa membantu ibu dalam mengatasi Kolik pada bayi, diantaranya:
- Bila bayi ibu terkena Kolik, naikkan posisi kepalanya ketika berbaring. Caranya, letakkan bantal pada bagian bawah kasurnya pada bagian kepala, sehingga ketika dibaringkan, bagian kepala bayi akan lebih tinggi dari kakinya. Namun perhatikan jangan sampai leher bayi tertekuk dan jangan terlalu curam sehingga bayi bisa tergelincir ke bawah. Untuk lebih praktisnya, Ibu bisa menggunakan Kasur Refluks khusus untuk bayi.
- Bila bayi ibu telah diberikan susu formula (sufor), sebaiknya hentikan konsumsi susu formula tersebut untuk sementara waktu, untuk mengetahui adanya kemungkinan bayi ibu mengalami intoleransi protein dari susu formula tersebut. Ibu bisa beralih memberikan susu formula berlabel Hipoalergenik dengan kadar protein rendah. Yang perlu ibu ingat, sebaiknya ibu jangan memberikan susu formula yang mengandung kedelai karena tidak direkomendasikan pada bayi kurang dari usia 6 bulan. Susu formula dengan kandungan kedelai mengandung hormon yang dapat mempengaruhi perkembangan seksualitas dan fisik bayi di masa yang akan datang. Namun, bila gejala Kolik tidak membaik setelah satu minggu, ibu bisa kembali memberikan susu formula tersebut, karena kemungkinan besar hal tersebut bukan karena kondisi intoleransi protein pada susu formula tersebut.
Baca juga: Cara memilih susu formula terbaik untuk bayi.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Kolik pada bayi?
Tindakan yang bisa ibu lakukan untuk mencegah terjadinya Kolik pada bayi, diantaranya adalah:
- Saat ibu menyusui bayinya, sebaiknya pastikan bahwa posisi bayi saat menyusui bayi sudah baik dan benar. Begitupun setelah ibu menyusui, sebaiknya jangan langsung membaringkannya, karena udara yang tertelan akan sulit keluar dan akhirnya menyebabkan Kolik. Berbeda ketika bayi diposisikan secara vertikal atau tegak setelah menyusui, udara yang tertelan biasanya akan mudah keluar.
- Bayi yang diberi susu botol juga harus mendapatkan perhatian yang lebih. Jagalah puting dot agar selalu bersih dan lubangnya tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Lubang yang terlalu besar akan membuat bayi minum terlalu banyak dalam sekali hisap, sedangkan lubang yang terlalu kecil akan membuat bayi berusaha menghisap lebih kuat dan ini akan menambah banyaknya udara yang tertelan. Puting dot dengan lubang yang terlalu besar lebih baik tidak usah digunakan lagi, atau buang saja. Namun, bila lubangnya terlau kecil, ibu bisa membesarkannya sendiri. Atau bila ragu, lebih baik ibu beli saja puting dot yang baru, yang pas buat bayi Anda, karena sekarang sudah tersedia puting dot anti kembung.
- Ketika ibu menyusui, sebaiknya hindari mengkonsumsi terlalu banyak kopi, teh, atau makanan pedas, karena secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi Air Susu Ibu.
- Tepuk-tepuk punggung bayi dengan lembut agar ia bersendawa sehabis makan (menyusu). ibu dapat melakukannya dengan meletakkannya pada salah satu pundak. Pastikan kepala dan lehernya tersangga dengan baik. Usap punggungnya hingga dia bersendawa. Tidak masalah bila ada sedikit makanan atau cairan yang keluar bersama sendawa.
- Bila bayi sudah diberikan MPASI (Makanan Pendamping ASI) berikan menu makanan bayi secara bertahap untuk penyesuaian dengan pencernaannya. Apalagi untuk makanan dengan kadar gula yang tinggi atau makanan yang dapat meningkatkan jumlah gas dalam usus sehingga memperburuk kondisi kesehatan bayi Anda.
Baca juga: Cara mengatasi bayi yang sering muntah “gumoh”.