Penyakit alergi termasuk penyakit genetik atau keturunan, yang disebabkan oleh antibody Imulobin E (lg E), selain itu bisa juga akibat ketidak matangan saluran cerna, dan paparan yang menyebabkan alergi itu terjadi. Seseorang yang memiliki bakat alergi, akan terus menderita alergi sampai ia dewasa. Meski demikian manifestasi alergi saat dewasa dengan saat masih anak-anak akan berbeda.
Apa saja yang termasuk kategori alergi?
Yang termasuk kategori alergi adalah :
- Rinitis alergi, ditandai oleh bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal dan berair.
- Konjuntivitis alergi, ditandai oleh mata gatal, merah berair, kelopak mata bengkak.
- Urtikaria (Biduran, Kaligata), ditandai oleh kulit bentol, merah dan gatal.
- Asma, ditandai oleh batuk lama, sesak nafas, bunyi mengi waktu bernafas.
- Dermatitis (eksim), ditandai oleh kulit merah, gatal, mengelupas, kasar.
- Alergi pada saluran pencernaan, ditandai oleh mual, muntah, mulas, dan diare.
Baca juga: Cara mengatasi Flu, Pilek & Batuk pada Bayi.
Bagaimana cara mengetahui apabila seseorang memiliki alergi?
Untuk mengetahui seseorang apakah menderita penyakit alergi dapat kita periksa kadar lg E dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0.1-0.4 ug/ml dalam serum). Dengan melakukan test alergi, maka Anda akan mengetahui dengan pasti penyebab alergi sehingga Anda bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.
Salah satu test yang dapat dilakukan adalah dengan metode Skin Prick Test , tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu, tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting, dan lain sebagainya. Tes ini dilakukan pada kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang di uji ditusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus yang panjang mata jarum 2 mm, jadi tidak menimbulkan luka, hanya sedikit berdarah dikulit.
Hasilnya dapat diketahui dalam waktu 30 menit. Apabila positif alergi terhadap alergen tertentu, akan timbul bentol merah dan gatal. Tapi ada syaratnya dalam melakukan tes ini, yaitu: usia yang di anjurkan 4 sampai dengan 50 tahun dan Anda harus dalam keadaan sehat, bebas obat yang mengandung Antihistamin untuk obat anti alergi selama 3 sampai 7 hari tergantung dari jenis obatnya. Test seperti ini bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik THT terdekat di tempat Anda.
Baca juga: Cara mengatasi sakit mata merah pada bayi.
Bagaimana mencegah alergi sejak dini?
Orangtua sering tidak sadar bahwa bayinya sudah terserang alergi. Gejala yang mirip pilek, seperti hidung meler, ruam pada kulit, sakit perut atau bayi yang rewel bisa jadi sebuah pertanda adanya alergi. Banyak orangtua menganggap hal ini biasa terjadi akibat pilek, sakit perut biasa, atau sekadar rewel, terutama apabila gejala ini hanya muncul sebentar-sebentar, datang dan pergi.
Ketika bayi memiliki reaksi alergi, ini adalah hasil dari respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Sistem kekebalan diprogram untuk menangkal penyakit, akan tetapi terkadang ia bereaksi terhadap substansi yang tidak berbahaya, misalnya debu yang dianggap sebagai serangan parasit, virus, atau bakteri. Untuk melawannya, sistem imun memproduksi secara berlebih protein pelindung yang disebut antibodi. Produksi yang berlebihan ini menyebabkan pembengkakan dan terlukanya jaringan, misalnya hidung tersumbat. Yang perlu Ibu ketahui, Reaksi alergi pada bayi bisa berulang kembali saat bayi terpapar alergen, yaitu sesuatu yang memicu reaksi kekebalan tubuhnya.
Baca juga: Cara mengatasi bayi yang sering muntah gumoh.
Kebanyakan para ibu, alih-alih menemukan apa pemicu alergi pada anaknya, mereka lebih suka mengobati bayi yang terkena alergi dengan salep atau obat untuk menghilangkan efek alergi. Padahal alergi bisa dikenali sejak dini untuk memberikan penanganan yang tepat. Apabila Ibu hanya memberi obat alergi saja, dalam jangka panjang, ketergantungan pada obat ini bisa menyebabkan pengeroposan tulang dan memberatkan kerja ginjal. Untuk itu sebelum semua terlanjur, sangat penting untuk para ibu mencegah alergi ini sejak dini, sehingga dalam tumbuh kembang anaknya kelak, kemungkinan mengalami alergi akan sangat kecil.
Cara mencengah alergi sejak dalam kandungan
Untuk mencegah alergi bisa dilakukan sejak ibu mengandung. Bagi Ibu hamil sebaiknya banyak mengkonsumsi sayuran dan buah. Cara ini dapat menurunkan kemungkinan memiliki bayi dengan alergi tertentu.
Dr Yoshihiro Miyake dan rekannya dari Fukuoka University di Jepang menemukan asupan sayuran hijau dan kuning serta buah-buahan yang mengandung betakaroten tinggi yang umumnya berwarna merah dan orange, apabila di konsumsi Ibu hamil dalam jumlah banyak dapat mengurangi resiko memiliki bayi dengan gangguan kulit seperti eksim: gatal, kulit kering dan merah-merah pada kulit.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa memberikan ASI sampai empat bulan pertama usia bayi juga dapat membantu mencegah alergi pada anak.
Bagaimana mengatasi alergi dengan efektif?
Dalam mengatasi alergi dengan efektif, sebaiknya Anda memperhatikan hal-hal kecil untuk mencegah alergi secara umum seperti yang Luvizhea.com sebutkan dibawah ini:
- Jaga selalu kesehatan tubuh dan lingkungan.
- Pindahkan sarang debu seperti pernak-pernik, buku, hiasan dinding, dan sebagainya.
- Bila Anda alergi pada bulu binatang, jangan membiarkan binatang berbulu masuk ke dalam ruangan.
- Hindari penggunaan kain yang terbuat dari wool atau bahan dari bulu.
- Hindari tanaman berbunga atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara.
- Gunakan pembersih udara elektrik untuk membersihkan debu, jamur atau polen dari udara.
- Gantilah karpet permadani dengan karpet yang terbuat dari bahan katun.
- Gantilah gorden berat yang menangkap dan menyimpan debu dengan tirai yang dapat dicuci.
- Apabila Anda alergi terhadap jenis makanan tertentu, hindari makanan penyebab alergi tersebut.
- Hindari pijatan kuat dan scrub, jangan terlalu sering mencuci wajah. Gunakan air hangat, tidak dingin atau terlalu panas dalam Anda mencuci wajah ataupun untuk mandi.
- Saat mengeringkan tubuh atau wajah, jangan menggosok terlalu keras, berikan tepukan ringan dengan handuk yang lembut.
- Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.
Baca juga: Cara mengatasi diare pada bayi.