Penanganan Muntaber Gastroenteritis pada anak

Muntaber atau Muntah Berak adalah suatu kondisi dimana muncul gejala Diare disertai muntah yang bisa juga merupakan bagian dari Gastroenteritis, yaitu peradangan pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung (Gastro) dan usus kecil (Entero). Maka dari itu gejala yang sering muncul adalah kombinasi dari diare, muntah, kram perut dan terkadang disertai demam.

Gastroenteritis juga sering disebut sebagai Stomach bug atau Stomach virus. Walaupun tidak berkaitan dengan influenza, penyakit ini juga sering disebut dengan flu perut atau flu lambung.

Muntaber atau Muntah Berak bisa dialami oleh siapa saja, tidak peduli berapa usia mereka dan di mana pun mereka tinggal.

Muntaber tidak boleh dianggap remeh seperti penyakit Diare pada umumnya, karena Muntaber akan sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan cepat, terutama pada: balita, manula dan orang yang bermasalah dengan sistem kekebalan tubuhnya. Sebab pada ketiga golongan ini sangat rentan mengalami dehidrasi atau kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam waktu yang sangat cepat. Apalagi cairan yang keluar pada kondisi Muntaber bisa melalui muntahan dan Diare (BAB), dan ini tentu akan memperburuk dan mempercepat kondisi dehidrasi yang terjadi.

Namun demikian, kebanyakan kondisi ini akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Gejala muntah biasanya akan berhenti dalam waktu 3 hari, sedangkan Diare biasanya berlangsung lebih lama yaitu 5-7 hari, tapi bisa juga lebih lama. Bila dilihat berdasarkan waktu lamanya, kondisi Diare dapat dibagi menjadi akut (kurang dari 14 hari), persisten (lebih dari 14 hari) dan kronik (lebih dari 1 bulan). Diare kronik dapat menjadi tanda adanya kelainan yang lebih serius, seperti adanya Infflamatory Bowel Disease.

Penyebab Muntaber Gastroenteritis

Sebagian besar sakit Muntaber atau Gastroenteritis biasanya disebabkan oleh virus, yaitu pada anak-anak umumnya disebabkan oleh Rotavirus, dan pada orang dewasa umumnya lebih disebabkan oleh Norovirus dan Campylobacter.

Penyebab lainnya adalah karena infeksi bakteri (atau racun bakteri) dan parasit. Bahkan penyakit non-infeksi seperti Irritable Bowel Syndrome dan Inflammatory Bowel Disease juga dapat menyebabkan Muntaber.

Bila dilihat dari faktor makanan, Muntaber bisa juga disebabkan oleh kondisi:

Dan yang perlu di ingat, selain yang telah Luvizhea.com sebutkan diatas, Muntaber bisa juga disebabkan oleh penularan akibat persinggungan langsung dengan orang yang terinfeksi. Dan akan mewabah saat musim pancaroba atau ketika terjadi banjir.

Gejala Muntaber Gastroenteritis

Gejala Muntaber pada umumnya hampir sama dengan gejala Diare pada umumnya, hanya saja gejala yang paling sering ditemui sebelum anak mengalami Muntaber adalah demam.

Bukan hanya itu, Muntaber juga ditandai dengan gejala kram pada perut dan nyeri ulu hati. Rasa sakit ini dapat berlangsung selama beberapa jam. Namun, gejala ini sulit di deteksi pada bayi. Sebab mereka hanya bisa menangis dan tidak dapat menyampaikan apa yang mereka rasakan. Untuk itu kenali tangisan bayi Anda.

Seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diawal, bayi atau siapapun yang mengalami Muntaber akan sering muntah dan disertai dengan sering Buang Air Besar (mencret), karena itu kondisi ini disebut dengan istilah Muntaber. Bahkan bila penyakit Muntaber semakin parah, kotoran (feses) yang keluar dapat berupa cairan saja. Atau bisa juga mengalami Buang Air Besar disertai darah bila kondisi ini disebabkan oleh infeksi akibat bakteri atau parasit, seperti halnya pada gejala Disentri.

Namun demikian, yang perlu diperhatikan: bila sesekali bayi Buang Air Besar encer bisa jadi itu adalah hal yang wajar (biasa terjadi). Karena faktanya bahwa bayi yang diberikan ASI biasanya memiliki tinja (feses) lebih encer dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Selain itu bagi bayi yang masih menyusu ASI, kotoran bayi juga dapat berubah tergantung apa yang telah dimakan oleh ibunya. Dan dengan semakin bertambahnya usia, frekuensi Buang Air Besar juga menjadi lebih jarang dengan feses yang lebih padat. Jadi ibu harus bisa membedakan apakah kondisi tersebut adalah kondisi Diare pada bayi atau bukan? dan pastikan juga muntahan yang terjadi tersebut apakah gumoh yang biasa terjadi pada bayi atau memang muntahan akibat kondisi yang lebih serius akibat infeksi virus atau bakteri.

Penanganan Muntaber Gastroenteritis pada balita dirumah

Hal yang sangat penting dalam penanganan diare pada umumnya termasuk Muntaber Gastroenteritis adalah dengan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, baik yang keluar melalui Muntah dan Buang Air Besar (BAB) maupun yang cairan masuk, untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

Saat bayi mengalami Muntaber, bila bayi masih menyusu, tetaplah berikan ASI kepada mereka. Cairan dan kandungan elektrolit yang terkandung dalam ASI bisa mencegah bayi mengalami dehidrasi. Bila bayi mengkonsumsi susu formula, sebaiknya ibu memberikan susu formula yang bebas laktosa. Hal ini perlu dilakukan karena laktosa berpotensi menjadikan kondisi diare semakin memburuk.

Selain itu, pemberian Oralit pada kondisi Muntaber jauh lebih baik dibandingkan dengan memberikan air putih biasa. Mengingat air putih biasa tidak memiliki kandungan elektrolit dan mineral yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dengan cepat.

Oralit bisa diberikan kepada siapa saja termasuk balita, anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami Diare biasa ataupun Muntaber Gastroenteritis. Karena Oralit mengandung elektrolit dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Oralit ini bisa dibeli di toko obat atau apotek secara bebas, tapi pastikan mengikuti petunjuk yang tertulis dalam kemasan. Tanyakan kepada Dokter atau apoteker untuk mengetahui lebih jelas mengenai aturan pakainya.

Berikut contoh pemberian cairan rehidrasi pada kondisi Muntaber:

  • Tanpa dehidrasi, yaitu anak dalam kondisi sadar, mau minum normal, kelopak mata normal, air mata banyak, mulut tidak kering, kulit tidak keriput, urin normal dan berat badan (BB) turun dibawah 5%. Terapi penggantian Cairan Rehidrasi Oral (CRO) adalah 10ml/kgBB/setiap diare dan 2-5ml/kgBB setiap muntah.
  • Dehidrasi ringan-sedang, yaitu anak sering rewel, gelisah, tampak kehausan dan minum dengan cepat, kelopak mata cekung, air mata berkurang, mulut kering, kulit pucat, urin berkurang, berat badan turun antara 5-10% dari BB sebelumnya. Terapi penggantian Cairan Rehidrasi Oral (CRO) adalah 75mg/kgBB/3jam.
  • Dehidrasi berat, yaitu kondisi anak sudah mulai sangat lemah, tidak sadar, tidak mau minum, kelopak mata sangat cekung, sangat kering, kulit pucat, berat badan turun melebihi 10% dari BB sebelumnya. Terapi rehidrasi yang dilakukan harus dengan cairan intravena (infus), untuk itu segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Bila anak menolak minuman rehidrasi seperti Oralit, tetap upayakan anak untuk meminum lebih banyak cairan, atau ibu bisa membuat jus buah jambu biji yang diencerkan dengan air putih tanpa gula. Bila kesulitan minum air, gunakan sedotan. Intinya, dorong anak untuk minum secukupnya, sedikit-sedikit tapi sering.

Selain itu, penderita Muntaber banyak mengeluarkan makanan melalui muntahnya. Sebaiknya berikan makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti: pisang, bubur, dan ikan. Berikan jeda waktu 10-15 menit setelah muntah atau Buang Air Besar terjadi, agar perut anak bisa beristirahat sejenak untuk menghindari muntah lanjutan.

Saat anak-anak mengalami Muntaber, hindari pantangan makanan seperti es krim, minuman bersoda (softdrink), permen, dan makanan manis lainnya. Karena makanan dan minuman tersebut dapat mengiritasi perut sehingga bisa memperburuk diare pada anak.

Setelah dipastikan tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau dehidrasi sudah teratasi, penaganan selanjutnya adalah mencari penyebab diarenya. Bila penyebabnya adalah virus, Muntaber dapat sembuh sendiri, dan penanganan yang paling penting disini adalah istirahat cukup dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

Antibiotik biasanya tidak diberikan untuk mengobati diare disertai muntah, karena kebanyakan kasus kondisi tersebut lebih disebabkan oleh infeksi virus. Antibiotik hanya bekerja untuk memerangi bakteri pada Disentri, yaitu mencret yang disertai adanya darah dalam tinja. Obat-obatan antibiotik tidak akan memiliki pengaruh terhadap virus yang menyebabkan Muntaber.

Namun ingat, jangan memberikan obat Aspirin pada anak-anak atau remaja yang sakit akibat infeksi virus. Dan juga, jangan memberikan anak obat-obatan lainnya untuk menghentikan diare, terutama obat diare yang tidak diresepkan oleh dokter, karena bisa berbahaya.

Saat Diare, biarkan semua isi perut keluar, jangan malah dihentikan, agar virus atau bakteri penyebab Muntaber cepat terbuang dari dalam tubuh. Dan juga jangan melawan muntah yang timbul, karena muntahan adalah cara tubuh untuk membersihkan diri dari penyakit yang menyerang pencernaan. Dengan menahan agar tidak muntah, itu hanya akan memperlama penyakit untuk sembuh.

Pastikan juga bagian bawah anak dibersihkan dengan lembut dan menyeluruh setiap kali selesai Buang Air Besar, untuk menghindari iritasi pada kulit.

Kapan kondisi Muntaber Gastroenteritis harus dibawah ke rumah sakit

Anak-anak yang terkena Muntaber tentu saja berada dalam kondisi yang bisa membahayakan jiwa mereka. Karena seperti yang Luvizhea.com jelaskan diawal, dehidrasi yang diakibatkan oleh Muntaber bisa terjadi dengan sangat cepat pada anak-anak, terutama mereka yang masih berusia sangat muda.

Untuk itu, ketika bayi Buang Air Besar encer 6 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir (dengan intensitas tidak seperti biasa), atau bila bayi mengalami muntah 3 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir, maka ibu dan suami tidak perlu banyak kompromi, saatnya untuk menghubungi Dokter terdekat segera mungkin, agar bayi Anda dapat mendapatkan pengganti cairan tubuh selain melalui mulut, yaitu melalui infus.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan Endoskopi untuk memeriksa kondisi saluran cerna, bila kondisi muntah terjadi secara terus menerus.

Dan, segera mencari pertolongan medis apabila bayi atau anak ibu mengalami kondisi berikut:

Mencegah Muntaber Gastroenteritis

Tindakan pencegahan Muntaber dilakukan dengan meminimalisir penyebab dari Muntaber itu sendiri. Misalnya:

Obat untuk Muntaber Gastroenteritis

Saat dirawat di rumah sakit, untuk mengatasi Muntaber biasanya Dokter akan meresepkan obat yang bisa untuk mengurangi muntah seperti Phenergan, Prochlorperazine (Compazine) dan Ondansetron (Zofran). Biasanya obat ini diresepkan sebagai suppositoria (yang dimasukan melalui anus) atau diberikan melalui infus untuk menghindari kemungkinan pasien memuntahkan obat setelah meminumnya. Dan untuk mengurangi Diare, Dokter juga akan meresepkan Diphenoxylate dan Atropine (Lomotil) atau Loperamide (Imodium).

Baca juga: Mengatasi anak sering muntah ketika minum obat.

Namun, bagaimana bila ingin mengobati Muntaber dengan cara alami?

Salah satu alternatif dalam mengatasi Muntaber secara herbal adalah dengan tanaman jambu biji. Penting untuk diingat bahwa bagian yang digunakan adalah daun jambu biji, karena dari dulu di percaya dapat mengatasi Diare. Caranya adalah dengan menyiapkan daun jambu biji sebanyak delapan lembar, satu buah pisang biji yang masih muda, dan satu sendok makan teh. Caranya: Haluskan ketiga bahan tersebut, kemudian seduh dengan menggunakan air panas sebanyak satu gelas, lalu saring. Berikan ramuan obat ini kepada orang dewasa yang menderita penyakit Muntaber tiga kali sehari. Namun bila penderitanya adalah anak- anak, cukup berikan sepertiga gelas sekali minum.

Rebusan daun jambu biji ini terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ini artinya, rebusan daun jambu biji mempunyai sifat anti diare, terutama yang disebabkan infeksi bakteri tersebut. Karena daun jambu biji tinggi akan kandungan zat tanin, yaitu senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, zat tanin juga menjadi penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein.

Bukan hanya itu saja, buah jambu biji juga bermanfaat untuk mengatasi dehidrasi akibat muntaber, ibu bisa membuat jus dari buah jambu biji, namun ingat sebaiknya jangan menggunakan gula.

Untuk mengatasi gejala muntah yang terjadi, ibu dapat memberikan minuman (wedang) jahe atau teh peppermint. Peppermint dapat mengurangi kejang di perut penyebab muntah, karena sifatnya yang menenangkan saluran pencernaan secara keseluruhan. Sedangkan jahe memiliki sifat anti inflamasi yang juga dapat menenangkan perut. Seperti yang kita ketahui Muntaber atau Gastroenteritis merupakan peradangan pada saluran pencernaan sehingga penggunaan jahe bisa menjadi salah satu solusi dalam meredakan gejala Muntaber. Namun yang perlu diperhatikan sebaiknya jangan memberikan obat herbal ini kepada bayi dibawah usia 5 tahun.

Categories:
Tags: , , ,
Berbagi artikel di: