fbpx
ARTIKEL

Kaki bengkak setelah melahirkan (Edema Postpartum)

| Luvi Zhea

Edema PostpartumSalah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu pasca melahirkan adalah pembengkakan pada bagian betis hingga tungkai kaki. Dimana pembengkakan tersebut lanjutan dari kondisi yang sudah ada sebelumnya (terutama ketika hamil tua). Atau bisa jadi ibu baru mengalaminya selepas masa persalinan, atau dalam istilah medis kondisi ini masuk dalam kondisi Edema Postpartum.

Dalam kondisi Edema Postpartum, yang mengalami pembengkakan ini bukan hanya terjadi pada daerah kaki saja, melainkan seluruh tubuh (terutama pada bagian wajah serta tangan) juga bisa mengalami pembengkakan, atau orang jawa menyebutnya dengan istilah Sembab.

Apakah kondisi Edema Postpartum (Kaki bengkak) berbahaya bagi ibu yang baru melahirkan?

Berbahaya atau tidaknya kondisi ini sebenarnya lebih ditentukan oleh penyebab yang mendasarinya. Penyebab kaki bengkak setelah melahirkan bisa bermacam-macam. Hal ini bisa merupakan kondisi yang normal terjadi maupun kondisi yang harus diwaspadai oleh ibu karena berhubungan dengan masalah kesehatan.

Namun demikian sebagian besar kondisi ini adalah kondisi yang normal adanya, tidak perlu dikhawatirkan, karena akan kembali pulih (mengecil) dengan sendirinya. Hanya saja kondisi ini dapat merusak pengalaman pertama ibu dalam mengurus bayi yang baru saja dilahirkan. Bagaimana tidak ukuran kaki yang tidak proporsional ini sering membuat ibu susah untuk menggerakkan kaki karena beratnya yang juga ikut bertambah, sehingga mengganggu kenyamanan dalam ibu mengurus dan berinteraksi dengan bayinya.

Penyebab terjadinya Edema Postpartum (Kaki Bengkak)

Pada dasarnya kaki bengkak disebabkan oleh adanya beberapa perubahan dalam tubuh karena proses kehamilan dan kelahiran, atau bisa jadi kondisi tersebut akibat komplikasi dari riwayat penyakit tertentu.

Produksi cairan yang berlebih dan faktor hormonal selama masa kehamilan

Saat hamil, tubuh ibu memproduksi lebih banyak cairan (termasuk sel darah merah), serta produksi hormon Estrogen dan Progesteron juga akan semakin meningkat untuk mendukung dan mempertahankan kehamilan yang sedang berlangsung.

Jumlah (volume) cairan ini bisa meningkat hingga 50 persen lebih banyak dibanding ketika ibu sedang tidak hamil. Dan salah satu efek peningkatan hormon ini adalah mempertahankan cairan tersebut agar tidak semakin berkurang, karena hormon ini dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh.

Namun yang menjadi masalah, tidak semua volume darah dan cairan yang banyak ini keluar selama proses persalinan. Dan hormon yang meningkat tersebut juga tidak segera menurun setelah proses persalinan selesai. Sehingga kombinasi antara volume cairan yang masih banyak dalam tubuh disertai dengan retensi cairan akibat perubahan hormonal, bisa membuat bagian tubuh tetap bengkak setelah melahirkan. Dan bagian tubuh paling bawah (kaki) akan mengalami pembengkakan yang lebih parah akibat adanya gaya gravitasi.

Tekanan akibat pembesaran rahim saat trimester akhir kehamilan

Saat memasuki trimester ketiga kehamilan, pembesaran rahim dapat menekan pembuluh vena di kaki, sehingga aliran darah balik dari kaki ke jantung menjadi terhambat. Apalagi Ligamen atau Jaringan ikat pada saat kehamilan menjadi lebih longgar untuk mempermudah proses persalinan nantinya, hal ini menjadi alasan mengapa terjadi penumpukan cairan di bagian tubuh bagian bawah (terutama pada bagian betis dan tungkai kaki) pada saat kehamilan, bahkan bertahan atau semakin menjadi setelah melewati masa persalinan.

Akibat dari proses persalinan yang dilakukan

Selain akibat perubahan tubuh selama proses kehamilan, Edema Postpartum dapat juga disebabkan oleh proses melahirkan secara normal. Hal ini terjadi karena saat proses persalinan ibu diharuskan untuk mengejan. Sedangkan saat mengejan tersebut, akan terjadi peningkatan tekanan ke berbagai area tubuh, sehingga bisa menyebabkan cairan tubuh menumpuk pada bagian tubuh tertentu (seperti wajah, kelopak mata, lengan, dan kaki) sehingga pada area tersebut akan tampak bengkak.

Namun demikian, walau ibu melahirkan dengan jalan Operasi Caesar, ibu masih dapat mengalami Edema Postpartum ini. Hal ini karena saat persalinan, ibu akan mendapatkan suplai cairan dari Infus selama proses Caesar berlangsung. Dengan begitu cairan dalam tubuh juga akan semakin meningkat dan cenderung menumpuk dalam tubuh sehingga menyebabkan Edema Lokal.

Komplikasi penyakit saat masa kehamilan dan persalinan

Pre-eklampsia adalah gangguan kehamilan yang sering terjadi, ditandai oleh tekanan darah tinggi (Hipertensi) dan kandungan protein yang tinggi dalam urin membuat ginjal terganggu atau tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga membuat cairan dapat menumpuk di kaki dan mengakibatkan pembengkakan.

Selain itu, keluhan kaki bengkak bisa saja berhubungan dengan gangguan riwayat penyakit diabetes, ginjal, jantung, Hipoalbuminemia (kekurangan protein dalam darah), gangguan pembengkuan darah, dan lain sebagainya. Bila ibu memiliki riwayat penyakit tersebut, bengkak kaki setelah melahirkan perlu di waspadai.

Cara Mengatasi Edema Postpartum (Kaki bengkak) setelah melahirkan

Seperti yang telah Luvizhea.com jelaskan diatas, Edema Postpartum (termasuk: Kaki dan tangan bengkak, wajah tembem) ini sebenarnya adalah hal yang normal dan umumnya akan mereda dengan sendirinya, dalam waktu kurang lebih 10 hari sejak masa persalinan.

Dalam waktu beberapa hari, tubuh ibu akan kembali meregulasi kelebihan cairan selama masa kehamilan tersebut dengan berbagai proses alami yang dilakukan oleh ginjal, baik itu melalui urin maupun keringat. Ini yang membuat ibu terkadang lebih sering untuk Buang Air Kecil atau berkeringat setelah melahirkan. Dan tentu saja proses ini tidak akan mengganggu proses menyusui maupun kesehatan ibu secara keseluruhan.

Baca juga: Mengatasi payudara bengkak saat masa menyusui.

Untuk mempercepat proses ini dan agar Edema Postpartum tidak menjadi lebih parah berikut beberapa tips cara mengatasi kaki bengkak pasca melahirkan.

Atur posisi kaki dengan benar

Pastikan kaki Ibu mendapat istirahat cukup dengan tidak berdiri sepanjang hari dan hindari duduk dengan menyilangkan kaki karena berisiko menghambat peredaran darah. Selain itu, hindari juga duduk dengan bagian kaki yang menggantung karena juga bisa menyebabkan bengkak lebih parah pada bagian kaki tersebut.

Bila tiba-tiba kaki terasa begitu kencang baik saat sedang duduk maupun sedang tiduran. Sebaiknya letakan ganjalan untuk menyangga kaki agar posisi telapak kaki menjadi lebih tinggi daripada pinggul (ketika sedang duduk) atau lebih tinggi daripada jantung (ketika sedang berbaring). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi pembengkakan.

Lakukan pemijatan atau Akupuntur

Pemijatan bagian kaki juga bisa dilakukan bila ibu tidak mengalami kaki bengkak yang terlalu parah. Selain itu, cara ini sebaiknya tidak dilakukan bila bengkak yang terjadi tergolong parah atau terasa sakit saat disentuh. Mintalah suami ibu untuk memijat lembut kaki yang bengkak, mulai dari bawah ke atas. Namun ingat, hindari pemijatan yang kuat sehingga menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada area yang di pijat.

Ibu juga bisa melakukan terapi Akupuntur untuk mengurangi kaki bengkak setelah melahirkan yang biasa dilakukan dalam pengobatan China. Berbeda dengan pemijatan yang bisa meminta bantuan pada suami, terapi Akupuntur ini harus dilakukan oleh ahli yang sudah berpengalaman. Dengan menggunakan jarum khusus Akupuntur, maka akan merangsang titik-titik pada tubuh agar dapat membantu meningkatkan aliran darah dan fungsi ginjal menjadi lebih baik.

Perhatikan pola makan baik saat hamil maupun pasca melahirkan

Dengan mengkonsumsi makanan sehat yang tepat, tentu hal ini dapat memberikan energi yang dibutuhkan tubuh setelah proses persalinan yang melelahkan, selain itu dapat mensuplai gizi untuk masa menyusui, serta dapat mencegah berkembangnya Edema Postpartum.

Sebenarnya dengan melakukan diet sehat (mengkonsumsi makanan sehat) sejak masa kehamilan, risiko kaki bengkak setelah persalinan dapat di minimalisir. Diet sehat tersebut meliputi:

  1. Mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat kompleks.
  2. Mengkonsumsi makananmengandung protein rendah lemak, seperti daging ayam, telur, dan kacang.
  3. Mengkonsumsi makanan kaya serat untuk menghindari sembelit, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
  4. Mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang dapat membantu kerja ginjal, yaitu makanan yang kaya akan vitamin C dan E, seperti jeruk, brokoli, kubis, tomat, dan kacang almond.

Selain itu, sebaik ibu juga kurangi asupan garam pada makanan yang di konsumsi. Apalagi bila kaki bengkak tersebut diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan terhadap riwayat penyakit Hipertensi atau Pre-eklampsia yang mungkin ibu alami.

Kenapa demikian? Karena garam bisa membuat ginjal menahan cairan di dalam tubuh, sehingga pembengkakan akan terus berlanjut bila hal ini tidak diperhatikan secara serius. Selain itu konsumsi garam pada penderita Hipertensi juga akan berpengaruh pada jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Kandungan garam yang banyak dalam darah juga dapat merusak pembuluh darah dan Arteri dalam jantung sehingga bisa meningkatkan risiko Stroke dan penyakit jantung.

Dan pengurangan dari penggunaan garam yang dimaksud Luvizhea.com disini adalah untuk semua jenis garam, jadi bukan hanya garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak saja, melainkan juga pembatasan kandungan pada jenis garam lain yang biasa digunakan pada produk makanan olahan atau makanan kaleng seperti Natrium Klorida (NaCl) dan Sodium karbonat, termasuk penyedap masakan yang sering ibu gunakan seperti MSG (Monosodium Glutamat). Selengkapnya bisa dibaca pada: Pantangan makanan untuk penderita Hipertensi.

Minum air putih minimal 8 gelas sehari

Memang terdengar aneh, ingin mengatasi kaki bengkak setelah melahirkan (yang identiknya disebabkan oleh penumpukan cairan) tapi malah disuruh banyak minum, apakah hal tersebut tidak membuat kaki tambah bengkak, karena cairan dalam tubuh semakin bertambah? Namun pada kenyataannya minum banyak air putih ini dapat membantu tubuh membuang kelebihan cairan yang tersimpan dalam tubuh, karena hal ini mendukung ginjal untuk selalu sehat dan melakukan fungsinya dengan baik. Selain itu dengan banyak minum air putih, maka dapat membantu tubuh membersihkan (menetralkan) racun dalam tubuh yang dapat memicu komplikasi setelah melahirkan, termasuk yang menyebabkan pembengkakan pada kaki.

Merendam kaki dengan air hangat atau dengan air garam

Ibu juga bisa merendam kaki dengan air hangat yang sudah dicampur dengan minyak esensial. Merendam kaki dengan air hangat dan minyak esensial juga bisa meningkatkan sirkulasi darah, meredakan ketegangan otot kaki, mencegah varises, menghilangkan pegal-pegal, serta bersifat menenangkan.

Bila dikonsumsi berlebih, garam dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh sehingga memperparah kondisi Edema Postpartum. Namun bila penggunaanya untuk merendam kaki, justru sebaliknya, dapat mengatasi kondisi Edema Postpartum. Hal ini disebabkan garam memiliki kandungan mineral yang membantu mengurangi kelelahan dan mengurangi pembengkakan yang terjadi.

Jangan menahan hasrat untuk Buang Air Kecil

Biasanya, kebanyakan ibu yang baru saja melahirkan, terutama mereka yang menempuh persalinan normal, rela menahan hasrat untuk Buang Air Kecil (Pipis) dengan alasan takut Jahitan Episitomi tidak kering-kering dan akan terasa perih.

Justru hal tersebut akan membuat kondisi Edema Postpartum akan semakin lama pulih, karena proses metabolisme tubuh terhambat. Parahnya lagi dengan menahan untuk Buang Air Kecil tersebut juga dapat menyebabkan Infeksi Saluran Kencing (ISK). Jadi jangan pernah menunda untuk Buang Air Kecil.

Lakukan olahraga ringan

Olahraga ringan seperti yoga atau berjalan-jalan ringan di sekitar rumah dapat membantu mengurangi bengkak pada kaki setelah melahirkan, karena dengan berolahraga mampu meningkatkan sirkulasi darah.

Kapan kondisi Edema Postpartum (Kaki bengkak) harus dibawa ke Dokter?

Meski Edema Postpartum (Kaki bengkak) merupakan hal yang normal dan umumnya tidak berbahaya, namun sebaiknya Ibu memeriksakan diri ke Dokter bila mengalami:

  • Pembengkakan kaki yang tidak kunjung mereda selama lebih dari satu minggu,
  • Pembengkakan yang diiringi sakit kepala yang sangat parah dan nyeri pada kaki,
  • Disertai juga gangguan penglihatan,
  • ibu sering mual dan muntah,
  • Volume urin menurun drastis,
  • Ibu merasa sakit perut pada bagian perut atas,

Karena bisa jadi kondisi ini merupakan gejala Potspartum Pre-eklampsia akibat riwayat Hipertensi yang ibu miliki.

Selain itu waspadai juga pembengkakan yang hanya terjadi pada salah satu kaki atau pergelangan kaki dan disertai rasa nyeri yang tidak tertahankan. Hal ini dapat gejala dari terbentuknya gumpalan darah yang menghambat aliran pembuluh darah vena, atau bisa jadi gejala dari Deep Vein Thrombosis (DVT).

Baca juga: Cara cepat menyembuhkan bekas jahitan saat melahirkan normal.

Bagikan ini di: