fbpx
ARTIKEL

Apakah puasa aman bagi Ibu hamil dan janin?

| Luvi Zhea

Tips berpuasa saat hamil agar janin amanPuasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah wajib dan merupakan salah satu dari rukun Islam. Bagi Anda yang beragama Islam tentu bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang penuh rahmat dan ampunan, dimana semua orang berlomba-lomba meningkatkan Ibadahnya, tidak terkecuali bagi Ibu hamil. Namun pertanyaannya, apakah puasa aman bagi janin?

Kondisi hamil sebenarnya bukan penghalang bagi ibu hamil untuk berpuasa. Apabila ibu hamil meninggalkan puasa Ramadhan, maka mereka tetap harus menggantinya di lain hari. Sebab puasa di bulan Ramadhan tetap merupakan kewajiban bagi umat muslim.

Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa berpuasa berdampak sangat baik bagi kesehatan seseorang. Tidak terkecuali bagi Ibu hamil dan janin, karena beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa berat badan bayi baru lahir tidak dipengaruhi oleh kondisi berpuasa atau tidak berpuasanya sang ibu ketika ia hamil, begitu juga dengan IQ sang bayi.

Dengan kata lain, melakukan ibadah puasa saat sedang hamil tidak akan mempengaruhi secara langsung kondisi kesehatan dan perkembangan janin yang Ibu kandung. Jadi puasa aman bagi janin. Karena perubahan pola makan saat Ibu berpuasa tidak akan membuat bayi kekurangan persediaan asupan gizi dan makanan. Mengapa demikian? Karena bayi di dalam kandungan mendapatkan asupan makanannya dari plasenta melalui aliran darah. Jadi meskipun pola makan Ibu hamil berubah, asalkan Ibu tetap mengkonsumsi makanan sehat yang dibutuhkan selama kehamilan, maka janin yang di kandungnya akan tetap mendapatkan kecukupan zat gizi dan mineral penting untuk mendukung pertumbuhannya.

Memang dalam beberapa kajian juga menyatakan bahwa sampel darah ibu hamil yang berpuasa dan tidak berpuasa menunjukan perubahan namun hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan ibu dan aman bagi janin, selama masih dalam ambang batas wajar. Gangguan yang dikhawatirkan ketika Ibu hamil berpuasa adalah resiko ketidakstabilan gula darah, yang bisa mengakibatkan kadar gula darah bisa di bawah normal. Untuk itu sebaiknya Ibu hamil tidak memaksakan diri berpuasa apabila kondisi kehamilannya kurang sehat.

Dan saran kami, sebelum memutuskan berpuasa saat hamil, ada baiknya Ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dokter kandungan.

Kapan Ibu hamil tidak diperbolehkan berpuasa?

Seperti yang Luvizhea.com sebutkan diatas, ibadah puasa bukan menjadi halangan bagi Ibu hamil untuk menjalankan kewajibannya, tetapi apabila kondisi Ibu hamil tidak memungkinkan, sebaiknya Ibu hamil tidak memaksakan diri untuk berpuasa. Seperti halnya Ibu hamil dengan beberapa masalah kesehatan diantaranya diabetes, gangguan ginjal, hati, asma, tekanan darah tinggi, resiko kelahiran bayi prematur, mengandung bayi kembar, dan gejala penyakit lainnya yang dapat membahayakan kehamilan.

Selainnya masalah kesehatan diatas, sebaiknya yang perlu Ibu hamil perhatikan untuk tidak melakukan puasa yaitu pada usia kehamilan trimester pertama. Saat ini tubuh masih menyesuaikan diri dengan kehamilan, dan fluktuasi hormon bisa membuat Ibu hamil mengalami morning sickness yaitu mual dan muntah di pagi hari. Apabila Ibu hamil mengalami mual muntah yang berlebih maka Ibu hamil dapat kekurangan cairan bahkan dehidrasi.

Kadar hormon kehamilan (beta-HCG) yang masih cukup tinggi selain membuat Ibu hamil merasa mual juga dapat membuat rasa kembung, dan lemas pada Ibu hamil. Yang tentunya akan mengganggu ibadah puasa saat Ibu hamil. Kadar hormon beta-HCG ini akan berkurang apabila Ibu hamil sering Buang Air Kecil, dalam kondisi berpuasa biasanya Ibu hamil akan semakin jarang Buang Air Kecil secara teratur, sehingga kadar hormon beta-HCG dalam darah bisa meningkat drastis, hal inilah yang dapat memperparah keadaan.

Baca juga: Mengatasi beberapa keluhan saat hamil muda.

Saat kehamilan pada trimester ketiga, janin membutuhkan asupan makanan lebih banyak seiring pertumbuhan janin yang semakin membesar. Dan Ibu hamil perlu menambah kalori sebanyak 300 kkal dari makanannya sehari-hari. Apabila tidak, biasanya ibu yang hamil tua akan lebih cepat lemas dan letih. Namun, apabila kondisi fisik Ibu hamil memang memungkinkan, menjalankan ibadah puasa sebenarnya tidak akan menjadi masalah di usia kehamilan berapapun, termasuk di trimester ketiga ini. Akan tetapi saat Ibu hamil akan memasuki proses melahirkan, sebaiknya Ibu tidak berpuasa. Karena proses persalinan secara normal, akan menguras banyak tenaga.

Tips saat menjalankan ibadah puasa bagi Ibu hamil

Bagi Ibu hamil yang sedang berpuasa, saat makan sahur dan berbuka puasa menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam mencukupi asupan nutrisi bagi Ibu dan janin, agar kehamilan tetap lancar dan aman.

Untuk itu Ibu hamil bisa membaca: Tips yang perlu diperhatikan saat sahur dan berbuka puasa bagi Ibu hamil.

Disarankan juga bagi Ibu hamil untuk istirahat dengan cukup dan beraktivitas dengan bijak sesuai kondisi tubuh saat sedang menjalankan ibadah puasanya.

Dan sebaiknya Ibu hamil segera membatalkan puasa ketika Ibu mengalami tanda-tanda:

  • Mual muntah lebih dari 3 kali.
  • Mengalami diare yang diikuti rasa mulas dan melilit.
  • Mengalami mimisan karena pembuluh darah pecah pertanda kondisi tubuh sudah tidak stabil.
  • Lemas, pusing diikuti dengan mata yang berkunang-kunang pertanda Hipoglikemia dikhawatirkan janin mengalami kekurangan gizi.
  • Mengalami keringat berlebih khususnya keringat dingin pertanda bahwa kondisi fisik Ibu hamil sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa.

Periksa kehamilan sesuai jadwal, dan apabila Ibu merasa ada perubahan yang tidak biasa seperti penurunan berat badan ideal saat hamil, atau bila gerakan bayi dalam kandungan tidak se-aktif biasanya, segera konsultasikan dengan Dokter kandungan. Dokter mungkin akan meminta Ibu hamil menghentikan puasa sampai kondisi Ibu kembali prima untuk berpuasa, atau memperbaiki konsumsi makanan ketika sahur dan berbuka puasa agar kondisi janin tetap aman saat ibu hamil berpuasa.

Bagikan ini di: